nusabali

34 Pasien DBD Masih Dirawat

Kasus Melonjak, RSUD Wangaya Ingatkan Jangan Anggap Sepele

  • www.nusabali.com-34-pasien-dbd-masih-dirawat

DENPASAR, NusaBali - Lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) membuat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya Denpasar kebanjiran pasien. Tercatat sebanyak 34 pasien DBD masih di rawat di rumah sakit yang berdiri tahun 1921 ini. Pihak RSUD Wangaya mengingatkan masyarakat jangan sepelekan kasus DBD karena bisa mengancam nyawa.

Sejak awal 2024 sampai April tercatat RSUD Wangaya telah menerima sebanyak 363 pasien DBD, bahkan mencatatkan angka kematian 2 orang anak pada Maret lalu.

Kepala Bidang Pelayanan Medik, RSUD Wangaya,  I Wayan Edi Wirawan mengungkapkan, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, lonjakan kasus DBD di RSUD Wangaya memperlihatkan peningkatan yang signifikan. “Untuk April 2024 jumlahnya ada 193 kasus. Kasus April ini adalah jumlah kasus DBD terbanyak dalam satu bulan, dibandingkan dengan 2 tahun terakhir. Untuk tahun 2023 paling tinggi di bulan Januari dengan 172 kasus, dan tahun 2022 paling tinggi di bulan Desember dengan 121 kasus. Dan untuk jumlah kasus yang kami rawat saat ini ada 34 kasus (per 2 Mei 2024,red),” ujar Edi Wirawan saat ditemui RSUD Wangaya, Desa Dauh Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Kamis (2/5) siang.

Edi Wirawan juga menyoroti pergeseran musim hujan yang mempengaruhi peningkatan kasus DBD. Terutama dengan puncak musim hujan pada Maret yang menyebabkan kasus DBD di awal April naik secara signifikan. 

Kata dia, dari kasus DBD tersebut, 2 anak masing-masing berusia 7 dan 12 tahun meninggal dunia pada Maret lalu. “Itu karena keterlambatan datang ke rumah sakit,” ujar Edi Wirawan seraya menyampaikan selama ini pasien yang datang bervariasi, ada yang sudah datang dengan keadaan fase kritis dan ada juga masih dengan gejala awal. 

Selain itu dia juga menyampaikan, gejala DBD mirip dengan penyakit pernapasan, menambah kesulitan dalam diagnosis dini. "Ada yang dengan gejalanya sama seperti penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) pada umumnya, demam yang bertahan 2 hingga 7 hari disertai dengan mual dan muntah,” jelas Edi Wirawan.

“Kalau memang anak mengalami panas diobati, setelah 2 sampai 4 hari tidak ada tanda-tanda sembuh, kalau bisa periksa ke pusat pelayanan kesehatan untuk tindak lanjut. Untuk penanganan lebih lanjut bisa cek darah. Tetapi jangan juga buru-buru langsung cek darah, karena kadang-kadang menyebabkan anak atau keluarga pasien menjadi tidak waspada,” tegasnya.

Kata Edi Wirawan, pada hari pertama dan kedua kadang-kadang sampai hari ketiga belum menunjukkan perubahan di laboratorium yakni masih bagus trombositnya. “Biasanya penurunan trombosit itu di hari keempat. Itu yang harus diwaspadai,” tambah Edi Wirawan.

Dalam upaya pencegahan, RSUD Wangaya mendorong kesadaran akan kebersihan lingkungan sebagai kunci utama. "Bukan hanya tanggung jawab individu, tapi semua harus sadar akan kebersihan lingkungan," tegas Edi Wirawan. 

Lanjut dia, pemberantasan sarang nyamuk, termasuk praktik 3M (menguras, menutup, menimbun), menjadi fokus utama. Fogging bisa dianggap sebagai opsi terakhir, dengan syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi sebelum pelaksanaannya.Edi Wirawan juga menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak sepelekan DBD ini. Apalagi menunda-nunda penanganan medis. "Kepada masyarakat jangan sampai terlambat membawa keluarga untuk dibawa ke pusat layanan kesehatan, sehingga kita bisa cepat memberikan pertolongan," tandasnya. cr79

Komentar