nusabali

Jasa Sol Ini Bertahan Mengais Rezeki di Puing Pasar Umum Blahbatuh

  • www.nusabali.com-jasa-sol-ini-bertahan-mengais-rezeki-di-puing-pasar-umum-blahbatuh

GIANYAR, NusaBali.com – Musibah kebakaran Pasar Umum Blahbatuh Gianyar, Juni 2021, berdampak pada sekitar 600 pedagang yang mencari nafkah sehari-hari.

Tidak ingin berlarut dalam musibah tersebut, Nyoman Sudiasa seorang penyedia jasa sol sandal dan sepatu yang berada di pertokoan sebelah Timur Pasar Umum Blahbatuh memilih tetap buka bersama puing-puing sisa peristiwa kebakaran.

Nyoman Sudiasa, 65,  saat dikunjungi Rabu (6/10/2021) terlihat sendirian dan dengan sabar menunggu pelanggan setianya.

Alasan pria asal Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh memilih tetap membuka jasanya di lokasi ini dikarenakan dirinya sudah tidak sanggup lagi mengangkat beban berat, seperti meja, dan juga alat-alat solnya ke tempat relokasi sementara yang sudah disediakan di sekitar wilayah Pasar Yadnya, Blahbatuh.

“Bukannya saya mengeluh terhadap keadaan, tapi kondisi tubuh di umur saya saat ini memaksa saya untuk tidak dapat mengangkat beban berat lagi. Di samping itu saya juga punya riwayat penyakit saraf terjepit yang sering kumat hingga sekarang,” ujarnya sambil mencoba mengangkat sebuah meja di lapaknya.

Selain itu ada alasan lain yang membuat Nyoman Sudiasa tetap bertahan menyediakan jasa sol di Pasar Umum Blahbatuh, alasan tersebut yakni karena tidak ingin kehilangan para pelanggannya yang sudah mengetahui dan hafal dengan keberadaannya di Pasar Umum Blahbatuh. “Pelanggan saya mengira saya sudah tidak di sini lagi sejak peristiwa kebakaran pada bulan Juni 2021 yang lalu, mudah-mudahan dengan keberadaan saya di sini pelanggan saya dapat mengetahui bahwa saya masih menyediakan jasa sol,” ungkapnya.

Nyoman Sudiasa pun menyatakan bahwa dirinya tidak memiliki latar belakang pendidikan, karena itu kesulitan untuk memahami ponsel sehingga hingga saat ini dirinya tidak memiliki sebuah ponsel yang digunakan untuk menghubungi para pelanggannya. “Saya memang tidak menggunakan ponsel, dari dahulu sampai sekarang, tidak mengerti cara pakainya,” tuturnya.

Nyoman Sudiasa mengaku telah menyediakan jasa sol sandal dan sepatu dari sejak kurang lebih 30 tahun yang lalu. “Dulu tidak hanya sol sandal dan sepatu, saya juga menyediakan jasa pembuatan sarung pisau kulit, dan sabuk kulit. Tapi saat ini hanya menyediakan jasa sol saja,” ujarnya sambil memperlihatkan papan nama tokonya, yang bernama Toko Merta Sari.

Dengan semangat yang dimilikinya, Nyoman Sudiasa tetap optimis menanti pelanggan setianya datang, sehingga dirinya dapat mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. “Harga jasa sol saya mulai dari Rp 20.000, hingga Rp 35.000 saja,” ujar suami dari Ketut Asin tersebut.

Dirinya pun menyatakan bahwa ia akan bersedia pindah dari toko miliknya itu, jika alat berat sudah mulai beroperasi di Pasar Umum Blahbatuh untuk mengangkat puing-puing sisa kebakaran tersebut. “Enam hari setelah peristiwa kebakaran saya memilih buka lagi di toko ini,” jelas pria berkaca mata itu.

Nyoman Sudiasa pun menceritakan bahwa dirinya sebagai salah satu pedagang yang mencari nafkah di Pasar Umum Blahbatuh, sangat berdampak dengan adanya peristiwa kebakaran tersebut. Dirinya pun kehilangan omzet yang dulu sebelum kebakaran melanda memiliki omzet hingga Rp 100.000 per harinya. “Sekarang saya hanya memperbaiki sepasang sepatu dalam seminggu, buat makan saja susah,” ujarnya berkaca-kaca.

Dirinya pun mengatakan bahwa ia tidak mengharapkan bantuan datang kepadanya, melainkan Nyoman Sudiasa hanya berharap para pelanggan setianya mengetahui keberadaannya yang masih menyediakan jasa sol sandal dan sepatu di Pasar Umum Blahbatuh, sehingga dirinya dapat mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. “Saya berada di sini dari pukul 10.00, hingga 16.00,” jelasnya.

Terakhir Nyoman Sudiasa berharap agar Pasar Umum Blahbatuh, dapat segera dibangun kembali, dan aktivitas jual beli dapat terlaksana dengan normal kembali. “Tempat bersejarah ini, di sini saya mencari nafkah untuk istri dan membesarkan tiga anak saya berpuluh-puluh tahun, sayang rasanya kalau ditinggalkan,” tutupnya. *rma

Komentar