nusabali

BPCB Mendongeng di Museum Soenda Ketjil

Pemanfaatan Cagar Budaya Menjadi Ruang Publik

  • www.nusabali.com-bpcb-mendongeng-di-museum-soenda-ketjil

SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 20 siswa SDN 3 Banjar Jawa, antusias mendengarkan cerita yang dibawakan pendongeng Ni Luh Wanda Putri Pradanti dan Krisno (boneka tangan) di Museum Soenda Ketjil kawasan Eks Pelabuhan Buleleng, Senin (30/5) sore.

Luh Wanda dan Krisno membawakan cerita seputaran sejarah Pemerintahan Soenda Ketjil dan Gubernur Mr I Gusti Ketut Pudja. Kegiatan mendongeng di museum digelar Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Bali, sebagai upaya pemanfaatan cagar budaya menjadi ruang publik.

Ketua Panitia Kegiatan Dewa Ayu Windu Manik Ananda Giri, mengatakan mendongeng di museum merupakan satu program ekspresi di situs cagar budaya. BPCB pun menggandeng Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng dalam program ini.

Siswa SD menjadi sasaran penerima dongeng, untuk menumbuhkan kesadaran dan kecintaan generasi muda dengan keberadaan cagar budaya. “Kami pakai media dongeng agar lebih mudah dipahami anak-anak. Karena selama ini karena kurang pengetahuan mereka tidak kenal dan tidak paham apa itu cagar budaya. Melalui sarana dongeng ini kami ingin mengenalkan lebih dini kepada generasi muda,” ucap Dewa Ayu.

Menurutnya tantangan terbesar pengenalan cagar budaya kepada anak-anak, penyampaian materi agar mudah dipahami. Generasi muda saat ini karena minim informasi, kurang memahami keberadaan cagar budaya serta fungsi dan manfaatnya.

Ditambahkan Koordinator Kelompok Kerja Pengembangan dan Pemanfaatan Cagar Budaya BPCB Bali Andi Syarifudin, dalam pelestarian cagar budaya ada tiga hal. Ketiganya meliputi perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan. Program ekspresi di situs cagar budaya menurutnya merupakan bagian dari pemanfaatan cagar budaya oleh masyarakat.

“Kami mencoba mengangkat pemanfaatan cagar budaya menjadi ruang publik, karena selama ini cagar budaya kesannya tidak dapat tersentuh, tidak bisa menjadi tempat beraktivitas, nah hal ini ingin kami luruskan,” jelas Andi.

Program ekspresi di situs cagar budaya inipun akan dilakukan keliling Bali oleh BPCB. Di Buleleng merupakan kegiatan kedua setelah di Kabupaten Gianyar. Museum Soenda Ketjil dipilih sebagai tempat pelaksanaan program, karena bangunan yang kini dimanfaatkan sebagai museum memiliki sejarah penting.

“Dengan kegiatan ini, kami menginginkan masyarakat merasa situs cagar budaya yang ada di dekat mereka bermanfaat dan milik bersama. Kalau sudah milik bersama bisa ikut melestarikannya bersama,” papar Andi. *k23

Komentar