Komisi Pembelian Jadi Gunjingan
Komisi sekitar Rp 12 juta per unit ini jika dikalikan 63 mobil, maka didapat Rp 756 juta lebih.
Kecuali Desa Pejeng, 63 Perbekel Terima Mobil
GIANYAR, NusaBali
Bupati Gianyar Made Mahayastra menyerahkan mobil operasional untuk 63 perbekel dan sepeda motor merek PCX untuk 64 Badan Permusyawaratan Desa (BPD) se-Kabupaten Gianyar, Kamis (4/3), di Lapangan Astina Gianyar. Mobil merek Expander dan sepeda motor ini dibeli oleh Ketua Forum Perbekel Kabupaten Gianyar I Gusti Nyoman Gede Susila, dari dana BHP (bagi hasil pajak) milik setiap desa.
Di sela-sela acara itu, muncul gunjingan tentang komisi pembelian mobil dalam jumlah banyak, sekitar 5 persen dari pihak dealer. Beberapa warga yang ikut menyaksikan penjemputan mobil itu mencoba menghitung komisi 5 persen dari harga mobil Rp 243,5 juta per unit, maka didapat sekitar Rp 12 juta. ‘’Komisi sekitar Rp 12 juta per unit ini jika dikalikan 63 mobil, maka didapat Rp 756 juta lebih. Komisi ini belum termasuk pembelian 64 sepeda motor merek PCX. Kira-kira siapa yang memanen komisi ini,’’ tanya warga yang enggan namanya dikorankan.
Sementara itu, dari 64 desa di Kabupaten Gianyar, hanya Perbekel Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, yang tak setuju memakai dana BHP-nya untuk membeli kendaraan tersebut. Dikonfirmasi terpisah, Perbekel Pejeng Tjokorda Agung Kusuma Yuda Pemayun SE mengakui Desa Pejeng tidak menganggarkan pembelian mobil ini karena Pejeng punya program yang lebih penting. “Ya, karena ada yang lebih prioritas. Kemungkinan di APBDes Perubahan,” ujarnya singkat.
Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat (PMD) Kabupaten Gianyar Dewa Ngakan Ngurah Adi mengatakan, mobil semi mewah ini bukan saja untuk operasional perbekel, namun juga mendukung program desa siaga dan desa layak anak. Pejabat asal Desa Pejeng ini menjelaskan, ada 10 persen dari BHP maka masing-masing desa memperoleh rata-rata Rp 1 miliar. Sekitar Rp 250 juta dari jumlah itu untuk pengadaan kendaraan ini.
Dihubungi usai penyerahan kendaraan itu, Manager Operasional PT Bumenreja Abadi selaku dealer pengadaan, Siyono, membantah tudingan ada komisi pembelian yang diberikan untuk pembeli kendaraan secara kolektif di dealernya. Ia juga membantah jika ada staf marketingnya yang menyatakan ada komisi setiap pembelian kendaraan minimal lima unit. ‘’Oh. Tidak ada seperti itu (pemberian komisi pembelian kendaraan untuk perbekel, Red),’’ ujarnya dengan mimik was-was.
Ketua Forum Perbekel Kabupaten Gianyar IGN Gede Susila mengatakan, pengadaan kendaraan operasional ini untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Sebelumnya, Perbekel Bona, Kecamatan Blahbatuh ini menjelaskan pengadaan kendaraan yang pembeliannya dipercayakan kepada dirinya oleh 63 perbekel, sudah sesuai mekanisme. Pembelian ini sesuai perintah melalui SK Bupati Gianyar Made Mahayastra.
Bupati Gianyar I Made Mahayastra mengatakan, penyerahan mobil operasional ini merupakan sejarah baru bagi Kabupaten Gianyar. Karena untuk pertama kali bisa menyiapkan kendaraan operasional pada Pemerintah Desa dan BPD. “Saya yakin akan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Jangan sampai disalahgunakan. Gunakanlah untuk kepentingan masyarakat,” imbuh Mahayastra. Seusai pelaksanaan serah terima, acara dilanjutkan dengan touring berasaa ke Basang Ambu, Desa Manukaya, Tampaksiring. *nvi
GIANYAR, NusaBali
Bupati Gianyar Made Mahayastra menyerahkan mobil operasional untuk 63 perbekel dan sepeda motor merek PCX untuk 64 Badan Permusyawaratan Desa (BPD) se-Kabupaten Gianyar, Kamis (4/3), di Lapangan Astina Gianyar. Mobil merek Expander dan sepeda motor ini dibeli oleh Ketua Forum Perbekel Kabupaten Gianyar I Gusti Nyoman Gede Susila, dari dana BHP (bagi hasil pajak) milik setiap desa.
Di sela-sela acara itu, muncul gunjingan tentang komisi pembelian mobil dalam jumlah banyak, sekitar 5 persen dari pihak dealer. Beberapa warga yang ikut menyaksikan penjemputan mobil itu mencoba menghitung komisi 5 persen dari harga mobil Rp 243,5 juta per unit, maka didapat sekitar Rp 12 juta. ‘’Komisi sekitar Rp 12 juta per unit ini jika dikalikan 63 mobil, maka didapat Rp 756 juta lebih. Komisi ini belum termasuk pembelian 64 sepeda motor merek PCX. Kira-kira siapa yang memanen komisi ini,’’ tanya warga yang enggan namanya dikorankan.
Sementara itu, dari 64 desa di Kabupaten Gianyar, hanya Perbekel Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, yang tak setuju memakai dana BHP-nya untuk membeli kendaraan tersebut. Dikonfirmasi terpisah, Perbekel Pejeng Tjokorda Agung Kusuma Yuda Pemayun SE mengakui Desa Pejeng tidak menganggarkan pembelian mobil ini karena Pejeng punya program yang lebih penting. “Ya, karena ada yang lebih prioritas. Kemungkinan di APBDes Perubahan,” ujarnya singkat.
Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat (PMD) Kabupaten Gianyar Dewa Ngakan Ngurah Adi mengatakan, mobil semi mewah ini bukan saja untuk operasional perbekel, namun juga mendukung program desa siaga dan desa layak anak. Pejabat asal Desa Pejeng ini menjelaskan, ada 10 persen dari BHP maka masing-masing desa memperoleh rata-rata Rp 1 miliar. Sekitar Rp 250 juta dari jumlah itu untuk pengadaan kendaraan ini.
Dihubungi usai penyerahan kendaraan itu, Manager Operasional PT Bumenreja Abadi selaku dealer pengadaan, Siyono, membantah tudingan ada komisi pembelian yang diberikan untuk pembeli kendaraan secara kolektif di dealernya. Ia juga membantah jika ada staf marketingnya yang menyatakan ada komisi setiap pembelian kendaraan minimal lima unit. ‘’Oh. Tidak ada seperti itu (pemberian komisi pembelian kendaraan untuk perbekel, Red),’’ ujarnya dengan mimik was-was.
Ketua Forum Perbekel Kabupaten Gianyar IGN Gede Susila mengatakan, pengadaan kendaraan operasional ini untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Sebelumnya, Perbekel Bona, Kecamatan Blahbatuh ini menjelaskan pengadaan kendaraan yang pembeliannya dipercayakan kepada dirinya oleh 63 perbekel, sudah sesuai mekanisme. Pembelian ini sesuai perintah melalui SK Bupati Gianyar Made Mahayastra.
Bupati Gianyar I Made Mahayastra mengatakan, penyerahan mobil operasional ini merupakan sejarah baru bagi Kabupaten Gianyar. Karena untuk pertama kali bisa menyiapkan kendaraan operasional pada Pemerintah Desa dan BPD. “Saya yakin akan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Jangan sampai disalahgunakan. Gunakanlah untuk kepentingan masyarakat,” imbuh Mahayastra. Seusai pelaksanaan serah terima, acara dilanjutkan dengan touring berasaa ke Basang Ambu, Desa Manukaya, Tampaksiring. *nvi
1
Komentar