nusabali

Badung Salah Satu Kabupaten Memiliki RDTR Lengkap Se-Indonesia

  • www.nusabali.com-badung-salah-satu-kabupaten-memiliki-rdtr-lengkap-se-indonesia

MANGUPURA, NusaBali - Kabupaten Badung menjadi salah satu kabupaten yang memiliki Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) paling lengkap se-Indonesia.

Hal ini terungkap dalam Rapat Koordinasi Lintas Sektor Pembahasan Rancangan Peraturan Kepala Daerah (Ranperkada) tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kabupaten Badung Tahun 2023-2043 di Ruang Discovery Room Kartika Plaza Hotel Bali, Kamis (4/5).

Dalam rapat tersebut Kabupaten Badung membahas khusus perencanaan RDTR Kecamatan Petang. Sebab RDTR di 5 kecamatan lainnya, seperti Kecamatan Kuta Selatan, Kuta, Kuta Utara, Mengwi, dan Abiansemal, telah selesai.

Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), khususnya kepada Direktorat Jenderal Tata Ruang yang telah hadir langsung dalam rapat koordinasi tersebut. Terkait dengan RDTR tahun 2023-2043, Bupati Giri Prasta mengatakan bukan melihat jumlah, besar dan banyak tidaknya kecamatan, melainkan berbicara tentang komitmen. Baik komitmen dirinya selaku bupati, sekda beserta perangkat daerah, termasuk DPRD dan masyarakat. Hal itu membuat Kabupaten Badung menjadi salah satu kabupaten yang RDTR-nya yang paling lengkap di seluruh Indonesia.

“Dengan terciptanya RDTR se-Kabupaten Badung per kecamatan, di sini kita akan dapat meningkatkan kembali perekonomian di wilayah. Astungkara ke depannya akan kita buat pasar induk di Kabupaten Badung untuk menjaga betul sirkulasi perekonomian antara Badung Utara, Badung Tengah dan Badung Selatan, baik itu dari pariwisata dengan budayanya serta lahan pertaniannya,” ujar Bupati Giri Prasta.

Terkait dengan konsep pengembangan Kecamatan Petang, Bupati Giri Prasta menjelaskan, yang harus dilihat adalah karakteristik potensi wilayah setempat. Kecamatan Petang merupakan daerah konservasi, tentunya harus dijaga dengan baik dan menyelaraskan dengan perkembangan di sektor pariwisata, sehingga hal dikembangkan adalah bagaimana menghidupkan pariwisata berbasis agrowisata, dengan homebasenya desa wisata.


“Kalau berbicara tentang daerah desa wisata, di situ ada agrowisata yang berbasis dengan perkebunan, ekowisata yang berbasis dengan lingkungan dan health wisata yang berbasis dengan kesehatan, culture wisata yang berbasis dengan budaya dan hal ini harus kita jaga betul,” jelas Bupati Giri Prasta.

Masih menurut bupati asal Desa Pelaga, Kecamatan Petang ini, Badung memiliki luas 9.011 hektar, terbukti dapat menjaga dan mempertahankan lahan pertanian serta tetap bisa dilestarikan. Bahkan di daerah Belok Sidan yang berada di Badung Utara, justru ada lahan kering dijadikan lahan basah. “Hal ini merupakan salah satu komitmen pemerintah Kabupaten Badung untuk tetap menjaga kelestarian lahan sawah yang dilindungi,” tegas Bupati Giri Prasta.

Sementara Direktur Jenderal Tata Ruang Ir Gabriel Triwibawa, mengatakan dalam pengerjaan dan penyusunan RDTR memerlukan waktu yang cukup lama bahkan hampir satu dasawarsa. Tentu itu tidak akan mengurangi keakuratan data, karena dalam waktu yang tidak lama pasti selalu ada pemutakhiran data. Penyusunan RDTR tidak bisa dilaksanakan buru-buru dan tidak bisa juga lambat, tapi yang penting akurat dan tepat.

“Terima kasih kepada Bapak Bupati Badung beserta jajaran dan Ketua DPRD yang telah menginisiasi penyusunan RDTR. Kita tidak melihat banyak sedikitnya kecamatan dalam kabupaten, kita juga tidak melihat luasnya, tetapi menurut catatan saya di seluruh Indonesia yang seluruh kecamatan itu menjadi lengkap hanya berada di Kabupaten Badung,” bebernya.

Ditegaskannya, lengkap tidaknya RDTR tidak ditentukan banyak sedikitnya ataupun besar kecilnya. Namun hal itu lebih kepada representasi komitmen pemerintah daerah antara eksekutif dan legislatif dan rakyat untuk mempresentasikan dan mendorong menyiapkan lapak-lapak untuk kepentingan pembangunan. “Sebab tanpa lapak itu, maka pembangunan yang dilakukan itu jangan-jangan hanya sebuah improvisasi semata, tidak ada hal yang terstruktur maupun sistematis untuk mewujudkan sesuatu yang dapat diukur,” katanya. @ dar

Komentar