Porprov Bali Tanpa Atlet Abal-Abal
Dijaring Lewat Kartu Tanda Anggota
Tahapan berjenjang membuat ruang gerak atlet abal-abal pemburu bonus medali tidak akan bisa turun di Porprov Bali XV.
DENPASAR, NusaBali
KONI Provinsi Bali memastikan gelaran Porprov Bali XV/2022 pada 21-27 November nanti tanpa atlet abal-abal. Atlet abal-abal tidak bisa masuk karena sudah dijaring lewat sistem Kartu Tanda Anggota (KTA) KONI Bali. "Porprov Bali bisa dibilang salah satu multi event olahraga antarkabupaten/kota di Indonesia yang persyaratannya sangat ketat. Tiap atlet yang berlaga diverifikasi datanya. Atlet wajib menyertakan Kartu Tanda Anggota (KTA) KONI Bali," ucap Ketua Umum KONI Bali, I Gusti Ngurah Oka Darmawan, Selasa (30/8).
Menurut Oka Darmawan yang juga mantan Ketua Umum Pengprov Perbasi Bali ini, jadi atlet yang terlibat adalah namanya sudah terdaftar di KONI sehingga tidak ada ruang bagi atlet abal-abal dan hanya mencari sekedar bonus di Porprov Bali ini. Kata mantan Sekum KONI Bali itu, karena berkaca dari pengalaman sebelumnya, atlet luar Bali banyak direkrut dan hanya digunakan untuk mengejar bonus tampil di Porprov Bali. Penerapan KTA sudah mulai diterapkan sejak Porprov Bali XIII/2017 lalu di Gianyar.
Tiap gelaran Porprov selalu dievaluasi pelaksanaannya, sehingga untuk Porprov nanti tidak bisa langsung masuk mendapatkan kartu KTA KONI Bali.
Persyaratan dan tahapannya semakin diperketat, mulai diusulkan Pengkab/Pengkot Cabor ke KONI Kabupaten/Kota, diteruskan ke Pengprov Cabor, dan terakhir diverifikasi datanya di KONI Bali sebelum dikeluarkan KTA KONI Bali. "Tahapannya sangat berjenjang, dan sulit menerobos semua tahapan itu. Karena tujuannya memang untuk membatasi atlet luar tampil secara instan ngincar bonus saja di Porprov Bali," tandas Oka Darmawan.
Mantan Ketum KNPI Bali itu menyebutkan, biasanya atlet yang mengejar bonus saja di Porprov, setelah itu tidak ada timbal baliknya untuk Bali ke depan, terutama event nasional seperti Pra-PON maupun PON. Mereka tenaganya tidak bisa digunakan membela Bali setelah juara di ajang Porprov. Kata Oka
Darmawan mantan Kadisdikpora Badung itu, sebab gelaran Porprov ini muaranya tampil membela Bali, baik di ajang Pra PON maupun PON. *dek
Menurut Oka Darmawan yang juga mantan Ketua Umum Pengprov Perbasi Bali ini, jadi atlet yang terlibat adalah namanya sudah terdaftar di KONI sehingga tidak ada ruang bagi atlet abal-abal dan hanya mencari sekedar bonus di Porprov Bali ini. Kata mantan Sekum KONI Bali itu, karena berkaca dari pengalaman sebelumnya, atlet luar Bali banyak direkrut dan hanya digunakan untuk mengejar bonus tampil di Porprov Bali. Penerapan KTA sudah mulai diterapkan sejak Porprov Bali XIII/2017 lalu di Gianyar.
Tiap gelaran Porprov selalu dievaluasi pelaksanaannya, sehingga untuk Porprov nanti tidak bisa langsung masuk mendapatkan kartu KTA KONI Bali.
Persyaratan dan tahapannya semakin diperketat, mulai diusulkan Pengkab/Pengkot Cabor ke KONI Kabupaten/Kota, diteruskan ke Pengprov Cabor, dan terakhir diverifikasi datanya di KONI Bali sebelum dikeluarkan KTA KONI Bali. "Tahapannya sangat berjenjang, dan sulit menerobos semua tahapan itu. Karena tujuannya memang untuk membatasi atlet luar tampil secara instan ngincar bonus saja di Porprov Bali," tandas Oka Darmawan.
Mantan Ketum KNPI Bali itu menyebutkan, biasanya atlet yang mengejar bonus saja di Porprov, setelah itu tidak ada timbal baliknya untuk Bali ke depan, terutama event nasional seperti Pra-PON maupun PON. Mereka tenaganya tidak bisa digunakan membela Bali setelah juara di ajang Porprov. Kata Oka
Darmawan mantan Kadisdikpora Badung itu, sebab gelaran Porprov ini muaranya tampil membela Bali, baik di ajang Pra PON maupun PON. *dek
Komentar