nusabali

Beringin Keramat Roboh, Timpa 4 Rumah Warga

  • www.nusabali.com-beringin-keramat-roboh-timpa-4-rumah-warga

Pohon Beringin keramat berusia ratusan tahun di areal Pura Dalem Pingit, Desa Pakraman Sulahan, Kecamatan Susut, Bangli, mendadak roboh, Minggu (7/2) malam. 

BANGLI, NusaBali
Meski tidak ada korban jiwa, empat rumah warga mengalami kerusakan hingga penghuninya mengalami teror mental karena mereka sempat terjebak di dalam kamar. Selain itu, robohnya pohon Beringin juga memutus jaringan listrik dan telepon.

Musibah robohnya dahan Beringin berdiameter 1 meter dan tinggi sekitar 25 meter di areal pura Dalem Pingit, Desa Pakraman Sulahan ini terjadi Minggu malam sekitar pukul 21.00 Wita. Sebelum Beringin keramat mendadak tumbang ke arah utara, cuaca di Desa Sulahan danb sekitar sebenarnya normal, tidak ada hujan maupun hembusan angin kencang. Hanya saja, beberapa hari sebelumnya memang sempat turun hujan. 

Warga tidak menyangka jika Beringin keramat di areal Pura Dalem Pingit ini akan roboh, hingga menimpa empat rumah penduduk. Empat unit rumah yang rusak ditimpa Beringin keramat malam itu masing-masing milik keluarga I Dewa Nyoman Gading, keluarga I Dewa Ketut Dani, keluarga Dewa Gede Raka Suteja, dan keluarga I Ketut Lemod.

Sedangkan Pura Dalem Pingit yang dibangun di atas lahan seluas 10 meter x 10 meter, tidak mengalami kerusakan berarti. Pasalnya, Beringin keramat tersebut malam itu roboh ke arah luar. Menurut Bendesa Pakraman Sulahan, I Ketut Suwela, kerugian material akibat petaka robohnya Beringin keramat ini ditaksir mencapai Rp 300 juta.

Teror mental dialami I Dewa Nyoman Gading, 60, beserta keluarganya, karena rumah mereka rusak parah tertimpa dahan Beringin roboh. Kepada NusaBali, Dewa Gading mengisahkan, sebelum dahan Beringin roboh menimpa rumahnya malam itu, dia sedang berada di dalam kamar tidur. Sedangkan anggota keluarga lainnya sibuk dengan kegiatan masing-masing. 

Istri dari Dewa Gading, yakni Desak Ayu Ada, 58, malam itu sedang majejahitan untuk persiapan Hari Raya Galungan. Sedangkan menantunya, Dewa Ayu Trimurti, 38, sedang tidur di kamar Bale Delod. Sementara anggota keluarga yang lain, sebagian nonton acara televisi. 

Tiba-tiba, terdengar suara gemertak keras, yang diikuti bunyi gemuruh. Ini disusul padamnya listrik, sehingga suasana jadi gelap gulita dan mencekam. Keluarga Dewa Gading pun langsung berhamburan, karena ketakutan. Demikian juga warga lainnya dalam radius 20 meter di sebelah utara Pura Dalem Pingit, rata-rata panik. Menurut Dewa Gading, suara jerit tangisan terdengar di mana-mana.  

“Dalam suasdana gelap, kami berusaha keluar untuk mencari tahu apa sebetulnya yang terjadi,” cerita Dewa Gading, Senin (8/2).Ternyata, satu dari tiga dahan Beringin keramat sudah roboh, yakni yang berada di sisi utara. Dahan Beringin tersebut roboh ke arah utara, hingga menimpa empat rumah warga. 

Bahkan, sejumlah penghuni rumah terjebak di dalam kamarnya yang ringsek ditimpa pohon roboh. Salah satu yang terjebak di dalam kamarnya adalah Dewa Ayu Trimurti. Saat Beringin roboh malam itu, menantu Dewa Gading sedang tidur di kamar Bale Delod rumahnya. 

“Tiyang kira gumi uwug (gempa hebat),“ tutur perempuan yang sehari-harinya bekerja sebagai pegawai PTT di Kantor Camat Susut ini kepada NusaBali, Senin kemarin. Korban Dewa Ayu Trimurti sendiri baru berhasil dievakuasi dari kamar Bale Delod, setelah dibantu warga yuang berdatangan ke lokasi.

Malam itu juga, prajuru desa dan warga setempat berdatangan ke lokasi musibah di Pura Dalem Pingit. Bendesa Pakraman Sulahan, I Ketut Suwela, juga ikut terjun malam itu. Mereka inilah yang bantu mengevakuasi Ayu Trimurti.

Malam itu juga, prajuru desa langsung menggelar paruman (rapat adat) di Bale Banjar Sulahan, menyusul robohnya Beringin keramat. Dalam paruman tersebut diputuskan bahwa pembersihan dan pemotongan dahan Beringin roboh baru akan dilakukan setelah ada petunjuk dari Ida Pedanda Griya Bukit, Kota Bangli. “Petunjuk dari sulinggih ini penting, karena menyangkut Beringin duwe,” ujar Bendesa Ketut Suwela. 

Kalau saja bukan Beringin duwe (yang dikeramatkan), menurut Suwela, malam itu juga warga sudah bisa langsung membersihkan dahan pohon roboh. “Tapi, ini beda, menyangkut Beringin duwe.”

Sementara itu, Senin kemarin ratusan warga Desa Sulahan bergotong membersihkan ranting pohon Beringin roboh. Warga dibantu petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) Bangli  yang dikoordinasikan Agus Astapa dari Bagian Tanggap Darurat. Aparat TNI/Polri, petugas Damar, dan dari pihak Kecamatan Susut juga ikut gotong royong.

“Buat sementara, yang dibersihkan hanya bagian ranting pohon roboh yang menimpa rumah warga dan menghalangi akses jalan. Sedang bagian-bagian daha Beringin yang besar rencananya dibersihkan belakangan, setelah Hari Raya Galungan dan ada petunjuk sulinggih,” jelas Bendesa Ketut Suwela. 7 k17

Komentar