Harga Naik, Petani Cabai Sumringah
Harga cabai di pasar saat ini mengalami lonjakan signifikan berkisar Rp 65.000 – Rp 75.000/kg, dari sebelumnya sekitar Rp 50.000/kg.
GIANYAR, NusaBali
Meski kenaikannya tidak terlalu tinggi, kenaikan ini ini cukup membuat sumringah para petani. Seperti diungkapkan, Nyoman Ardika, petani Subak Landep, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar. Dia mengatakan, harga jual cabai dari petani mencapai Rp 55.000/kg. Harga jual ini, sedikit naik dari harga biasanya. "Baru kali ini seperti ini, saya sudah tiga kali panen, harga masih di atas biasanya" jelas Ardika, Selasa (21/1) kemarin.
Dia bersyukur lantaran kemarau panjang, membuat pohon cabainya sehat. Pohon cabai akan membusuk kalau terlalu banyak kena air. "Beruntung kemarau cukup panjang, sehingga pohon cabai menjadi sehat, tidak cepat mati," ujar ayah dua anak ini.
Ardika memiliki sekitar 27 are lahan. Sama dengan petani lainnya yang memiliki lahan di Subak Landep, Jalan Pantai Purnama, Desa Sukawati. Selain cabai, lahannya ditanami tembakau dan padi secara bergiliran. "Setiap musim beda-beda, kami tidak mematok cabai saja. Ada tembakau ada juga padi, nanemnya bergiliran" jelas petani asal Banjar Gelumpang, Desa Sukawati, Gianyar ini.
Dia mengatakan, harga cabai di tingkat petani di Gianyar dengan di Denpasar, berbeda. Kalau di Gianyar harga cabai Rp 55.000/kg. Sedangkan di Denpasar sudah Rp 100.000/kg. "Itu sudah mahal, kalau biasanya Rp 25.000/kg," ujarnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gianyar Ni Luh Gede Eka Suary mengatakan, sampai saat ini harga cabai di sejumlah pasar di Gianyar masih aman berkisaran di angka Rp 50.000/kg. "Dari laporan staf saya yang turun ke lapangan, harga cabai saat ini di angka Rp 50.000," jelasnya.
Dia pun tak bisa memastikan, kapan naik dan kapan turunnya harga cabai. Namun sementara pasokan cabai dari wilayah Kintamani, Bangli dan petani-petani di Gianyar masin cukup untuk pasar di Gianyar. "Sementara naik turunya harga cabai tidak bisa ditentukan. Namun sampai saat ini di Gianyar pasokan cabai masih aman, sehingga harga pun juga demikian" ujarnya.
Ditambahkannya, terkait naik turunnya harga cabai karena faktor cuaca. Demikian juga bumbu lainnya, seperti bawang untuk Kabupaten Gianyar belum bisa memenuhi kebutuhan di wilayah sendiri. Kabupaten ini masih memerlukan pasokan dari daerah lain. "Kami masih tergantung dengan daerah lain. Jika pasokan dari luar daerah terganggu, maka otomatis harga akan naik, misal karena faktor cuaca buruk. Seperti angin kencang, hujan, banjir. Jika dipaksa dikirim, maka barang akan cepat membusuk," jelas Eka Suary. *nvi
Dia bersyukur lantaran kemarau panjang, membuat pohon cabainya sehat. Pohon cabai akan membusuk kalau terlalu banyak kena air. "Beruntung kemarau cukup panjang, sehingga pohon cabai menjadi sehat, tidak cepat mati," ujar ayah dua anak ini.
Ardika memiliki sekitar 27 are lahan. Sama dengan petani lainnya yang memiliki lahan di Subak Landep, Jalan Pantai Purnama, Desa Sukawati. Selain cabai, lahannya ditanami tembakau dan padi secara bergiliran. "Setiap musim beda-beda, kami tidak mematok cabai saja. Ada tembakau ada juga padi, nanemnya bergiliran" jelas petani asal Banjar Gelumpang, Desa Sukawati, Gianyar ini.
Dia mengatakan, harga cabai di tingkat petani di Gianyar dengan di Denpasar, berbeda. Kalau di Gianyar harga cabai Rp 55.000/kg. Sedangkan di Denpasar sudah Rp 100.000/kg. "Itu sudah mahal, kalau biasanya Rp 25.000/kg," ujarnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gianyar Ni Luh Gede Eka Suary mengatakan, sampai saat ini harga cabai di sejumlah pasar di Gianyar masih aman berkisaran di angka Rp 50.000/kg. "Dari laporan staf saya yang turun ke lapangan, harga cabai saat ini di angka Rp 50.000," jelasnya.
Dia pun tak bisa memastikan, kapan naik dan kapan turunnya harga cabai. Namun sementara pasokan cabai dari wilayah Kintamani, Bangli dan petani-petani di Gianyar masin cukup untuk pasar di Gianyar. "Sementara naik turunya harga cabai tidak bisa ditentukan. Namun sampai saat ini di Gianyar pasokan cabai masih aman, sehingga harga pun juga demikian" ujarnya.
Ditambahkannya, terkait naik turunnya harga cabai karena faktor cuaca. Demikian juga bumbu lainnya, seperti bawang untuk Kabupaten Gianyar belum bisa memenuhi kebutuhan di wilayah sendiri. Kabupaten ini masih memerlukan pasokan dari daerah lain. "Kami masih tergantung dengan daerah lain. Jika pasokan dari luar daerah terganggu, maka otomatis harga akan naik, misal karena faktor cuaca buruk. Seperti angin kencang, hujan, banjir. Jika dipaksa dikirim, maka barang akan cepat membusuk," jelas Eka Suary. *nvi
1
Komentar