Menteri Desa PDTT Kunjungi Gianyar
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) RI, Eko Putro Sandjojo BSEE MBA mengunjungi Gianyar, Jumat (6/7) sore.
GIANYAR, NusaBali
Menteri Eko diterima langsung oleh Pj Bupati Gianyar Ketut Rochineng beserta jajaran. Kunjungan Menteri Eko diagendakan dua hari di bumi seni untuk melihat langsung sejumlah proyek pembangunan padat karya tunai dengan sumber dana dari dana desa.
Seperti pembangunan perbaikan dan pemeliharaan saluran irigasi beton Subak Mandi, Delod Tukad, Desa Singakerta, Ubud, sepanjang 64 m2 (337 m) dengan dana Rp. 78.364.850.00. Perbaikan jalan lingkungan dengan paving di Desa Sayan, Ubud sepanjang 2.422 m2 dengan biaya Rp 461.204.650. Pembangunan lain yang dikunjungi adalah penangkaran burung Kokokan di Banjar Petulu Gunung, Desa Petulu, Ubud satu unit, dengan total biaya Rp 259.357.650.00.
Pada kesempatan itu Menteri Eko Putro Sandjojo juga memberikan masukan pada para perbekel yang hadir. Kata dia, penggunaan dana desa tidak hanya untuk membangunan fisik atau infrastruktur saja, namun juga untuk kegiatan lain, seperti pengentasan kemiskininan, kesehatan maupun pengelolaan lingkungan hidup. Misalnya, saat ini yang lagi tengah disorot adalah penanganan masalah stanting. Dana desa bisa digunakan program kegiatan peningkatan kebutuhan gisi, sehingga kasus stanting dapat ditekan.
Menteri Eko Putro mengatakan dana desa juga bisa digunakan untuk pengelolaan sampah di desa melalui bank sampah. Bank sampah yang dibentuk dengan dana desa bisa dikelola hingga menghasilkan pendapatan bagi desa.
Pada kesempatan itu, Menteri juga mengapresiasi keberhasilan Pemkab Gianyar. Karena dana desa sudah dicairkan tahap pertama dan tahap kedua. Ini merupakan keberhasilan tersendiri, dimana ada daerah lainnya ada yang belum dicairkan tahap kedua. “Mudah mudahan sudah tersalurkan ke desa desa penerima hingga seratus persen. Sekilas saya melihat di Kabupaten Gianyar pembangunan infrastruktur di desa-desa sudah sangat bagus, jadi pengunaan dana desa bisa diarahkan ke non fisik,” kata Menteri Eko Putro.
Turut hadir pada kesempatan itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Desa PDTT Anwar Sanusi, Dirjen PPMD Kemendes PDTT Taufik Majid, Kepala Pusat Data dan Informasi Ifan Novik Augusta, Staf Khusus Menteri, Indra Muda Salim, Kadis PMD Gianyar I Ketut Suweta dan para pendamping.
Dalam kesempatan itu, Pj Bupati Ketut Rochineng melaporkan pelaksanaan dana desa memprioritaskan tiga hal utama, yaitu tenaga kerja setempat, bahan baku dan swakelola. Pada tahun 2018, pelaksanaan dana desa diterapkan mekanisme Program Padat Karya Tunai (PKT). Di Kabupaten Gianyar, pada tahun 2018, dana desa yang dialokasikan secara keseluruhan Rp 51,971 miliar lebih untuk 64 desa. Sedangkan dana program PKT dialokasikan sebesar Rp 38,361 miliar lebih. Dana desa yang telah disalurkan sampai Juni 2018 di Kabupaten Gianyar sebesar Rp 31 miliar lebih.
Khusus untuk Desa Singakerta, pada tahun 2018 ini mendapat dana desa sebesar Rp 1.506 miliar lebih. Sedangkan untuk program PKT dilaksanakan untuk 11 kegiatan dengan dana Rp 980 juta lebih. “ Penggunaan dana desa diarahkan untuk mendukung program satu desa satu produk unggulan, sejalan dengan apa yang dicanangkan di Kabupaten Gianyar,” jelas I Ketut Rochineng. *nvi
Menteri Eko diterima langsung oleh Pj Bupati Gianyar Ketut Rochineng beserta jajaran. Kunjungan Menteri Eko diagendakan dua hari di bumi seni untuk melihat langsung sejumlah proyek pembangunan padat karya tunai dengan sumber dana dari dana desa.
Seperti pembangunan perbaikan dan pemeliharaan saluran irigasi beton Subak Mandi, Delod Tukad, Desa Singakerta, Ubud, sepanjang 64 m2 (337 m) dengan dana Rp. 78.364.850.00. Perbaikan jalan lingkungan dengan paving di Desa Sayan, Ubud sepanjang 2.422 m2 dengan biaya Rp 461.204.650. Pembangunan lain yang dikunjungi adalah penangkaran burung Kokokan di Banjar Petulu Gunung, Desa Petulu, Ubud satu unit, dengan total biaya Rp 259.357.650.00.
Pada kesempatan itu Menteri Eko Putro Sandjojo juga memberikan masukan pada para perbekel yang hadir. Kata dia, penggunaan dana desa tidak hanya untuk membangunan fisik atau infrastruktur saja, namun juga untuk kegiatan lain, seperti pengentasan kemiskininan, kesehatan maupun pengelolaan lingkungan hidup. Misalnya, saat ini yang lagi tengah disorot adalah penanganan masalah stanting. Dana desa bisa digunakan program kegiatan peningkatan kebutuhan gisi, sehingga kasus stanting dapat ditekan.
Menteri Eko Putro mengatakan dana desa juga bisa digunakan untuk pengelolaan sampah di desa melalui bank sampah. Bank sampah yang dibentuk dengan dana desa bisa dikelola hingga menghasilkan pendapatan bagi desa.
Pada kesempatan itu, Menteri juga mengapresiasi keberhasilan Pemkab Gianyar. Karena dana desa sudah dicairkan tahap pertama dan tahap kedua. Ini merupakan keberhasilan tersendiri, dimana ada daerah lainnya ada yang belum dicairkan tahap kedua. “Mudah mudahan sudah tersalurkan ke desa desa penerima hingga seratus persen. Sekilas saya melihat di Kabupaten Gianyar pembangunan infrastruktur di desa-desa sudah sangat bagus, jadi pengunaan dana desa bisa diarahkan ke non fisik,” kata Menteri Eko Putro.
Turut hadir pada kesempatan itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Desa PDTT Anwar Sanusi, Dirjen PPMD Kemendes PDTT Taufik Majid, Kepala Pusat Data dan Informasi Ifan Novik Augusta, Staf Khusus Menteri, Indra Muda Salim, Kadis PMD Gianyar I Ketut Suweta dan para pendamping.
Dalam kesempatan itu, Pj Bupati Ketut Rochineng melaporkan pelaksanaan dana desa memprioritaskan tiga hal utama, yaitu tenaga kerja setempat, bahan baku dan swakelola. Pada tahun 2018, pelaksanaan dana desa diterapkan mekanisme Program Padat Karya Tunai (PKT). Di Kabupaten Gianyar, pada tahun 2018, dana desa yang dialokasikan secara keseluruhan Rp 51,971 miliar lebih untuk 64 desa. Sedangkan dana program PKT dialokasikan sebesar Rp 38,361 miliar lebih. Dana desa yang telah disalurkan sampai Juni 2018 di Kabupaten Gianyar sebesar Rp 31 miliar lebih.
Khusus untuk Desa Singakerta, pada tahun 2018 ini mendapat dana desa sebesar Rp 1.506 miliar lebih. Sedangkan untuk program PKT dilaksanakan untuk 11 kegiatan dengan dana Rp 980 juta lebih. “ Penggunaan dana desa diarahkan untuk mendukung program satu desa satu produk unggulan, sejalan dengan apa yang dicanangkan di Kabupaten Gianyar,” jelas I Ketut Rochineng. *nvi
1
Komentar