nusabali

Koster: Jangan Sampai Jadi Pengusaha Merangkap Calo

Hipmi Diminta Ciptakan Iklim Usaha Sehat

  • www.nusabali.com-koster-jangan-sampai-jadi-pengusaha-merangkap-calo

DENPASAR, NusaBali
Di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung. Itulah pesan yang disam-paikan Gubernur Wayan Koster saat memberikan sekapur sirih dalam pelantikan Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Provinsi Bali 2020-2023, Selasa (29/6) siang.

Gubernur Koster ingatkan Hipmi Bali mengikuti dan melaksanakan visi ‘Nangun Sat Kerti Loka Bali’ dengan mengedepankan kearifan lokal dalam kegiatan usaha. Anggota Hipmi pun diminta mewujudkan iklim usaha yang sehat, tidak menjadi pengusaha merangkap calo.

Acara pelantikan BPD Hipmi Bali 2021-2023, Selasa kemarin, dilaksanakan di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Niti Mandala Denpasar. Pelantikan BPD Hipmi Bali yang dikomandani Agus Pande Widura tersebut dilakukan Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Hipmi, Mardani H Maming.

Turut menghadiri acara pelantikan tersebut, antara lain, Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali Dewa Made Mahayadnya mewakili Ketua Dewan Nyoman Adi Wiryatama, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bali Trisno Nugroho, Ketua Umum DPC Hipmi Kabupaten/Kota se-Bali, perwakilan Polda Bali, perwakilan Kodam IX/Udayana, dan Forkompimda Provinsi Bali.

Dalam arahannya, Gubernur Koster mendorong Hipmi menjadi organisasi yang sehat, bukan hanya organisasi ‘papan nama’. "Bergabung dengan spirit baru, bukan gabung karena pragmatis. Anggota Hipmi Bali yang berusaha di Bali hatus wujudkan iklim usaha yang sehat. Jangan menjadi kumpulan pengusaha merangkap calo yang sontoloyo," tandas Gubernur Koster.

Bahkan, Koster mengingatkan kalau ada anggota Hipmi yang berperilaku calo dan merusak iklim usaha yang sehat dan berdaya saing di Bali, nanti akan ‘dibersihkan’. "Saya sendiri yang akan bersihkan kalau ada yang berbisnis bengkok. Ngapain kayak gitu, ujung-ujungnya masuk penjara? Mendingan bisnis yang sehat, modal usahanya jelas. Di sini ada pimpinan BI Pak Trisno Nugroho. Saya tinggal ngomong saja, pasti dibantu," jelas Guberur yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.

Menurut Koster, Hipmi harus menghimpun anak muda yang bertalenta bisnis. "Sumbernya sudah ada banyak anak muda kita di Bali. Harus melahirkan banyak entrepreneur. Anak-anak muda kita harus makin banyak yang idealis. Indonesia tertinggal urusan jumlah entrepreneur saat ini. Perekonomian saat ini tergantung pergerakan pelaku ekonomi,” tandas Koster.

“Ada Hipmi dan Kadin. Saya yakin mereka tahu apa yang harus dilakukan dalam membangun perekonomian masyarakat daerah, salah satunya dengan berpihak kepada budaya lokal," lanjut politisi senior asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang sempat tiga periode duduk di Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali ini.

Koster membeberkan visi misi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’, yang ber-makna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan kehidupan krama Bali yang sejahtera dan bahagia sakala niskala menuju kehidupan krama dan Gumi Bali sesuai dengan prinsip Tri Sakti Bung Karno, melalui Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana menuju Bali Era Baru. Pembangunan Bali ini dilakukan dalam satu tata kelola, menyeluruh, terencana, terarah, dan terintegrasi dalam bingkai NKRI berdasarkan nilai-nilai Pancasila 1 Juni 1945.

"Jadi, kalau mau berusaha, harus ikuti visi misi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’. Pelaku ekonomi harus dengan kearifan lokal. Bali punya potensi lokal seperti jeruk Bali, manggis Bali, salak Bali, ayam Bali, kambing Bali, sapi Bali, itu semua harus diberdayakan,” katanya.

Pada bidang sandang, lanjut Koster, Bali punya industri berbasis branding budaya Bali. “Saya terbitkan Pergub yang mewajibkan masyarakat menggunakan busana adat Bali, kebijakan penggunaan Endek Tenun Bali. Kearifan lokal Bali ini tolong diberdayakan. Hipmi tolong ambil peran di sini," pinta Koster.

Koster mengungkapkan, Hipmi bisa kelola potensi alam Bali dengan sinergitas bersama stakeholder. "Kulit manggis saja jadi produk. Buah lokal Bali jenisnya banyak. Pangsa pasarnya adalah 4,2 juta penduduk Bali dulu. Pangsa pasar domestik sudah ada, barulah dasar pasar lain, yakni untuk hotel dan restoran.”

Menurut Koster, jangan lagi ada anggota Hipmi dengan rumus cari untung tanpa kerja. "Maunya dapat persen saja, tanpa kerja. Tolonglah jerja yang sehat, dengan harmoni antar unsur. Jangan ada pengusaha merangkap calo. Kalau polanya menjadi calo, ya harmoni tidak akan ada dalam iklim usaha di Bali. Pahami Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Hipmi harus dengan paradigma baru. Tolong itu, Pande (panggilan Ketua Umum BPD HIPMI Bali, Agus Pande Widura, Red) camkan itu pesan saya," harap Koster.

Sementara itu, Ketua Umum BPP Hipmi, Mardani H Maming, mengatakan saat ini para entrepreneur di Indonesia sangat kecil jumlahnya, hanya 3,5 persen dari 271 juta penduduk RI. Sedangkan negara tetangga Malaysia, jumlah entrepreneur-nya mencapai 7 persen dari jumlah penduduk, sementara Vietnam mencapai 5 persen dari jumlah penduduknya.

"Kenapa? Di Indonesia, anak-anak muda kita tamat kuliah kebanyakan mengejar obsesi menjadi PNS dan pegawai BUMN. Padahal, kalau menjadi entrepreneur, mereka bisa membuka lapangan kerja sendiri. Jadi, sudahlah hapus keinginan jadi PNS, ayo jadi pengusaha," ujar pengusaha yang juga Ketua DPD PDIP Kalimantan Selatan ini.

Menurut Mardani, gara-gara anak muda di Indonesia lebih banyak obsesi menjadi PNS, keuangan negara akan terakumulasi hanya untuk membayar gaji pegawai. "Saya ingatkan ini untuk anak-anak muda kita. Indonesia punya demografi yang mendukung, saat ini adalah zamannya anak muda," katanya.

Mardani pun memuji Gubernur Koster yang sangat terbuka dengan Hipmi sebagai kumpulan anak muda. "Senior saya Pak Gubernur Koster sangat konsen dengan pelestarian budaya lokal. Beliau juga sangat mengapresiasi anak muda. Memang harus begitu. Karena siapa yang menguasai anak muda dialah akan tampil sebagai seorang pemimpin," tandas Mardani yang kini juga menjabat ujar Bupati Tanah Umbu (2010-2015, 2016-2021). *nat

Komentar