nusabali

Puluhan Calon Pengawas Ikuti Uji Kompetensi

  • www.nusabali.com-puluhan-calon-pengawas-ikuti-uji-kompetensi

SINGARAJA, NusaBali - Sebanyak 52 orang guru telah mengikuti uji kompetensi sebagai calon pengawas sekolah. Mereka sedang disiapkan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng untuk mengisi kekurangan pengawas sekolah yang terjadi saat ini

Kepala Disdikpora Buleleng, Made Astika Selasa (23/4) kemarin mengatakan, pengangkatan pengawas sekolah dari kepala sekolah maupun guru tidak mudah. Calon pengawas harus mengikuti uji kompetensi pengawas dan memenuhi berbagai persyaratan teknis. Setelah lulus uji kompetensi baru dapat diajukan untuk ditugaskan menjadi pengawas sekolah.
 
“Mereka yang boleh ikut uji kompetensi juga tidak bisa sembarangan. Bagi yang sudah memenuhi syarat akan diundang by sistem untuk mengikuti uji kompetensi pengawas sekolah. Undangan dari pemerintah pusat itu kita sampaikan kepada yang mendapat undangan. Periode uji kompetensi pengawas ini rutin setiap tahunnya,” kata Astika.
 
Lalu pengangkatan pengawas akan diusulkan Disdikpora ke Bupati untuk ditetapkan. Sedangkan pendistribusian calon pengawas sekolah akan diatur Disdikpora Buleleng disesuaikan dengan kebutuhan.
 
Terkait kondisi pengawas sekolah di Buleleng saat ini sangat minim. Total hanya ada 13 pengawas sekolah yang ditugaskan di satuan pendidikan dasar. Sebanyak 10 pengawas di jenjang SD dan PAUD. Sedangkan 3 orang pengawas di jenjang SMP. Mirisnya dari belasan pengawas yang ada 1 orang dalam keadaan sakit dan 3 orang pengawas SMP akan memasuki masa pensiun tahun depan.
 
Astika menyebut jika dilihat dari jumlah sekolah di Buleleng, dengan 465 SD, 56 SMP dan 30 PAUD, memerlukan 50 orang pengawas sekolah. Pengawasan di pendidikan disebut Astika standar rasionya 1 pengawas memegang 11 sekolah.
 
Ketersediaan pengawas sekolah yang masih minim di sekolah membuat tugas pengawasan menjadi 4 kali lipat. Kondisi ini pun membuat pengawas sekolah yang semestinya melakukan kunjungan dan pengawasan di satu sekolah 1 kali dalam sebulan menjadi dua bulan sekali. Hanya saja kondisi ini tidak sampai mengganggu sistem pendidikan.
 
“Sejauh ini masih dimaksimalkan. Kalau ada laporan kendala di sekolah, akan ada prioritas,” ungkap Astika.7 k23

Komentar