nusabali

Sempat Dirawat Beberapa Jam, Bocah SD Tewas Terserang DB

  • www.nusabali.com-sempat-dirawat-beberapa-jam-bocah-sd-tewas-terserang-db

Serangan demam berdarah (DB) di wialayah Gumi Sejuk Bangli yang mengganas sejak sepekan terakhir, bukan hanya ditandai membludaknya pasien DP dirawat di RSUD Bangli.

BANGLI, NusaBali
Serangan DB juga menelan korban nyawa atas nama I Gede Danu Sila Wijaya, 11, bocah Kelas V SDN 2 Kawan dari Banjar Belumbang, Kelurahan Kawan, Kecamatan Bangli.

Bocah Gede Danu Sila Wijaya meninggal dunia dalam perawatan di RS Sanglah, Denpasar, Minggu (26/6) pagi pukul 07.00 Wita. Sehari sebelum meregang nyawa, bocah malang korban DB ini sempat dirawat di RSUD Bangli, sebelum kemudian dirujuk ke RS Sanglah, Sabtu (25/6) malam pukul 20.30 Wita.

Korban Danu Sila Wijaya merupakan putra sulung keluarga pasangan I Komang Tri Sila dan Ayu Martiniasih. Terungkap, bocah SD berusia 11 tahun ini terserang DB sejak Senin (20/6) lalu, diawali dengan demam tinggi. Orangtuanya sempat membawa koran ke dokter. Karena kondisinya tak kunjung membaik, bocah malang ini kemudian dibawa ke RSUD Bangli, Kamis (23/6) atau tiga hari sebelum meninggal.

Setelah diberi obat, hari itu juga dibolehkan pulang dari RSUD Bangli. Ketika itu, bocah malang ini belum terdiagnose menderita DB, tromositnya pun masih 199. Namun, kondisinya cendrung memburuk. Selain panas badan naik turun, bocah Danu Sila Wijaya juga mengeluhkan sesak napas; sakit dada, susah tidur, dengan disertai mual dan muntah-muntah.

Akhirnya, bocah Danu Sila Wijaya kembali dibawa orangtuanya ke RSUD Bangli, Sabtu (25/6) sore pukul 16.00 Wita. Hanya 4,5 jam dirawat di RSUD Bangli, bocah malang yang terdeteksi menderita DB ini kemudian dirujuk ke RS Sanglah malamnya pukul 20.30 Wita. Saat dirujuk ke RS Sanglah, kondisinya sudah parah, disertai kejang-kejang.

Sayang, nyawa bocah malang ini tak bisa diselamatkan. Setelah dirawat selama beberapa jam di RS Sanglah, bocah Danu Sila Wijaya dinyatakan meninggal dunia, Minggu pagi pukul 07.00 Wita. Ibunda korban, Ayu Martiniasih, menuturkan saat putra sulungnya yang terserang DB ini dirujuk ke RS Sanglah, Sabtu malam, kadar trombosinya susah sangat rendah, hanya 14. “Tapi, waktu itu anak saya ini masih dalam kondisi sadar,” tutur Ayu Martiniasih dengan mata sembab karena terus menangis, kepada NusaBali di rumah duka, Minggu kemarin.

Menurut Ayu Martiniasih, dirinya tidak ada firasat apa-apa sebelum kematian tragis putra sulungnya ini. Hanya saja, dua hari sebelum kematian almarhum, Ayu mengaku sempat mimpi aneh, Jumat (24/6) malam. Dalam mimpinya, dia tidur berdampingan dengan mayat. “Dalam mimpi itu pula, saya lihat Danu Sila Wijaya terus menjauh,” kenangnya sambil terisak.

Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Minggu kemarin, Wakil Direktur Umum Keuangan dan SDM RSUD Bangli, dr I Putu Ganda Wijaya, mengakui bocah Gede Danu Sila Wijaya memang sempat dirawat di rumah sakit setempat beberapa jam, sebelum kemudian dirujuk ke RS Sanglah. “Pasien ini kemudian dirujuk ke RS Sanglah karena kondisinya sudah parah, shock syndrome,” jelas dr Ganda Wijaya.

Sementara itu, jenazah bocah Danu Sila Wijaya hingga kemarin masih dititipkan di RS Sanglah dan belum dipulangkan ke rumah duka di Banjar Blumbang, Kelurahan Kawan, Kota Bangli untuk selanjutnya dimakamkan. Masalahnya, seluruh desa pakraman se-Kota Bangli, termasuk Banjar Belumbang, sedang mempersiapkan pujawali Ida Bethara di Pura Kehen. Menurut paman korban, I Wayan Pasek Sila Wikrama, pihak adat memberi rentang waktu 3-6 Juli 2016 untuk prosesi pemakaman jenazah almarhum. 7 k17

Komentar