nusabali

Politisi Perempuan Masih di Posisi Kurang Strategis

  • www.nusabali.com-politisi-perempuan-masih-di-posisi-kurang-strategis

Hasil Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 lalu menghasilkan anggota legislatif dari kaum perempuan di seluruh DPRD provinsi dan kabupaten/kota di Bali.

DENPASAR, NusaBali
Bahkan dalam pergantian antar waktu (PAW) DPR RI asal daerah pemilihan (Dapil) Bali, juga menggolkan seorang kader perempuan duduk di Senayan. Namun dibandingkan dengan politisi laki-laki, jumlah perempuan di kursi legislatif di Bali masih jauh.

“Kondisi ini yang harus terus diperjuangkan agar persentase anggita perempuan di DPRD makin bertambah dalam Pemilu berikutnya,” ujar Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Provinsi Bali, Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati saat berbicara dalam Focus Group Discussion (FGD) IDI tahun 2016 hari kedua di Singaraja Room, Hotel Sanur Paradise Plaza Sanur, Denpasar, Selasa (30/5).

Menurutnya, di kalangan partai politik saat ini sudah ada itikad baik untuk memenuhi kuota 30 persen perempuan baik dalam kepengurusan maupun dalam daftar calon anggota legislatif (Caleg). Namun di banyak kasus politisi perempuan masih berada pada posisi kurang strategis.

“Dalam struktur kepengurusan partai, perempuan ditaruh di posisi kurang strategis dan tak menentukan kebijakan. Demikian pada daftar caleg, diletakkan pada nomor urut tak potensial,” ungkap Sri Wigunawati. Walau Pemilu saat ini menggunakan sistem suara terbanyak, namun nomor urut masih sangat menentukan.

Pihaknya pun berharap, ke depan parpol harus makin legowo memberi tempat bagi politisi perempuan. Tidak setengah hati dan hanya sekadar memenuhi syarat kuota perempuan, baik dalam kepengurusan maupun daftar calon legislatif. Apalagi jumlah anggota legislatif perempuan dan pengurus parpol perempuan sangat menentukan besaran Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Bali. “Jangan sampai IDI Bali anjlok gara-gara perempuan terpinggirkan di panggung politik,” tegasnya. *sur

Komentar