nusabali

Harganas 2021, BKKBN Serukan 'Keluarga Keren Cegah Stunting'

  • www.nusabali.com-harganas-2021-bkkbn-serukan-keluarga-keren-cegah-stunting

DENPASAR, NusaBali.com - Untuk mengingatkan pentingnya peran keluarga, pemerintah menetapkan setiap tanggal 29 Juni sebagai Hari Keluarga Nasional (Harganas).

Untuk Harganas ke-28 tahun 2021, pemerintah menetapkan tema ‘Keluarga Keren Cegah Stunting’. Stunting belakangan memang menjadi perhatian karena Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyatakan bahwa Indonesia masih mengalami masalah kesehatan gizi pada anak-anaknya.

“Momentum saat ini sangat tepat untuk mengangkat permasalahan stunting,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Agus Putro Proklamasi, Selasa (29/6/2021).

Stunting resmi diemban BKKBN pada 2020, BKKBN sebenarnya telah memiliki beberapa program dalam mencegah stunting. Salah satunya adalah program Bina Keluarga Balita (BKB), yang di dalamnya termasuk kelompok bayi di bawah dua tahun (baduta) dan bayi di bawah lima tahun (balita).

“Melalui Bina Keluarga Balita (BKB) tersebut, keluarga muda, para calon pengantin, maupun generasi muda yang nantinya akan menjadi keluarga-keluarga baru diberikan pemahaman agar tidak terjadi kasus stunting,” kata Agus Putro Proklamasi.  

Menurut penelitian, banyaknya kasus stunting atau gagal tumbuh di Indonesia salah satunya disebabkan oleh asupan gizi yang kurang baik pada 1.000 hari pertama. Itu artinya, bagi calon ibu sudah harus memperhatikan kecukupan gizi sejak awal kehamilan.

“Kami berikan pemahaman, sehingga anak perempuan yang masih remaja diberitahukan agar  mengkonsumsi asam folat, zinc pada saat konsultasi di faskes-faskes yang ada. Sehingga ketika nanti mereka menikah anak-anak mereka tidak akan mengalami stunting,” terang Agus.

Kondisi stunting di Indonesia menurutnya memang cukup berat. Global Nutrition Report 2016 mencatat bahwa Indonesia menduduki peringkat 108 dari 132 negara dalam hal stunting. Anak yang mengalami stunting diketahui akan memiliki tingkat kecerdasan yang tidak optimal. Selain itu, fisiknya juga rentan terhadap penyakit dan berisiko menurunkan tingkat produktivitasnya.

Untuk di Bali sendiri, ujar Agus, kantong-kantong stunting terdapat di tiga kabupaten, yakni Buleleng, Karangasem, dan Bangli. Dan belakangan ditambah dengan bergabungnya Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. “Tiga kabupaten sebelumnya tingkat stunting sudah menurun, tapi Denpasar dan Badung kemudian muncul, karena banyak pendatang dari berbagai daerah, itu kemungkinannya,” ungkap Agus.

“Kami bersama-sama Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, terus memberikan sosialisasi untuk mengingatkan bahaya stunting agar tingkat stunting di Bali semakin menurun,” tambah Agus Putro Proklamasi.

Sementara itu di luar tugas memerangi stunting, BKKBN diketahui memiliki tugas lainnya, yakni Keluarga Berencana (KB). Menurut Agus Putro Proklamasi, keikutsertaan KB di Bali sudah cukup baik, namun hal itu bukan berarti tugas BKKBN Bali sudah selesai.

Sebaliknya, menurut Agus, untuk mempertahankan kondisi tersebut, BKKBN Bali harus terus melakukan sosialisasi mengenai pentingnya melakukan perencanaan dalam keluarga.

Selain mengurus Keluarga Berencana tersebut, terkini, BKKBN juga akan ditugaskan untuk menggerakkan remaja 12-16 tahun yang akan mendapatkan program vaksinasi Covid-19.

“Seperti disampaikan oleh Bapak Wakil Presiden, selain stunting, BKKBN diberikan tugas untuk ikut menggerakkan remaja 12-16 tahun yang akan mengikuti vaksinasi Covid-19,” terang Agus. *adi

Komentar