nusabali

Desa Panji Buka Objek Wisata Pemandian Alam

  • www.nusabali.com-desa-panji-buka-objek-wisata-pemandian-alam

SINGARAJA, NusaBali
Carut marut nasib pariwisata di Bali pada masa pandemi tak mengurungkan niat Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng, untuk membuka objek wisata baru.

Potensi ketersediaan air yang melimpah di aliran irigasinya dijadikan peluang wisata pemandian alam. Objek wisata yang diberi nama Pancoran Kedu dibuka untuk umum pada Rabu (30/6). Objek wisata Pancoran Kedu ini memanfaatkan saluran irigasi Subak Gede Panji, yang lokasinya ada di Banjar Dinas Mekar Sari, Desa Panji. Sebelumnya, kawasan ketinggian wilayah Desa Panji ini sudah sempat dikelola menjadi objek wisata selfi. Ketinggian tempat menjanjikan wisatawan menikmati pemandangan alam yang menakjubkan. Namun tampaknya, pengelolaan objek wisata selfi tak begitu menjanjikan, karena wisatawan hanya datang sekali untuk berswafoto.

Akhirnya Kelompok Pancoran Kedu yang mengelola objek wisata itu mencari peluang lain. Pengelola yang bernaung di bawah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Panji, kemudian melakukan penataan ulang dan membuat objek wisata pemandian alam, menyasar wisatawan lokal. Ketua Kelompok Pancoran Kedu Nyoman Sukiada mengatakan peluang pengembangan objek wisata pemandian alam ini didapatkannya dengan menganalisa kedatangan wisatawan sebelumnya. Selain berswafoto, tidak sedikit wisatawan yang tertarik untuk mandi langsung dan menikmati jernihnya air pegunungan.

“Kami amati, wisata selfi sebelumnya hanya jalan enam bulan, wisatawan yang sudah datang sekali ternyata tidak datang untuk kedua kalinya. Akhirnya kami mencoba menata kembali melalui pemandian alam ini, ternyata orang datang lebih dari satu kali,” ungkap Sukiada.

Sementara itu Perbekel Panji Made Mangku Ariawan, mengatakan penataan kawasan itu merupakan gayung bersambut program Pemerintah Desa Panji. Kawasan Kedu (Panji atas) memang direncanakan untuk pengembangan, namun selama ini belum dikelola secara optimal. Dia mendorong masyarakatnya yang tergabung dalam kelompok, bersedia mengelola kawasan tersebut menjadi objek wisata.

Menurut mantan anggota DPRD Buleleng ini, pengelolaan wisata dengan sasaran wisatawan lokal dapat mendorong pemulihan ekonomi pada masa pandemi. “Objek ini dibuka untuk umum, baik warga di luar desa dan warga lokal di sini juga. Kalau bisa memberikan pelayanan yang prima, saya yakin ini akan memberikan kontribusi ekonomi yang cukup besar. Terutama pada masa pandemi ini,” kata Ariawan. Untuk menikmati segar dan jernihnya air pegunungan, wisatawan hanya perlu membayar tiket masuk Rp 5.000 per orang. *k23

Komentar