nusabali

Distan Cek Panen Padi di Subak Iseh Anjlok

  • www.nusabali.com-distan-cek-panen-padi-di-subak-iseh-anjlok
  • www.nusabali.com-distan-cek-panen-padi-di-subak-iseh-anjlok

AMLAPURA, NusaBali - Tim dari Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Karangasem dipimpin Kadis I Nyoman Siki Ngurah, mengecek kondisi padi ciherang di Subak Iseh, Banjar Iseh, Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen, Karangasem, Senin (29/4), yang turun produksi.

Padahal jenis padi lainnya, di lokasi yang sama tumbuh normal. "Saya jadi penasaran, kenapa padi ciherang, tumbuhnya tidak normal, produksinya anjlok," jelas Kadis Siki Ngurah di sela-sela pemantauan di Subak Iseh.

Turut mendampingi, Plt Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura I Putu Gede Suwata Berata, Plt Kepala UPTD BPPP (Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Pelaksana Penyuluh Pertanian) Karangasem I Gede Eka Putra, Koordinator BPP (Balai Penyuluh Pertanian) Kecamatan Sidemen Fhoziah Ermawati, penyuluh WKPP (Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian) Desa Sinduwati Ni Made Sriwati, dan Pekaseh Subak Iseh I Nyoman Degeng.

Di lokasi, tim mengukur secara ubinan pada lahan sawah berisi padi ciherang, ukuran 2.5 meter x 2,5 meter, didapatkan hasilnya 4,6 kilogram kotor. Sedangkan di lahan dengan produksi normal, didapatkan 5,5 kilogram gabah. "Kami dapatkan satu ubinan 4,6 kilogram itu belum dipilah antara bulir padi yang kosong dan yang masih berisi, memang di sini terjadi penurunan produksi," kata Siki Ngurah,

Dia mengaku tidak habis piker dengan produksi padi ciherang turun di subak itu. Padahal produksi padi jenis lain normal. "Penyebabnya, adalah lokasi sawah di Subak Iseh lembab, dikelilingi bukit, ditambah curah hujan tinggi," tambahnya.

Siki Ngurah membantah petani dikategorikan gagal panen. "Itu bukan gagal panen, tetapi terjadi penurunan produksi," tambahnya. 

Petani di Banjar Iseh, Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen, Karangasem rata-rata mengalami kerugian besar, saat panen padi ciherang bulir padinya 2/3 kosong atau hampa, dari total panen sebelumnya. Baru pertama kali petani gunakan bibit ciherang bantuan pemerintah.

Petani I Ketut Kenak, dari Banjar Iseh mengatakan, kondisi normal gunakan bibit infari 32 panen 15 kampil gabah, kali ini dengan ciherang hanya dapat 2 kampil, berasal dari lahan 10 are.

I Ketut Kenak menerangkan kerugiannya, prosesnya mulai dari mengolah lahan dengan sewa traktor Rp 15.000 per are, sebanyak 10 are menjadi Rp 150.000, ditambah pupuk Rp 300.000, sehingga biayanya Rp 450.000, itu belum dihitung tenaga.

"Semua padi ciherang di Subak Iseh, bermasalah, sedangkan yang gunakan bibit lain, produksinya normal," kata I Ketut Kenak.

Perbekel Sinduwati I Nyoman Rumana mengapresiasi kedatangan rombongan Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan, yang mengecek kondisi padi ciherang di Subak Iseh. "Saya apresiasi Langkah dinas ke lokasi," jelasnya.k16

Komentar