nusabali

Umat Kristiani ke Gereja Kenakan Busana Adat Bali

  • www.nusabali.com-umat-kristiani-ke-gereja-kenakan-busana-adat-bali

Perayaan Natal di Desa Pakraman Piling, Desa Mangesta, Kecamatan Penebel, Tabanan, tak ubahnya umat Hindu melaksanakan piodalan di pura. Mereka datang ke Gereja untuk sembahyang Natal, Jumat (25/12) mengenakan pakaian adat Bali lengkap. 

Perayaan Natal di Desa Pakraman Piling, Penebel, Tabanan

TABANAN, NusaBali
Umat Kristen Protestan merayakan Natal dengan penuh khidmat di Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Immanuel di Banjar Piling Tengah. Sementara umat Katolik menggelar Misa Natal di Gereja ST Mikhail di Banjar Piling Kawan. Dua gereja di kaki gunung Batukaru ini lengkap ornamen Bali, pun ada penjor terpasang di depan gereja. Suasana Bali pun amat kental di dua gereja ini. 

Penatua umat Kristen Protestan di Desa Pakraman Piling, I Wayan Diksa, 75 mengatakan, ke gereja mengenakan pakaian adat Bali merupakan tradisi leluhur. “Leluhur kami dari dulu tinggal di Bali, jadinya harus melestarikan budaya di mana tempat kami tinggal,” ungkap Diksa. 

Diterangkan, sebelum Hari Raya Natal, umat Kristen Protestan memulai kegiatan dengan pembersihan lingkungan sekitar. Melaksanakan diakonia yaitu membantu masyarakat kurang mampu, misalnya ada yang sakit dibantu dengan sukarela berupa uang. H-1 Natal, tak ubahnya H-1 Galungan bagi umat Hindu yang disebut panampahan. Umat Kristen juga beramai-ramai potong babi dan buat lawar. Setelah makanan selesai, mereka menggelar tradisi ngejot (bawa makanan ke rumah penduduk). Saat Galungan, mereka juga menerima ejotan dari umat Hindu. 

Pada malam Natal, dipentaskan tarian Bali yakni Cendrawasih dan Merak Angelo. Perayaan Natal tahun ini di GKPB Immanuel dipimpin pendeta Ni Luh Mariani MMIN. Dalam perayaan Natal terdapat persembahan seperti menaruh uang di kantong kolekte (wadah tempat uang) sebagai bentuk persembahan terimakasih. Seluruh umat berjalan ke depan untuk menghaturkan persembahan berupa uang secara ikhlas. Nantinya uang yang terkumpul digunakan sebagai kas untuk memenuhi proses upacara yang dilakukan oleh umat Kristen Protestan.

Sekretaris Adat Desa Pakraman Piling, I Wayan Suka Astawa mengatakan, umat Hindu, Kristen, dan Islam di Piling berjalan harmonis. “Dalam upacara kematian, kami yang Hindu, Kristen, dan Islam saling membantu persiapan upacara,” ungkap Suka Astawa. 

Saat umat Hindu menggelar upacara piodalan di pura, umat Kristen dan Islam membantu pembuatan upakara di pura. Jumlah umat Kristen di Desa Pakraman Piling sebanyak 39 kepala keluarga, sementara Islam satu kepala keluarga. 7 cr61 

Komentar