Pendaftaran Lomba Ogoh-Ogoh Dibuka
Penilaian pada tingkat kecamatan dilakukan 1-10 Maret 2023 untuk mencari tiga terbaik. Setelah itu, proses penilaian berlanjut di kabupaten pada 13-20 Maret 2023.
SINGARAJA, NusaBali
Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng ikut memfasilitasi lomba ogoh-ogoh se-Bali yang digelar Pemerintah Provinsi Bali dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1945. Seluruh yowana yang ada di Buleleng diajak untuk ikut terlibat lomba sebagai wujud pelestarian tradisi sekaligus menonjolkan ciri khas seni ogoh-ogoh Buleleng.
Kepala Bidang Adat dan Tradisi Dinas Kebudayaan Buleleng, Gede Angga Prasaja mengatakan lomba tersebut telah dibuka pendaftarannya pada Kamis (22/12) hingga 22 Februari mendatang melalui laman cutt.ly/pendaftaran–lomba-ogohogoh2023.
Mekanisme penilaian pada tingkat kecamatan dimulai pada tanggal 1-10 Maret 2023 dan ditentukan tiga terbaik di kecamatan. Setelah itu, proses penilaian di kabupaten 13-20 Maret 2023. Lalu pengumuman juara akan diumumkan pada 23 Maret 2023 setelah Hari Raya Nyepi. Untuk penilaian tersebut melibatkan 3 juri pada masing-masing kecamatan dan 3 juri untuk kabupaten.
Ia membeberkan, Pemerintah Provinsi Bali telah menyiapkan hadiah lomba. Juara 1 sebesar Rp 50 juta, juara 2 Rp 35 juta, dan juara 3 menerima Rp 25 juta pada masing-masing kabupaten. Lalu 3 ogoh-ogoh predikat terbaik pada masing-masing kecamatan mendapat hadiah sebesar Rp 5 juta.
Adapun kriteria yang harus dipenuhi peserta dalam mengikuti lomba yaitu ogoh-ogoh yang berwujud santa rupa (figur dewa), rudra rupa (figur raksasa). Kemudian batasan tinggi ogoh-ogoh minimal 3 meter dan maksimal 5 meter. "Batasan tinggi tersebut agar tidak menganggu proses pengarakannya, dan itu diukur dari atas alas beti/kotak tempat ogoh-ogoh tersebut," terangnya, Kamis kemarin di Kota Singaraja.
Angga menambahkan, pelaksanaan pembuatan ogoh-ogoh harus menggunakan bahan yang ramah lingkungan yaitu hanya dengan menggunakan ulatan bambu dan koran. Tidak diperkenankan menggunakan plastik, sterofoam, serta spon sekali pakai. Proses pembuatan harus didokumentasikan hingga ogoh-ogoh itu jadi. Dokumentasi itu lalu diunggah di laman yang telah ditentukan panitia.
Menurut Angga, panitia pun memberikan ruang untuk peserta mengkreasikan ogoh-ogoh dengan teknologi. Kata dia, inovasi ogoh-ogoh agar menjadi menarik dengan mengkombinasikan struktur ogoh-ogoh dengan mesin sehingga bisa bergerak dan akan menjadi nilai tambah.
Angga menjelaskan penilaian lomba dilakukan di tempat masing-masing tanpa parade. "Untuk tahun ini peserta yang ikut jumlahnya dibebaskan, siapapun kelompok yowana bebas mendaftar pada masing-masing kecamatan. Namun diingatkan jika pada saat penilaian agar tidak menyambut tim penilai secara berlebihan karena hal itu juga tidak mempengaruhi penilaian," ucapnya.
Pihaknya pun mengajak seluruh yowana yang ada di Kabupaten Buleleng untuk ikut terlibat sebagai wujud pelestarian tradisi sekaligus menonjolkan ciri khas seni ogoh-ogoh yang ada di Buleleng pada seluruh masyarakat Bali. Serta tidak lupa untuk mengingatkan desa adat agar selalu mendukung para yowana dalam mengikuti lomba ini. 7mzk
1
Komentar