nusabali

Tekan Inflasi, BI Minta Waspadai Kenaikan Permintaan Bahan Makanan

  • www.nusabali.com-tekan-inflasi-bi-minta-waspadai-kenaikan-permintaan-bahan-makanan

DENPASAR,NusaBali
Bank Indonesia, Kantor Perwakilan Provinsi Bali(KPwBI Bali) mengingatkan risiko kenaikkan inflasi pada bulan April, yakni  jelang Hari Besar Keagamaan Nasional(HBKN) dan liburan panjang  Idul Fitri 2023.

Diingatkan kenaikkan permintaan bahan makanan dan makanan perlu diwaspadai. Demikian juga potensi kenaikkan tarif angkutan udara dan angkutan antar kota dampak lanjutan kenaikkan harga bensin pada bulan Maret. Serta dampak pemberian gaji ke -13 dan THR PNS/ASN dan pegawai swasta jelang HBKN.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali, Trisno Nugroho menyampaikan Rabu (5/4). ”Sebaliknya, peningkatan pasokan beras seiring dengan semakin meluasnya panen raya padi diprakirakan menurunkan tekanan kenaikan harga beras,” demikian Trisno Nugroho.

Disampaikan Trisno Nugroho, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi dan Kabupaten/Kota di Bali,  terus melakukan pengendalian inflasi melalui kerangka 4K (ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif).

Beberapa upaya yang telah dan masih terus dilakukan antara lain melalui kegiatan operasi pasar untuk komoditas pangan di berbagai tempat strategis (pasar tradisional, kecamatan/kelurahan/desa, tempat ibadah).Pemberian subsidi ongkos angkut, serta sinergi dan kolaborasi bersama Bulog,  perusahaan umum daerah(perumda) pangan, dan distributor pangan dalam menjaga ketersediaan pasokan.

Sebelumnya BPS Provinsi Bali mencatat inflasi gabungan dua kota di Provinsi Bali yakni Denpasar dan Singaraja, pada bulan Maret menunjukkan perkembangan positif, yakni sebesar 0,07 persen month to month (mtm) atau bulanan, sama dengan inflasi bulan sebelumnya( 0,07 persen mtm) dan lebih rendah dari inflasi nasional (0,18 persen, mtm).

Rendahnya inflasi Maret 2023 tidak terlepas dari sinergi pengendalian inflasi menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID). Dengan demikian, inflasi secara tahunan dapat melandai dari 6,34 persen  (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 5,46 persen (yoy) pada Maret 2023.

Berdasarkan komoditasnya, tekanan inflasi disebabkan  kenaikan harga pada cabai rawit, cabai merah, bensin, beras, dan tomat. Kenaikan harga cabai dipengaruhi oleh keterbatasan pasokan akibat tingginya curah hujan pada bulan sebelumnya, sementara kenaikan harga bensin terjadi akibat kenaikan harga Pertamax dan Pertamax Turbo per 1 Maret 2023.

Masih terjadinya kenaikan harga beras disebabkan oleh terbatasnya pasokan gabah karena masa panen padi baru dimulai pada pertengahan Maret 2023.

Namun demikian, inflasi yang lebih tinggi dapat tertahan dengan menurunnya harga canang sari, bawang merah, angkutan udara serta daging ayam ras dan bola lampu.

Harga canang sari kembali menurun sejalan dengan normalisasi permintaan pasca berakhirnya perayaan Hari Raya Nyepi; penurunan harga bawang merah didorong  peningkatan pasokan. Sedangkan penurunan tarif angkutan udara terjadi seiring dengan penurunan harga avtur dan penurunan permintaan selama bulan puasa. *K17

Komentar