nusabali

Schieva, Cosplayer yang Tekuni Dunia Digital Fashion Designer

  • www.nusabali.com-schieva-cosplayer-yang-tekuni-dunia-digital-fashion-designer

MANGUPURA, NusaBali.com – Sentuhan teknologi dan digitalisasi tak terelakkan lagi dalam sebuah karya busana. Seperti ditunjukkan Schieva yang dikenal sebagai pioner digital fashion NFT di Indonesia.

Dalam penciptaan karyanya, Schieva menggunakan software cloth 3D, lalu diedit juga menggunakan berbagai video editor.  “Jadi memang sangat banyak sekali step-nya. Setidaknya aku menggunakan lebih dari 10 software,” ujar Schieva.

Schieva mengaku  berkecimpung di dunia digital fashion sejak Oktober 2021. Ia juga dikenal sebagai CLO3D desainer yang telah aktif berkarya dalam dunia desain 3D. “Saya dulunya seorang cosplayer, hingga akhirnya menekuni dunia digital fashion,” ungkapnya.

Menjadi seorang cosplayer membuatnya sangat senang membuat berbagai macam model baju untuk timnya dan kebetulan saat itu ia senang mengulik dunia software. Sehingga ia mencoba bereksperimen membuat berbagai desain baju yang membuatnya mantap untuk berkarya di bidang digital fashion. 

“Untuk membuat 1 kostum itu biasanya memerlukan waktu 2 minggu hingga 1 bulan. Tetapi jika menggunakan digital seperti ini, hanya perlu 1 sampai 2 hari saja kostum itu sudah selesai, karena efisiensi waktu dan juga ramah lingkungan,” bebernya.

Schieva mengungkapkan digital fashion memiliki peluang besar di Indonesia dan seluruh dunia, salah satunya melalui game. 

Walaupun dirinya dulu tidak memiliki basic sebagai seorang desainer dan juga komputer, sejak berkecimpung di dunia digital fashion, hampir sebanyak 70 karya yang sudah ia buat dengan berbagai tema yang berbeda-beda, namun lebih dominan tema fantasi. 

“Saya tidak punya basic designer dan juga komputer, jadi saya belajar secara otodidak mengenai digital fashion. Lalu kenapa saya memilih lebih banyak tema fantasi? Karena dulunya saya adalah seorang cosplayer. Dengan fantasi itu kita bisa bereksplorasi dan mengekspresikan diri lebih. Berbeda feel-nya dengan menggunakan baju sehari-hari seperti kaos, kemeja, celana dan lain-lain. Bahkan untuk tema fantasi di digital fashion itu sangat luas bisa menggunakan material logam dan plastik,” ujar alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan Parahyangan tahun 2009 ini.

Untuk karya digital yang sudah ia buat, Schieva menuturkan jika karya tersebut sudah pasti untuk dijual dan juga untuk menginspirasi komunitas fashion di Indonesia. Ia juga ingin menunjukkan bahwa fashion tidak hanya sebatas fashion show saja tetapi dapat juga didukung oleh teknologi baru yang bisa mensupport minat dan bakat dalam dunia fashion.

“Untuk teman-teman yang belum tahu digital fashion itu seperti apa, lebih baik cari tahu dari sekarang. Karena peluangnya yang luar biasa terutama dengan perkembangan saat ini banyak banget lowongan kerja yang dibuka untuk digital fashion. Intinya banyak sekali peluang di Indonesia karena kebetulan di Indonesia sendiri baru memulai digital fashion,” tuturnya.

Karya-karya Schieva ini sempat ditampilkan pada Bali Digital Fashion Week (BDFW) 10-16 Desember 2022 lalu  yang merupakan sebuah event digital fashion pertama di Indonesia maupun Asia adalah hasil kolaborasi MAJA Labs dengan Indonesia Creatives Cities Network (ICCN), memberikan ruang bagi seniman-seniman lokal maupun internasional. 

Gelaraan yang telah resmi dihelat di Beachwalk, Kuta, Sabtu (10/12/2022) silam juga menampilkan Augmented Reality (AR) Fashion Show yang menampilkan 50 karya miliknya. 

Tak sendiri, untuk mengimplementasikan karya digital fashionnya, Schieva mengatakan bahwa dirinya berkolaborasi dengan Augmented Reality (AR) Artist, Imam Sholihin untuk menjadikan karya-karya digital fashionnya melalui AR. 

"Semua desain di AR Fashion Show ini adalah desain saya yang juga berkolaborasi dengan AR karya Imam Sholihin," ujar Schieva yang memamerkan lebih dari 50 desain dengan 5 tema pada modelnya.

Terdapat lima tema yang ditampilkan, antara lain; Futuristic Fashion Concept, Fantasy Fashion Concept, International Fashion Concept, Authentic Indonesia Fashion, dan Physical Digital Fashion. Kelima tema fashion ini spesial dipilih untuk memamerkan beragam citra seni digital fashion yang identik dengan masa depan, kreativitas tanpa batas, lokal kualitas internasional, hingga internasionalisasi budaya Indonesia. *ris

Komentar