nusabali

Sanggar Seni Kebo Iwa Pergelarkan dan Perkenalkan Gambang KwanjiSempidi

  • www.nusabali.com-sanggar-seni-kebo-iwa-pergelarkan-dan-perkenalkan-gambang-kwanjisempidi

DENPASAR, NusaBali.com - Sanggar Seni Kebo Iwa menampilkan Gambang Kwanji Sempidi yang merupakan alat musik kuno Bali pada Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIII di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Bali, Jumat (2/7/2021) sore.

Gambang Kwanji memiliki struktur yang unik sehingga dapat menimbulkan nada yang harmonis. “Dalam alat musik gambang kali ini ada bagian-bagiannya, ada istiliahnya gambang pengenter, gambang penyelat dan gambang pemero, semuanya memiliki tugasnya masing-masing yang berpatokan dengan alunan gangsa, sehingga menimbulkan alunan yang harmonis antara gambang satu dan lainnya,” ungkap I Nyoman Mariyana, Ketua Sanggar Seni Kebo Iwa.

Dalam pementasan ini Sanggar Kebo Iwa menampilkan tiga generasi pewaris gambang yang berbeda. Ayah I Nyoman Mariyana yang ikut tampil merupakan generasi ketiga dari pewaris alat musik Gambang Kwanji. Mariyana sendiri  masuk generasi keempat. Sedangkan grup anak-anak yang paling kecil ada keponakannya yang masih duduk di bangku kelas VI Sekolah Dasar sebagai pewaris generasi kelima dari alat musik Gambang Kwanji ini.



I Nyoman Mariyana memaparkan bahwa gambang berasal dari kata tembang yang berarti nyanyian. “Dan gambang pun tersusun dari kata ‘bang’ yang berarti merah, mengisyaratkan karakter yang berani dan menyimbolkan suatu semangat.” Begitupun dalam memainkan alat musik gambang, para penabuhnya pun dengan semangat memainkan sesuai dengan lagu dan irama yang dibawakan.

Adapun salah satu judul lagu yang dibawakan pada penampilan gambang Sanggar Kebo Iwa yakni ‘Labda’. “Labda memiliki arti semoga segala sesuatu berjalan dengan baik dan lancar, begitu pun dalam mementaskan gambang pada kali ini, dengan memainkan lagu tersebut secara tidak langsung para penabuh mewujudkan sebuah harmoni sehingga menciptakan suatu kelancaran dalam memainkan alat musik yang termasuk sakral ini,” kata Mariyana.

Lebih lanjut I Nyoman Mariyana pun menuturkan bahwa sejatinya para leluhur Bali telah memiliki strategi dalam pelestarian seni dan budaya Bali bagi penerusnya. “Biasanya alat musik klasik atau kuno seperti gambang ini kalau di Bali Timur hanya diperuntukkan pada kegiatan Dewa Yadnya,” ulasnya.

“Jjika Gambang Kwanji itu diperuntukkan pada kegiatan Pitra Yadnya atau ngaben, dari sana saya pun berpikir bahwa sesungguhnya leluhur Bali telah menciptakan sebuah strategi agar penerusnya tetap melestarikan seni dan budaya Bali dengan mewajibkan seni gambang di setiap kegiatan keagamaan dan adat di Bali seperti Dewa Yadnya dan Pitra Yadnya tadi,” lanjut pimpinan sanggar yang berlokasi di Banjar Kwanji Kelod, Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung ini.
.
Sebagai upaya ‘merekonstruksi’ alat musik gambang, I Nyoman Mariyana membaca berbagai literasi yang menyebutkan gambang sebagai sebuah alat musik kuno sebagaimana terpahat di relief Candi Borobudur dan Candi Penataran. “Saya sempat datang langsung ke sana dan melihat bahwa benar, bentuk dari alat musik gambang itu sangat jelas terlihat dari relief yang ada,” ujar I Nyoman Mariyana.

I Nyoman Mariyana pun menegaskan kembali bahwa sebagai masyarakat Bali, khususnya generasi muda Bali harus sadar dan peduli dengan seni budaya Bali dengan turut berpartisipasi melestarikan dan mewarisi apa yang telah diwariskan oleh para leluhur Bali.

 “Jangan sampai sebagai masyarakat Bali malah berguru ke orang asing, maka dari itu mulai sekarang harus berpartisipasi dalam melestarikan seni budaya Bali dan salah satunya adalah alat musik gambang ini,” tutupnya. *rma

Komentar