Empat Sekaa Tari Barong Ket Adu Kreativitas
DENPASAR, NusaBali
Sebanyak empat sekaa ataupun sanggar seni Tari Barong beradu kreativitas dalam gelaran Lomba Tari Barong Ket serangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIV Tahun 2022 di Panggung Terbuka Nretya Mandala ISI Denpasar, Rabu (15/6) malam.
Ribuan penonton tumpah ruah memadati tribun kalangan, bahkan lesehan di kanan dan kiri panggung. Adapun empat sekaa dan sanggar seni yang tampil antara lain Duta Kota Denpasar yang diwakili Sekaa Barong Candra Geni Tatasan, Kelurahan Tonja, Kecamatan Denpasar Utara, Duta Kabupaten Badung yang diwakili oleh Sanggar Seni Surya Art Banjar Pengenderan, Desa Adat Kedonganan, Kecamatan Kuta, Duta Kabupaten Gianyar yang diwakili oleh Sanggar Keong Sari Banjar Batur, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, dan Duta Kabupaten Bangli diwakili oleh Paiketan Seniman Bangli (Paseban), Lingkungan Blungbang, Kelurahan Kawan.
Menurut salah satu juri, I Nyoman Kariasa, menilai para peserta tampil dengan persiapan yang matang. Sehingga tim juri bisa melihat keempatnya sesuai dengan kriteria dan pakem-pakem yang telah ada. Selain itu, ada kreativitas-kreativitas yang spesifik yang bisa dilihat. “Mereka mempersiapkan diri dengan sangat bagus. Bagaimana antara penari barong dengan penabuh saling merespon. Kemudian dari sisi penonton juga animonya luar biasa sekali menonton perlombaan ini,” ungkapnya.
Kariasa yang juga dosen Jurusan Karawitan di ISI Denpasar ini mengaku sudah dua kali menjadi juri di Lomba Barong Ket PKB. Menurutnya, pelaksanaan tahun ini semakin menunjukkan peningkatan baik dari kualitas materi dari peserta maupun kreativitas yang ditampilkan, serta persiapan yang dinilai lebih matang.
“Kalau perlombaan sebelumnya di Panggung Terbuka Ardha Candra, dari segi penonton bagus untuk bisa menampung semua. Namun dari segi panggung, jarak pandang juri dengan panggung agak jauh. Nah, untuk tahun ini lebih dekat, sehingga hal-hal yang lebih detail, kami tim juri bisa lihat,” terangnya.
Secara umum, Kariasa menjelaskan, beberapa kriteria yang dinilai antara lain teknik memainkan Tari Barong, kreativitas di mana setiap lomba selalu memunculkan hal-hal yang baru. Serta keharmonisan tarian barong dengan tabuhnya sehingga menciptakan taksu.
“Begitu pula di gending atau tabuh. Secara teknik mereka juga dinilai, bagaimana kreativitasnya dalam menggendingkan tabuh, dalam merespon gerak tari, kendang, gangsa dan alat lainnya yang kita harapkan menimbulkan taksu,” katanya.
“Pakem, gending, struktur, pepeson hampir semua sama. Hanya saja siapa yang tekniknya lebih bagus, kreativitasnya lebih tinggi, serta harmoninya lebih bagus, itu yang akan jadi juara,” pungkasnya sembari menyebut setiap peserta memiliki ciri khas dan kreativitas yang berbeda secara spesifik. *cr78
Komentar