I Nara Maskot Pilkada Buleleng 2017
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Buleleng, segera luncurkan maskot Pilkada Buleleng 2017.
SINGARAJA, NusaBali
Maskot itu berupa Wayang Wong bernama I Nara. Maskot tersebut dipilih setelah KPU Buleleng menggelar sayembara pembuatan maskot dan jingle Pilkada 2017.
Dalam sayembara itu ada puluhan peserta yang ikut. Namun setelah diseleksi, KPU akhirnya putuskan memakai gambar Wayang Wong bernama I Nara sebagai maskot Pilkada Buleleng 2017. Sedangkan jingle yang dipilih berjudul ‘Ayo Memilih’. Mascot Wayan Wong bernama I Nara merupakan hasil karya dari I Ketut Wisano Ariyanto, asal Desa Gobleg, Kecamatan Banjar.
Ketua KPU Buleleng, I Gede Suardana, Minggu (3/7) mengatakan, pemilihan itu berdasar beberapa makna yang terkandung dalam maskot tersebut. Dijelaskan, Wayang Wong adalah salah satu kesenian asal Desa/Kecamatan Tejakula, Buleleng sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) dari UNESCO. Sedangkan I Nara singkatan dari Indayang Nyoblos Antuk Rasa Angayubagia.
Wayang Wong dengan sosok Sugriwa ini merupakan salah satu cerita dari epos Ramayana. Sosok Sugriwa dianggap memiliki karakter kepemimpinan yang baik.
Sugriwa adalah raja kera dari Kiskenda yang membantu Rama dalam mencari Sita. Sugriwa adalah seorang ksatria yang rendah hati dan menepati janjinya untuk membantu Rama.
Hal ini dimaksudkan agar memilih kepala daerah hendaknya mempertimbangkan kerendahan hati dan ketepatan janjinya kepada masyarakat. “Ini sudah melalui seleksi dari tim juri yang kami libatkan. Tim juri menyatakan gambar Wayang Wong dari sosok Sugriwa ini sangat tepat sebagai mascot di Pilkada Buleleng 2017,” kata Suardana.
Dalam maskot juga dijelaskan, warna merah yang identik Wayang Sugriwa, menandakan semangat Pilkada 2017, dan keberanian dalam menentukan pilihan yang tepat. Warna emas erat kaitannya dengan kemuliaan dan berharganya setiap hak suara yang dimiliki warga Buleleng dalam memilih calon bupatinya.
Suardana berharap maskot pilkada yang terpilih mampu membawa pesan dengan nuansa kegembiraan, keceriaan, dalam Pilkada nanti. Maskot akan digunakan untuk proses sosialisasi semua tahapan pilkada, seperti pemutakhiran data pemilih, pencalonan, sosialisasi calon, dan pungut hitung.
“Sebelum kami launching, maskot ini masih perlu diperbaiki berdasarkan catatan dewan juri, seperti nama maskot, warna, estetika agar maskot yang diperkenalkan ke masyarakat menjadi lebih sempurna,” jelasnya. 7 k19
1
Komentar