nusabali

Produksi Garam di Bali Menurun

  • www.nusabali.com-produksi-garam-di-bali-menurun

Produksi garam di Provinsi Bali tahun 2016  mengalami penurunan ratusan ton dibandingkan tahun 2015 akibat pengaruh musim hujan  yang turun secara intens.

DENPASAR, NusaBali

Penurunan  produksi garam ini terjadi di  beberapa kabupaten di Bali, seperti Buleleng, Karangasem, Jembrana dan Gianyar.

Tercatat  produksi tahun 2015  sebanyak 11.554,59 ton  menjadi  10.790,22  ton di tahun 2016. Penurunan terbesar ada di Buleleng  tahun 2015 9.827,50 ton menjadi 8.672,47 ton ditahun 2016 dan Karangasem  dari 1.438,69 ton  menjadi 976,89 ton di tahun 2016.

“Tahun 2016 produksi garam memang mengalami sedikit penurunan di bandingkan tahun 2015. Salah satunya karena  musim hujan yang turun secara intens, apalagi sebagian besar diproduksi dengan memanfaatkan  sinar matahari,” kata Kepala Dinas Kelauatan dan Perikanan Provinsi Bali, Made Gunaja.

Pihaknya mengakui, meskipun jumlah produksi garam menurun namun nilainya mengalami peningkatan. Nilai produksi di tahun 2016  mencapai Rp 50  miliar   lebih sedangkan di tahun 2015 hanya mencapai Rp 18  miliar lebih.  “Jika dilihat  dari tahun ke tahun nilai produksi ini terus mengalami peningkatan sejak tahun 2013 yang lalu,” imbuhnya.

Untuk saat ini, garam yang diproduksi di Bali sebagian besar dimanfaatkan untuk konsumsi, meskipun ada beberapa digunakan untuk  kebutuhan spa. Dilihat dari harga garam di Bali, hingga saat ini tidak merata, karena masing-masing daerah memiliki kualitas yang berbeda. “Seperi halnya di Amed, Karangasem  harga garam bisa mencapai Rp 25 ribu per kilogram, sedangkan di daearah lain ada yang Rp 5.000 per kilogram,” katanya.

Produksi garam terbesar di Bali tahun 2016  ada di dua kabupaten yakni Buleleng dan Karangasem.  Selanjutnya, produksi terbesar ketiga yakni Denpasar sebanyak 700,5 ton, Badung (240 ton), Klungkung (123,22 ton), Gianyar (72 ton), Tabanan (3,20 ton) dan Jembrana 1,98 ton. *in

Komentar