nusabali

Pihak Pemasang Patung Misterius Akan Diklarifikasi Saat Acara Paruman

Juga Wajib Bikin Upacara Pralina di Hulu Telaga Mas

  • www.nusabali.com-pihak-pemasang-patung-misterius-akan-diklarifikasi-saat-acara-paruman

AMLAPURA, NusaBali
Pangempon Pura Pasar Agung, Desa Adat Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Ka-rangasem akan menggelar paruman pada Radite Umanis Menail, Minggu (30/1), terkait munculnya 3 patung secara misterius di tempat mohon tirtha (air suci) pada di hulu Telaga Mas Gunung Agung.

Pihak yang memasang patung misterius itu bakal dihadirkan dalam paruman tersebut, untuk diklarifikasi apa motifnya dan sekaligus diminta agar melaksanakan upacara pralina.

Ketua PHDI Kecamatan Selat, Jro Mangku Wayan Sudana, mengatakan patung yang dipasang secara misterius oleh kelompok tak dikenal tersebut harus dipralina melalui prosesi upacara. Pasalnya, berdasarkan Purana Pura Pasar Agung, di hulu pura tersebut dilarang ada palinggih maupun patung. Paruman awal terkait masalah ini sudah digelar di Sekretariat Majelis Desa Adat (MDA) Kecamatan Selat kawasan Banjar Bambang Biaung, Desa Duda, Kecamatan Selat, Rabu (26/1).

Jro Mangku Sudana menyebutkan, melalui jaringannya, telah ditemukan nomor telepon salah satu krama yang ikut memasang patung di hulu Telaga Mas Gunung Agung, Minggu (16/1) itu. Orang itu bernama Wayan Saputra, namun tidak jelas dari kelompok mana yang bersangkutan.

Menurut Jro Mangku Sudana, orang bernama Wayan Saputra dan kelompoknya di-sarankan agar hadir dalam paruman Pangempon Pura Pasar Agung, 30 Januari 2022 nanti. Kehadiran mereka untuk diklarifikasi terkait motif dan tujuannya memasang 3 patung di hulu Telaga Mas Gunung Agung, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.

“Selain itu, mereka lebih lanjut diminta agar menggelar upacara pralina. Sebab, sesuai Pu-rana Pura Pasar Agung, di hulu pura ini dilarang pasang palinggih atau patung,” ungkap Jro Mangku Sudana saat dihubungi NusaBaki seusai paruman di Sekretariat MDA Kecamatan Selat, Rabu kemarin.

Jro Mangku Sudana menyebutkan, dari percakapan awal dengan Wayan Saputra kemarin, terungkap motif kelompoknya memasang patung di hulu Telaga Mas Gunung Agung adalah agar ada tempat muspa saat melaksanakan upacara mulang pakelem ke Gunung Agung. "Kami memang salah, tidak minta izin pangempon Pura Pasar Agung. Kami siap hadir dalam paruman nanti," ujar Wayan Saputra, yang mengaku asal Tabanan, sebagaimana ditirukan Jro Mangku Sudana.

Sementara itu, Bendesa Alitan MDA Kecamatan Selat, I Komang Sujana, mengakui masalah munculnya patung misterius di hulu Telaga Mas Gunung Agung disikapi dengan menggelar paruman Pangempon Pura Pasar Agung, Minggu nanti. Paruman nanti akan dilaksanakan di Wantilan Pura Pasar Agung, Desa Adat Sogra, dengan menghadirkan pihak yang memasang patung tersebut.

"Nanti dalam paruman, dihadirkan pihak yang memasang patung. Kita ingin klarifikasi, apa motifnya memasang patung, kenapa tidak minta izin kepada pangempon Pura Pasar Agung?" ujar Komang Sujana, yang kemarin mengkoordinasikan paruman di Sekretariat MDA Kecamatan Selat bersama Ketua PHDI Selat Jro Mangku Sudana dan Bendesa Adat Sogra, Jro Mangku Wayan Sukra.

Sedangkan Bendesa Adat Sogra, Jro Mangku Sukra, mengatakan lokasi dipasangnya patung di hulu Telaga Mas Gunung Agung sebenarnya bukan wewidangan Desa Adat Sogra. Sebab, di sebelah utara Pura Pasar Agung ada hutan milik negara. Sedangkan lokasi pemasangan patung jauh di utara hutan dan Telaga Mas Gunung Agung. "Patung itu ditemukan terpasang masih di kawasan suci Pura Pasar Agung," jelas Jro Mangku Sukra.

Ada 3 patung yang ditemukan telah terpasang di hulu Telaga Mas Gunung Agung, tanpa diketahui siapa pemasangnya, masing-masing Patung Dewa Siwa, Patung Dewi Laksmi, dan Patung Nandini. Tiga patung sudah dipasang lengkap dengan pagar dari besi bercat hijau. Patung Dewa Siwa setinggi 65 cm dipasang di posisi paling atas. Sementara Patung Lembu Nandini setinggi 65 cm terpasang di depan tanda suci dahi Dewa Siwa. Sedang-kan Patung Dewi Laksmi setinggi 85 cm dipasang di baswah kanan menghadap ke arah selatan.

Menurut kesaksian salah satu pedagang di areal parkir Terminal Pura Pasar Agung, I Ketut Astika, sebelum munculnya patung misterius ini, ada rombongan beranggotakan 70 orang datang ke lokasi, Minggu, 16 Januari 2022 pagi sekitar pukul 10.00 Wita. “Mereka tidak sempat mampir ke warung, saya juga tak sempat menanyakan asal usul mereka,” ungkap Ketut Astika kepada Humas Pangempon Pura Pasar Agung, I Wayan Suara, Senin (24/1) pagi.

Kemudian, kata Ketut Astika, rombongan yang mengenakan pakaian adat Bali tersebut mendaki Gunung Agung. Sebagian dari mereka terlihat membawa tandu mengusung patung yang telah terbungkus. Tak jelas, patung apa yang ditandu.

Menurut Ketut Astika, rombongan tersebut sempat ngobrol dengan salah satu pemandu wisata Gunung Agung, Jro Mangku Dayuh. Rombongan tersebut baru kembali dari mendaki Gunung Agung sehari berikutnya, Senin, 17 Januari 2022 malam.

Diperkirakan, rombongan tersebut selama semalaman memasang patung di hulu Telaga Mas, tempat mohon tirtha Gunung Agung. Terpasangnya 3 patung secara misterius itu baru diketahui pemandu wisata Gunung Agung I Wayan Widiasa, saat mengantar pemedek mendaki Gunung Agung, Kamis (20/1). *k16

Komentar