nusabali

Yowana Desa Mambal Wakili Badung Pentaskan Janger Tradisi Remaja di PKB 2023

  • www.nusabali.com-yowana-desa-mambal-wakili-badung-pentaskan-janger-tradisi-remaja-di-pkb-2023
  • www.nusabali.com-yowana-desa-mambal-wakili-badung-pentaskan-janger-tradisi-remaja-di-pkb-2023

DENPASAR, NusaBali - Sanggar Seni Budaya Yowana, Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal menjadi Duta Kabupaten Badung membawakan tarian Janger Tradisi Remaja di ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) XLV 2023.

Muda-mudi yang berasal dari empat desa adat di Desa Mambal itu mejangeran dan sukses pesankan persatuan saat tampil di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali (Art Center), Rabu (21/6) sore.

Sebelum tampil di PKB XLV 2023, proses latihan dari Sanggar Seni Budaya Yowana Desa Mambal mendapatkan pembina tari dari I Gusti Ngurah Gede Oka Wiratmaja SSn, pembina vokal dan tari Ni Ketut Suryatini SSKar MSn, pembina tabuh I Wayan Gede Arnawa SSn dan I Ngurah Sutanaya Wisnawa SSn.

Ditemui di sela pementasan, Pembina Janger Tradisi Duta Kabupaten Badung Ni Ketut Suryatini SSKar MSn, mengatakan Tari Janger merupakan salah satu tari tradisional khas Bali yang cukup populer. Tari Janger termasuk dalam tari pergaulan muda dan mudi yang dibawakan secara berkelompok secara berpasang-pasangan antara putri dan putra. Para penari akan menari sambil menyanyikan lagu Janger secara bersaut-sautan dan mengikuti irama teriakan dari penari lainnya. Karena hal ini lah, irama dan teriakan dari penari membuat Tari Janger khas dan unik.


Pada Tari Janger Tradisi kali ini, Suryatini menyebut, Badung menampilkan garapan yang apik dengan tradisi yang kuat, namun dengan tetap menonjolkan sisi modern saat ini. Cerita yang diangkat pada pementasan ini disesuaikan dengan tema PKB 2023 ‘Segara Kerthi yakni mengangkat cerita Watugangga.

Cerita Watugangga berangkat dati cerita saat perang Ramayana berakhir. Diceritakan, kisah Watugangga yang merupakan anak dari Hanoman, dipelihara oleh Dewa Baruna dan diberi tugas untuk menjaga laut beserta isinya. ‘Dari cerita yang diangkat, ada pesan-pesan yang disampaikan, yakni agar kita bersama-sama menjaga, memuliakan kelestarian utamanya alam laut. Seperti tidak membuang sampah ke laut sembarangan, selalu menjaga kebersihan, serta menjaga keberlangsungan tanaman serta biota laut, sehingga bisa tetap lestari, bersih serta indah,” kata Suryatini. 

Dia yang juga sebagai pembina vokal dan tari ini menjelaskan, Janger Klasik sudah memiliki pakem sesuai tradisi. Namun ada sisi pengembangan-pengembangan yang disesuaikan dan tidak melenceng dari pakem yang ada. Seperti untuk struktur pepeson terdiri dari Janger Kecak (Pangaksama - Tabuh), Pepeson Kecak, Pepeson Janger, Dong Dabdabang, Bintang Siang, Tambur, Pusuh Biu, Janger Muda Mudi, Gotong Royong, Lakon, Tokoh-tokoh, 2 orang Punakawan, Watugangga, Hanoman, Dewi Trijata, dan terakhir Gending Mulih (Penutup).

“Pementasan kali ini melibatkan penari janger berjumlah 12 orang, penari kecak sebanyak 12 orang. Pemeran tokoh cerita ada sebanyak lima orang, pertama punakawan ada tualen dan merdah. Kemudian ada tokoh utama yakni watugangga, Hanoman dan Dewi Trijata. Total ada sebanyak 29 orang,” bebernya sembari menyebut jika persiapan sudah dilakukan sejak tiga bulan lalu.


Sementara itu, Ketua Karang Taruna Desa Mambal I Made Darmawan SKom MM, mengatakan sanggar ini merupakan wadah kreativitas dan aktivitas seni budaya gabungan dari Yowana di empat desa adat yang ada di Mambal dengan karakter dan perbedaan masing-masing. Dengan semangat untuk mewakili Mambal menjadi Duta Kabupaten Badung, perbedaan itu akhirnya bisa disatukan dalam pementasan Janger Tradisi Remaja ini.

“Di masing-masing desa adat ini, mulai ada geliatnya. Oleh karena itu kami di karang taruna memfasilitasi membentuk sanggar ini. Atas dasar itu, Mambal diberi kesempatan oleh Bupati Bandung Nyoman Giri Prasta untuk mewakili Kabupaten Badung,” jelasnya.

Ketua Sanggar Seni Budaya Yowana Desa Mambal I Wayan Gita Sudha Pratama Spar, menambahkan penampilan kali ini menjadi kebanggaan Desa Mambal. Apalagi yang dilibatkan merupakan perwakilan dari masing-masing desa, yang kemudian disatukan dalam seni Janger. Proses pembinaan selama tiga bulan ini melibatkan pembina tari, pembina vokal, tabuh, serta juga melibatkan tokoh seni di desa.

Sebagai ketua sanggar dirinya berharap penampilan ini bisa memotivasi remaja-remaja, baik di lingkungan Mambal maupun dari darah di luar Mambal dan kabupaten lain di Bali. Terutama dalam upaya tetap melestarikan tradisi ini. @ ind

Komentar