nusabali

Tarian Viral di Pura Baturaya adalah Tari Dewi Laksmi

  • www.nusabali.com-tarian-viral-di-pura-baturaya-adalah-tari-dewi-laksmi

AMLAPURA, NusaBali
Pamucuk Pura Pasimpenan Baturaya Siwa Budha Mahayana, Jro Mangku Nyoman Sudana, menegaskan tarian di Pura Pasimpenan Baturaya Siwa Budha Mahayana, Banjar Tumbu Kelod, Desa Adat Tumbu, Kecamatan Karangasem yang viral di media sosial bukanlah tarian non dresta Hindu Bali.

Tarian itu adalah Tari Dewi Laksmi yang dibawakan secara spontan oleh pamedek dari Gianyar. Atas kejadian itu, berdasarkan hasil paruman adat, dilarang mengambil foto dan video saat sembahyang di Pura Pasimpenan Baturaya Siwa Budha.

Jro Mangku Nyoman Sudana menegaskan, tarian yang dibawakan di Pura Pasimpenan Baturaya Siwa Budha bukan tarian dari sampradaya. Pamedek yang datang adalah pamedek biasa. Rombongan sebanyak 35 pamedek dari Gianyar datang ke Pura Pasimpenan Baturaya Siwa Budha Mahayana, Minggu (27/2). Tujuan kedatangan untuk sembahyang, malukat, dan menggelar tari Pendet. Namun di akhir acara, pamedek menarikan tarian non dresta Hindu Bali. Salah satu dari pamedek merekam lalu diedarkan sehingga menjadi viral. “Itu tari Dewi Laksmi, dibawakan secara spontan, saya telah minta maaf di hadapan paruman desa,” jelas Jro Mangku Nyoman Sudana, Senin (7/3).

Dalam rekaman itu, yang memandu adalah pemedek perempuan yang menggunakan pakaian adat India. Sambil menari-nari dengan badan berputar-putar, membagikan sesuatu kepada penari lainnya. Terpisah, Penyarikan Desa Adat Tumbu, I Wayan Sujana membantah menyebutkan pamedek itu bukan dari sampradaya. “Saya tidak pernah menyebutkan pamedek itu bukan sampradaya,” jelas Wayan Sujana. Atas kejadian itu, Bendesa Adat Tumbu I Made Tirtayasa bersama prajuru Desa Adat Tumbu, dan kerta desa menggelar paruman membahas tarian viral. Paruman dilaksanakan di wantilan Desa Adat Tumbu, Banjar Tumbu Kelod, Desa Adat Tumbu, Kecamatan Karangasem, Minggu (6/3).

Paruman dihadiri Bendesa Alitan Majelis Desa Adat (MDA) Kecamatan Karangasem I Nyoman Wijaya dan 26 krama termasuk pamedek dari Gianyar yakni Ketut Manis dan Komang Agus. Ketut Manis dan Komang Agus telah minta maaf saat paruman. “Berjanji tidak mengulangi perbuatan itu lagi baik di Pura Pasimpenan Baturaya Siwa Budha Mahayana maupun di tempat lain,” kata Komang Agus. Paruman juga memutuskan larangan mengambil foto dan video pada saat melaksanakan kegiatan upacara di Pura Pasimpenan Baturaya Siwa Budha Mahayana. *k16

Komentar