nusabali

Jika Satu Keluarga OTG, Diizinkan Isolasi Mandiri

Bangli Revisi Kebijakan Isolasi Terpusat

  • www.nusabali.com-jika-satu-keluarga-otg-diizinkan-isolasi-mandiri

BANGLI, NusaBali
Pemkab Bangli revisi kebijakan isolasi terpusat bagi warga Gumi Sejuk yang positif Covid-19 ketegori orang tanpa gejala dan gejala ringan (OTG-GR), yang telah diberlakukan sejak Minggu (25/7).

Dalam revisi tersebut, bagi mereka yang seluruh anggota kelurganya terkonfirmasi OTG-GR dikecualikan boleh manjalani isolasi mandiri di rumah. Humas Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bangli, I Wayan Dirgayusa, mengatakan kebijakan semua OTG-GR harus menjalani isolasi terpusat yang disiapkan pemerintah ini direvisi, karena ada permohonan dari bawah yang seluruh anggota keluaganya positiuf Covid-19. Mereka minta pengecualian, karena jika harus menjalani isolasi terpusat, maka rumah maupun hewan peliharaannya tidak ada yang mengurus.

Atas usulan tersebut, Satgas Pananganan Covid-19 kemudian melakukan pembahasan kembali, Senin (26/7). Dari pembahasan tersebut, Satgas kabulkan permohonan untuk isolasi mandiri di rumah jika satu keluarga semua anggotanya terkonfirmasi OTG-GR.

"Jadi, bagi keluarga yang semua anggotanya OTG-GR, mereka dibolehkan isolasi mandiri. Tapi, bila dalam satu keluarga atau pekarangan ada beberapa yang terkonfirmasi positif Covid-19, maka mereka yang positif ini harus ikut isolasi terpusat. Mereka akan dijemput petugas,” terang Dirgayusa di Bangli, Selasa (27/7).

Menurut Dirgayusa, sejauh ini ada dua keluarga di Bangli yang diizinkan isolasi mandiri, karena seluruh anggotanya OTG-GR. Rinciannya, satu keluarga tinggal di Desa Tembuku (Kecamatan Tembuku), sementara satu keluarga lagi tinggal di Desa Belancan (Kecamatan Kintamani).

Dirgayusa menegaskan, keluarga-keluaga OTG-GR yang menjalani isolasi mandiri di rumahnya, mendapat pengawasan ketat dari Satgas Desa dan Satgas Gotong Royong Desa Adat. Mereka harus mematuhi aturan yang berlaku. Jika ketahuan melanggar aturan, mereka akan dijemput paksa petugas untuk dibawsa ke tempat isolasi terpusat.

“Jadi, Satgas Desa juga harus melakukan pengawasan ketat terhadap warganya yang isolasi mandiri. Sementara keluarga yang isolasi mandiri mesti membuat pernyataan siap mengikuti aturan. Pihak desa juga membuat pernyataan bahwa akan melakukan pengawasan ketat," tandas birokrat asal Desa Demulih, Kecamatan Susut yang juga Kadis Kominfo dan Statistik Kabupaten Bangli ini.

Sebelum diizinkan isolasi mandiri, kata Dirgayusa, petugas lebih dulu melakukan pengecekan, baik anggota keluarga yang terkonfirmasi maupun kondisi pekarangan rumah mereka. Ini untuk mempermudah pengawasan.

Pemkab Bangli sendiri menyiapkan dua tempat untuk isolasi terpusat bagi OTG-GR di Gumi Sejuk. Pertama, Gedung Diklat RSJ Provinsi Bali di Kelurahan Kawan, Kecamatan Bangli. Gedung berlantai empat ini sejatinya mampu menampung 200 orang, namun hanya diisi 100 orang agar bisa jaga jarak.

Kedua, Gedung SKB Kayuambua di Desa Tiga, Kecamatan Susut, Bangli. Tempat isolasi di Gedung SKB Kayuambua ini berkapasitas 50 orang. Isolasi terpusat diberlakukan bagi OTG-OR yang terkonfirmasi positif Covid-19 sejak Sabtu (25/7). Mereka dijemput ke rumahnya masing-masing. Sedangkan bagi OTG-GR yang terkonfirmasi sebelum hari Sabtu, tetap dibolehkan isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta, mengatakan pihaknya tegas dalam menjalankan program isolasi terpusat ini. Jika OTG-GR ditemukan berkeliaran dan menolak isolasi terpusat, mereka akan dijemput oleh petugas. “Jadi, tidak boleh lagi ada OTG-GR yang isolasi mandiri di rumah. Jika menolak, mereka akan dijemput paksa,” terang Sedana Arta.

Sementara, untuk kebutuhan logsitik OTG-GR yang isolasi terpusat, kata Sedana Arta, ditanggung pemerintah daerah. Untuk kebutuhan makan, akan memanfaatkan anggaran BTT---anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tak diharapkan berulang. "Kebutuhan makanan disiapkan daerah. Makanan tentu harus sesuai standar gizi," katanya.

Sementara itu, per Selasa kemarin di Bangli muncul 25 kasus baru Covid-19, bersamaan dengan 3 pasien meninggal dan 32 pasien sembuh. Walhasil, jumlah kasus aktif (pasien Covid-19 yang masihg dalam perawatan) di Bangli kini mencapai 337 orang. Dari jumlah itu, 21 orang jalani isolasi terpusat di Gedung Diklat RSJ Bangli, beberapa orang dirawat di rumah sakit (untuk gejala sedang hingga berat), selebihnya isolasi mandiri di rumah.

Sedangkan tiga pasien yang meninggal per Selasa kemarin, masing-masing berasal dari Kelurahan Kawan (Kecamatan Bangli), Desa Bunutin (Kecamatan Kintamani), dan Desa Kintamani (Kecamatan Kintamani). Ketiganya sudah berusia sepuh, 66-91 tahun, dengan penyakit bawaan. *esa

Komentar