nusabali

Masuk Kelompok Rentan, Siswa dan Guru SLB Malah Tidak Diikutkan Sampling Covid-19

  • www.nusabali.com-masuk-kelompok-rentan-siswa-dan-guru-slb-malah-tidak-diikutkan-sampling-covid-19

DENPASAR, NusaBali.com - Siswa dan Guru Sekolah Luar Biasa (SLB) tidak diikutsertakan dalam tes acak atau sampling Covid-19 yang telah berlangsung di Kota Denpasar sejak awal November 2021. Tiga SLB yang berada di Kota Denpasar semuanya tidak masuk daftar sekolah yang mengikuti sampling.

Sampling sendiri salah satunya dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Siswa SLB yang merupakan penyandang disabilitas merupakan salah satu kelompok rentan yang berisiko tertular Covid-19, sehingga tidak diikutsertakannya SLB menjadi pertanyaan. 

Proses pengambilan sampel sendiri hampir berakhir dengan tersisa tiga sekolah yang belum diambil sampelnya. Satu TK/Paud, satu SMA dan satu SMK. Total ada 62 sekolah di Kota Denpasar yang dipilih mengikuti sampling, mulai tingkat TK/PAUD, SMP, dan SMA/SMK.

“Akan lebih baik jika bisa mengikuti sampling, kita bisa lebih mengontrol kondisi anak-anak,” ujar Kepala SLB Negeri 1 Denpasar, Drs I Ketut Sumartawan MPhil SNE, Selasa (7/12/2021). 

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SLB se-Bali mengungkapkan, pihaknya sebelumnya telah bertanya kepada pihak Puskesmas yang mewilayahi sekolahnya, dan mendapat informasi jika sekolahnya tidak termasuk yang dipilih mengikuti sampling tes PCR Covid-19.

Meski tidak mengikuti sampling Covid-19, ia tetap memastikan pihak sekolah menerapkan protokol kesehatan ketat untuk mengantisipasi penularan Covid-19. Sumartawan mengatakan, sejauh ini PTM di sekolahnya berjalan lancar, tidak ada siswa ataupun guru yang dinyatakan positif Covid-19 selama berlangsung PTM terbatas. 

Senada, Kepala Sekolah SLB Negeri 2 Denpasar, Ni Wayan Rapiyanti SPd, mengatakan sekolahnya juga tidak termasuk sekolah yang mengikuti sampling Covid-19. Meski ia tidak mempermasalahkan, namun ia berharap SLB disetarakan dengan sekolah lainnya (SMA/SMK).  “Saya tidak mempermasalahkan, tapi harapannya SLB biar disetarakan dengan SMA/SMK,” ucap Rapiyanti yang juga Sekretaris MKKS SLB se-Bali. 

Sementara itu, Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi, Bidang Pengendalian Penyakit Menular (P2P), Dinas Kesehatan Kota Denpasar, I Ketut Gita, mengatakan keputusan memilih sekolah yang mengikuti sampling ada di Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga. 

Karena SLB bersama SMA dan SMK di seluruh Bali berada di bawah Disdikpora Provinsi Bali, maka sekolah SMA/SMK/SLB yang dipilih mengikuti sampling tes PCR Covid-19 wewenangnya ada pada Disdikpora Provinsi Bali, termasuk SMA/SMK/SLB yang berada di wilayah Kota Denpasar.  “SLB tidak ikut sampling, yang menentukan Dinas Pendidikan Provinsi, nanti yang melaksanakan swab Dinas Kesehatan (kabupaten/kota),” terang Ketut Gita.  *adi

Komentar