nusabali

Bea Cukai Bali - Nusra Optimistis Capai Target

  • www.nusabali.com-bea-cukai-bali-nusra-optimistis-capai-target

DENPASAR,NusaBali
Meskipun bandara I Gusti Ngurah Rai dan pelabuhan Benoa sempat ditutup akibat pandemi, namun Kanwil  Ditjen Bea dan Cukai Kemenkeu Bali dan Nusa Tenggara (NTB dan NTT), optimistis total penerimaan cukai dari kegiatan ekspor impor akan tercapai sesuai target pada akhir 2021.

Optimisme tersebut disampaikan Plt  Kakanwil Ditjen Bea dan Cukai Bali dan Nusa Tenggara I Made Wijaya, Kamis (29/7).

Dikatakan realisasi penerimaan bea dan cukai dari Provinsi Bali sampai dengan Semester I 2021, baru mencapai 42,85 persen dari target tahunan Rp 732.384.096.000.

 “Oleh karena itu bandara ( Bandara Ngurah Rai) tidak  ada penumpang yang datang, tidak ada pesawat yang datang. Untuk diketahui Bandara Ngurah Rai, tidak termasuk dalam 4 bandara yang ditunjuk pemerintah sebagai Penerima Perjalanan Luar Negeri (PPLN). Dampaknya adalah kegiatan ekspor – impor tidak berjalan,” paparnya.

Demikian juga dengan Pelabuhan Benoa, kosong. Sebelum pandemi ada satu perusahan pelayaran yang melakukan kegiatan operasional, namun  dengan perhitungan cost dan benefit, perusahan pelayaran tersebut tidak sanggup.

 “Karena costnya terlalu tinggi, mereka angkat kaki,” ungkap Wijaya.  Sehingga praktis tidak ada kegiatan ekspor-impor dari Pelabuhan Benoa. Walau demikian, dengan segala kondisinya akibat pandemi, Kanwil DJBC akan berusaha mencapai bea dan cukai dari Bali pada akhir 2021 sesuai target.

Potensi penerimaan  akan disupport dari  penerimaan cukai sebesar  89,5  persen  atau hampir 90 persen. “Dari 89,5  persen atau  90 persen cukai, 95 persennya dari Kantor Bea dan Cukai Denpasar,” jelasnya.

Target Rp  658 miliar cukai kata Wijaya akan dihasilkan dari 33 perusahaan yang memproduksi minuman beralkohol di Bali. “Sedang dari bea masuk  10 persen,” kata Wijaya.

Tambahnya, Tahun Angggaran 2021 Bali mendapatkan alokasi target penerimaan cukai jenis baru yakni cukai kantong plastik. Namun sampai saat ini belum bisa dilakukan pemungutannya. “Hal itu disebabkan belum ada regulasi  dan payung hukum untuk pemungutan cukai kantong plastik,” kata Wijaya.

Sementara secara keseluruhan target penerimaan penerimaan DJBC Bali- Nusra tahun 2021 Rp 1.067.341.284.000. Proyeksinya dari  bea masuk Rp 216.961.710.000. Dari bea keluar, Rp 173.930.823.000. Dari cukai Rp 676.428.715.000.

Sampai dengan Juni 2021, DJBC Bali-Nusra menargetkan Rp 425.890.562.880.Namun capaiannya sudah Rp 726.371.630.742 (170,55 persen dari target sampai Juni). Capaian tersebut berasal dari limpahan penerimaan dari dua  provinsi yakni NTB dan NTT. Penerimaan dari NTT surplus, demikian juga NTB lebih lagi. “Kami dapat limpahan rejeki cukup besar,” ujarnya.

Dengan perkembangan tersebut, Wijaya optimistis target penerimaan bea dan cukai dari Kanwil DJBC Bali-Nusra, tahun 2021 bisa tercapai. Meski kemungkinan tidak seperti capaian 2020, namun target 100 persen Wijaya yakin terpenuhi. “Kami  optimistis,” tegasnya. K17.

Komentar