nusabali

Tak Masekaa, Menari Karena Pesanan Khusus

Siasat Joged Jaruh Hingga Viral di Medsos

  • www.nusabali.com-tak-masekaa-menari-karena-pesanan-khusus

Karena tidak dibekali pakem tari, hanya berbekal pongah, tidak peduli risiko dan menjual murah seni dengan menghancurkan moral.

SINGARAJA, NusaBali

Pelbagai upaya telah dilakukan pemerintah dan Listibya (Mejelis Pertimbangan Kebudayaan) untuk melestarikan kesenian Tari Joged Bumbung pakem Bali. Namun joged jaruh (porno) masih marak, baik dalam pentas langsung, dan paling marak serta viral di banyak kanal youtube dan medsos (media sosial). Usut punya usut, penari joged porno ternyata bukan sekaa joged bersangkutan, tapi dipesan khusus oleh penyelenggara pentas.  

Biasanya mereka adalah penari otodidak dan menari ketika ada pesanan khusus dari penyelenggara acara.  Joged Bumbung dari Kabupaten Buleleng pun terlanjur dicap sebagai joged porno. Cap ini mencuat sejak video joged porno pertama kali viral sekitar tahun 2003. Pembinaan sekaa joged di Buleleng yang dilakukan rutin oleh Dinas Kebudayaan setempat, tampaknya mengakibatkan pihak dinas kucing-kucingan dengan penari joged yang masih melayani pesanan joged porno. Bahkan pemberangusan video joged porno di kanal-kanal youtobe oleh Listibiya, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali serta pengamat kesenian sudah dilakukan, belakangan kembali bermunculan video-video baru.

Kepala Bidang Kesenian Dinas Kebudayaan Buleleng Wayan Sujana mengatakan pembinaan sekaa joged di Buleleng secara teknis sudah dilakukan rutin. Bahkan pembinaan khusus dan pemanggilan sekaa joged secara khusus di kantor Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng bersama Listibiya Kabupaten Buleleng juga sudah sempat dilakukan. Bahkan pemanggilan penari joged porno yang terakhir viral di sosial media pada tahun 2017 lalu juga sudah dilakukan.

“Kami turun langsung melakukan penyisiran bersama tim provinsi juga, melibatkan perbekel, hansip, Babhinkamtibmas, Babinsa desa asal penari yang bersangkutan. Pemdes yang merasa namanya tercoreng waktu itu siap memberikan sanksi. Tetapi nampaknya belakangan ini kembali muncul video-video baru, dengan penari baru juga,” papar seniman topeng ini, Jumat (2/7).

Menurut Sujana setelah dilakukan pendalaman, penari joged porno rata-rata tak masuk dalam sekaa joged yang ada di wilayahnya. Biasanya mereka adalah penari otodidak dan menari ketika ada pesanan khusus dari penyelenggara acara. “Seperti kasus terakhir yang viral di acara off road itu penarinya by request dan personal, tidak masuk sekaa manapun. Menarinya pakai kaset. Mereka bisa dibilang bukan seniman, karena tidak dibekali pakem tari, hanya berbekal pongah, tidak peduli risiko dan menjual murah seni dengan menghancurkan moral,” imbuh dia.

Beber dia, bahkan tidak satupun sekaa joged di Buleleng mengakui penari porno sebagai anggota sekaa mereka. Sedangkan jika penari joged porno diiringi sekaa joged, sudah dipastikan sesuai dengan permintaan penyelenggara acara. Sekaa joged sejauh ini menyanggupi menerima order pementasan joged porno karena alasan ekonomi. “Kalaupun mereka dapat pesanan begitu (porno,red), penarinya bukan dari sekaa mereka, penarinya pasti di bon dari penari perorangan yang memang memasarkan jasa begitu. Tetapi sekarang banyak sekaa joged yang menolak order jika meminta joged porno,” imbuh Sujana. Sedangkan oknum penari joged porno setelah ditelusuri Dinas Kebudayaan juga memang melakoni pekerjaan itu karena alasan ekonomi.

Parahnya Dinas Kebudayaan juga menemukan adanya calo joged porno yang melancarkan job mereka. Biasanya calo ini menjadi narahubung penari joged porno ke event-event. Calo joged porno akan mengangkat harga dan meminta persenan kepada penari joged atas jasanya mencarikan job. “Joged porno biasanya tak pakai kru, joged on call, dihubungkan calo dan menari pakai gambelan kaset. Kalau penelusuran calo itu kami tidak punya kewenangan, sejauh ini hanya satu dua orang yang terdeteksi,” katanya. Begitu juga halnya sanksi kepada penari joged porno, kecuali hukuman dengan tidak memberikan kesempatan tampil pada even pemerintah.

Di satu sisi, Sujana menjelaskan, joged porno tak hanya berasal dari Buleleng, saat ini banyak berkembang penari joged berasal dari kabupaten lain di Bali. Seperti Kabupaten Jembrana, Tabanan dan Bangli. Sejauh ini Dinas Kebudayaan Buleleng membina sekitar 20 sekaa joged di Buleleng. Bahkan saat ini sekaa joged baru yang masih ajeg menari sesuai pakem tarian joged muncul di Desa Tigawasa dan Pedawa di Kecamatan Banjar. Pakem tari joged juga masih dipertahankan oleh sejumlah sekaa joged di Buleleng, seperti Sekaa Joged Desa Sari Mekar asuhan maestro jari joged almarhum Ketut Jingga, Sekaa Joged Ambengan, Sekaa Joged Dharmasanti, Joged Desa Ambengan.

Melekatnya citra negatif pada joged Buleleng berdampak pada regenerasi penari joged di Buleleng. Banyak sekaa yang kesulitan mendapatkan penari baru, karena tidak ingin dicap jelek dan tidak mendapatkan izin orangtua.

Sementara itu pengamat seni di Buleleng Anak Agung Pemayun mengatakan persoalan joged porno di Buleleng sudah ditangani sejak dulu. Bahkan sejumlah solusi untuk mengembalikan citra tari joged Buleleng sudah dilakukan berulang kali. Mulai dari sosialisasi pakem tari joged yang benar melalui siaran langsung di radio, termasuk menyuarakan persoalan itu di tingkat provinsi untuk mendapatkan jalan keluar.

“Sebenarnya usaha Listibiya dan pribadi Prof Bandem dan Prof Dibia, menghapuskan joged porno di kanal youtobe sudah dilakukan, bahkan ribuan sudah dihapus. Tetapi kok masih saja muncul, karena masih ada yang mengupload kembali video yang sudah lama, ada juga video baru yang muncul,” ungkap AA Pemayun yang juga Ketua Bidang Tari Listibiya Buleleng.

Masih maraknya konten joged porno di media sosial, menurutnya, tak sepenuhnya salah penari. Tetapi juga ada tanggungjawab pengupah atau penyelenggara acara. Tarian joged porno muncul ketika ada pesanan dari penyelenggara. “Setelah kami sempat susuri ke bawah, tak mutlak salah penari, karena secara pribadi mereka menari begitu karena permintaan. Tidak salah juga karena mereka cari makan,” katanya.

Dia pun tak memungkiri Buleleng belum dapat lepas dari image joged pornonya, karena kejadian viral pertama dilakoni penari asal Buleleng. “Sebenarnya di kabupaten banyak dan ada yang lebih prono, tetapi karena Buleleng nyeleng bolotan, colek pamor sampai sekarang masih melekat image itu. Tetapi pemerintah dan Listibiya sudah terus berupaya mengembalikan citra joged Buleleng dengan berbagai upaya yang sudah dilakukan,” tutup dia. *k23

Komentar