nusabali

Super Blue Moon, Waspada Banjir Rob di Pesisir Bali

  • www.nusabali.com-super-blue-moon-waspada-banjir-rob-di-pesisir-bali

MANGUPURA, NusaBali - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar memperkirakan adanya potensi banjir rob di seluruh pesisir atau pantai yang ada di sebelah selatan Pulau Dewata.

Hal ini terjadi karena adanya fenomena fase bulan purnama (full moon) yang berpotensi terjadinya ketinggian air laut maksimum. Bulan Purnama kali juga dinamakan Super Blue Moon, karena terjadi saat bulan posisinya di titik terdekat dengan bumi. Selain itu karena terjadi dua kali purnama di bulan yang sama dan lebih besar dibanding bulan purnama di bulan-bulan lainnya.

Koordinator Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar, I Nyoman Gede Wirajaya menerangkan fase bulan purnama itu terjadi pada 31 Agustus-3 September 2023 mendatang, sehingga berpotensi meningkat ketinggian air laut. Berdasarkan pantauan data water level dan pasang surut air laut, banjir rob berpotensi terjadi di semua pesisir bagian selatan Bali. Adapun wilayah tersebut mulai dari pesisir Selatan Jembrana, pesisir Selatan Tabanan, pesisir Selatan Badung, pesisir Selatan Denpasar, pesisir Selatan Gianyar, Pesisir Selatan Klungkung dan pesisir Selatan Karangasem.

"Semua pesisir di selatan itu berpotensi terdampak. Ini disebabkan adanya fenomena fase bulan purnama," ungkapnya, Rabu (30/8). Meski terjadi dalam kurun waktu empat hari, Wirajaya mengaku kalau potensi terjadinya banjir Rob itu berbeda waktu dan jam setiap wilayah. Untuk itu, diimbau kepada masyarakat di pesisir sebelah selatan, pelaku wisata, pelabuhan penumpang, bongkar muat barang dan petani tambak garam untuk selalu waspada dan siaga atas hal itu. "Selalu memperhatikan update Informasi dari instansi resmi dan juga BBMKG. Hal ini semata untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan," imbau Wirajaya.

Sementara dilansir dari kompas.com, fenomena super blue moon akan berlangsung mulai, Rabu (30/8) malam hingga Kamis (31/8) malam. Super blue moon adalah fenomena supermoon saat Bulan di langit tampak lebih besar daripada hari-hari lainnya. Menurut Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), supermoon terjadi saat orbit Bulan berada paling dekat dengan Bumi, dan tepat saat purnama. Ketika purnama berada di titik terdekat atau perigee inilah, cahayanya akan sedikit lebih terang dan lebih besar dari purnama biasa. Namun, peneliti astronomi dan astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Clara Yono Yatini mengungkapkan, peristiwa super blue moon tidak berarti bahwa Bulan purnama akan berwarna biru.

Sebab, pemberian kata ‘blue’ hanya merujuk pada penamaan purnama kedua dalam satu bulan kalender. "Tidak (berwarna biru). Blue moon itu hanya istilah yang digunakan apabila dalam satu bulan kalender terjadi dua kali purnama," terang Clara kepada kompas.com, Rabu kemarin. 7 dar

Komentar