nusabali

Bangunan Bale Panggungan Roboh, 7 Jempana Remuk

Bencana Puting Beliung Terjang Pura Puseh, Desa Adat Kubu Juntal

  • www.nusabali.com-bangunan-bale-panggungan-roboh-7-jempana-remuk

AMLAPURA, NusaBali
Bencana angin puting beliung terjang Pura Puseh, Desa Adat Kubu Juntal, Desa/Kecamatan Kubu, Karangasem, Kamis (15/7) siang.

Dalam bencana ini, bangunan Bale Panggungan dengan panjang 24,9 meter dan lebar 3 meter di Pura Puseh ambruk, hingga menghancurkan 7 jempana. Bangunan Bale Panggungan yang roboh akibat bencana puting beliung ini berada di Utama Mandala Pura Puseh, Dersa Adat Kubu Juntal. Bangunan memanjang beratapkan genting karangpilang, dengan 24 tiang balok, dan berukir prada ini roboh ke arah utara.

Tidak ada korban jiwa maupun terluka dalam bencana puting beliung yang merobohkan Bale Panggungan ini. Pasalnya, saat bencana terjadi, Kamis siang sekitar pukul 14.00 Wita, suasana di pura sedang sepi dan tidak ada krama yang beraktivitas di sana. Namun, 7 jempana (linggih pralingga Ida Bhatara) yang berada di Bale Panggungan tertindih bangunan roboh.

Bendesa Adat Kubu Juntal, I Ketut Suardita, mengakatan Bale Panggungan di Pura Puseh ini sebenarnya untuk stana seluruh jempana saat digelar piodalan setahun sekali pada Purnamaning Kapat. Jempana yang distanakan di sana berasal dari 35 dadia yang tersebar di 5 banjar adat wawidangan Desa Adat Kubu Juntal, yakni Banjar Adat Kubu, Banjar Adat Karanganyar, Banjar Adat Juntal Kelod, Banjar Adat Juntal Kaja, dan Banjar Adat Sambilaklak.

Namun, sehari-harinya hanya 7 jempana yang distanakan di Bale Panggungan ini. Tujuh (7) jempana terebut merupakan linggih Ida Bhatara Puseh (4 jempana), Ida Bhatara Pura Goran (1 jempana), Ida Bhatara dari Banjar Adat Junta Kajal (1 jempana), dan Ida Bhatara Dalem (1 jempana).

Menurut Bendesa Ketut Suardita, untungnya Bale Panggungan yang roboh tersebut selama ini tidak digunakan untuk menyimpan pratima (benda sakral). Selama ini, semua pratima disimpan di Bale Agung areal Jaba Pisan Pura Puseh.

Disebutkan, saat Bale Panggungan roboh ke arah utara akibat diamuk angin puting beliung, seluruh genting karangpilang berserakan, sementara 24 tiang beton bangunan patah. “Karenanya, 7 jempana yang disimpan berjejer di bagian sudut utara, tertindih kap dan tiang bangunan,” ungkap Ketut Suardita saat ditemui NusaBali di lokasi bencana Pura Puseh, Desa Adat Kubu Juntal, Jumat (16/7) siang.

Hingga kemarin siang, kondisi jempana yang hancur terpimpa bangunan roboh masih dibiarkan dalam posisi terjepit. Jempana tersebut belum dilakukan evakuasi, karena masih menunggu digelarnya paruman.

Suarda menyebutkan, Bale Panggungan yang roboh diamuk puting beliang tersebut selama ini menjadi satu-satunya bangunan yang jadi kebanggaan di Pura Puseh, Desa Adat Kubu Juntal. Bale Panggungan ini baru selesai dibangun dan diupacarai pamelapsa, akhir tahun 2017 si-lam. Pembangunannya dilakukan selama 2 tahun, sejak 2016.

"Saat membangun Bale Panggungan kala itu, dana yang dihabiskan mencapai Rp 400 juta. Kalau sekarang nilainya lebih dari itu. Belum lagi kerugian akibat rusaknya 7 jempana," jelas tokoh asal Banjar Adat Juntal Kelod, Desa Adat Kubu Juntal ini.

Menurut Suardita, pasca robohnya Bale Panggungan  di Pura Puseh, rencananya akan dilaksanakan paruman yang melibatkan Sabha Desa Adat Kubu Juntal pada Saniscara Wage Prangbakat, Sabtu (17/7) ini. Paruman itu akan memutuskan mengenai rencana menggelar upacara guru piduka, proses evakuasi 7 jempana yang rusak, lanjut upacara pralina.

Sejauh ini, kata Suardita, belum terpikirkan untuk melakukan perbaikan kembali Bale Panggungan yang roboh, mengingat situasi ekonomi tengah sulit di tengah pandemi Covid-19. "Sulit rasanya untuk melakukan perbaikan kembali dengan cara memungut peturunan dari krama,” jelas Suardita seraya menyebut Pura Puseh, Desa Adat Kubu Juntal diempon 1.250 KK krama dari 5 banjar adat.

Meski demikian, menurut Suardita, piodalan di Pura Puseh rencananya tetap akan dilaksanakan saat Purnamaning Kapat pada Anggara Kliwon Kulantir, Selasa, 21 September 2021 mendatang. "Jika piodalan dilaksanakan, bisa saja nanti membangun palinggih darurat untuk linggih jempana dari 35 dadia. Itu semua tergantung hasil paruman nanti," papar Suardita, yang sudah menjabat sebagai Bendesa Adat Kubu Juntal selama 13 tahun sejak 2008.

Sementara itu, Plt Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Ketut Arimbawa, mengaku berencana terjun memantau kerusakan akibayt bencana puting beliung di Pura Puseh, Desa Adat Kubu Juntal, hari ini. "Kami masih ada rapat virtual, pemantauan dilakukan BPBD besok (hari ini),” jelas Arimbawa saat dikonfirmasi NusaBali di Amlapura, Jumat kemarin. *k16

Komentar