nusabali

Potensi Rugi Makin Besar, Berharap Perdagangan Sapi Antarpulau Dibuka Lagi

Pasar Sapi Beringkit, Mengwi Terancam Tutup hingga KTT G20 Berakhir

  • www.nusabali.com-potensi-rugi-makin-besar-berharap-perdagangan-sapi-antarpulau-dibuka-lagi
  • www.nusabali.com-potensi-rugi-makin-besar-berharap-perdagangan-sapi-antarpulau-dibuka-lagi

Pemkab Badung telah melakukan koordinasi dengan pusat guna mempertimbangkan kembali penutupan Pasar Hewan Beringkit hingga KTT G20 berakhir.

MANGUPURA, NusaBali

Sudah lebih dari 1,5 bulan Pasar Hewan Beringkit di Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Badung khususnya Pasar Sapi ditutup akibat merebaknya virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Bahkan kabarnya, pasar sapi terbesar di Bali ini terancam tutup hingga berakhirnya perhelatan KTT G20 yang bakal digelar di Nusa Dua, Badung, November 2022 mendatang. Kebijakan ini merupakan kebijakan pemerintah pusat guna mencegah meluasnya PMK.

“Hingga saat ini masih tutup, khusus untuk transaksi jual beli sapi. Sesuai informasi dari tim pengendali PMK provinsi, disampaikan diperkirakan akan lockdown sampai berakhir acara KTT G20. Namun demikian yang tutup hanya jual beli sapi saja,” ungkap Direktur Utama Perumda Pasar Mangu Giri Sedana, I Made Sukantra, Senin (22/8).

Kendati demikian, Sukantra mengatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung telah melakukan koordinasi dengan pusat guna mempertimbangkan kembali penutupan Pasar Hewan Beringkit hingga KTT G20 berakhir. “Ini kebijakan dari pemerintah pusat. Tapi dari pimpinan kami sudah melakukan komunikasi, mengingat PMK di Bali sudah turun. Jadi mohon penjualan sapi antarpulau bisa dilakukan kembali,” katanya.

Sebagaimana diketahui, penutupan Pasar Sapi Beringkit dan juga pasar hewan serupa di Bali telah berlangsung sejak tanggal 5 Juli sampai 19 Juli 2022. Karena situasi PMK di Bali masih merebak, kemudian penutupan diperpanjang hingga 1 Agustus 2022. Bahkan penutupan dari 1 Agustus diperpanjang lagi hingga waktu yang belum bisa ditentukan. Perpanjangan penutupan pasar sapi ini, ungkap Sukantra, sudah sangat berdampak pada pendapatan Perumda Pasar Mangu Giri Sedana.

Sukantra membeberkan, pada situasi normal, penjualan mencapai 1.000 ekor-1.500 ekor sapi setiap satu kali pasaran. Namun, semenjak pandemi Covid-19 melanda, ditambah lagi mulai adanya kasus PMK dalam sekali pasaran penjualan hanya mencapai 600-700 ekor. Sedangkan penutupan dalam 1,5 bulan belakangan praktis membuat pendapatan nihil. “Kerugian masih cukup besar,” kata Sukantra.

Lanjutnya, selama pasar sapi ditutup, pihaknya pun berupaya melakukan sejumlah inovasi. salah satu di antaranya dengan menggelar pasar malam (pasar senggol) di malam hari. Selain itu, pihaknya juga menjual kebutuhan pokok seperti beras dan minyak. Namun diakui, upaya tersebut hanya mampu menutupi sekitar 19 persen pendapatan yang hilang.

 “Untuk mendapatkan pengganti dari potensi pendapatan yang hilang, kami membuat pasar senggol dan menjual kebutuhan pokok seperti beras dan minyak. Memang upaya ini belum bisa mengimbangi pendapatan yang hilang. Dengan menjual sembako dan membuka pasar sengol kita hanya mendapatkan 18-19 persen,” bebernya.

Seperti diketahui Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Provinsi Bali terus menunjukkan perkembangan positif. Selain sudah zero case (nol kasus), laju vaksinasi PMK untuk ternak sapi terus meningkat. Untuk vaksinasi tahap I sebanyak 127.877 atau 22,96 persen dari 556.911 total populasi sapi telah tervaksinasi. Sedangkan untuk vaksinasi tahap II sebanyak 36.501 ekor sapi atau 6,55 persen. Walaupun penanganan PMK di Bali dinilai baik, namun belum ada kepastian kapan Pasar Hewan yang di-lockdown bisa dibuka kembali.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, I Wayan Sunada belum bisa memastikan. Dia pun berjanji akan menanyakan langsung ke pusat. Pihaknya juga berharap agar pasar hewan dan pengiriman hewan ternak antar pulau segera bisa dilakukan. Pemprov Bali sudah bersurat perihal tersebut yang ditandatangani Gubernur Wayan Koster. "Pak Gubernur yang menandatangani surat permohonan ini, " jelas Sudana, Minggu (21/8). Sunada mengatakan akan berangkat ke Kementan RI usai mengikuti rapat di DPRD Bali, Senin (22/8). *ind

Komentar