nusabali

Koster: Buka Pariwisata Internasional Kewenangan Pusat

  • www.nusabali.com-koster-buka-pariwisata-internasional-kewenangan-pusat

DENPASAR, NusaBali
Pro kontra pembukaan pariwisata Bali dari turis internasional membuat Gubernur Bali, Wayan Koster bersikap.

Gubernur Koster menegaskan kewenangan membuka pariwisata Bali untuk turis mancanegara adalah kewenangan pemerintah pusat melalui Menteri Luar Negeri, Menteri Hukum dan HAM dan Menteri Pariwisata.

Hal itu diungkapkan Gubernur Koster saat sidang paripurna DPRD Bali, dengan agenda penjelasan kepala daerah tentang pertangungjawaban pelaksanaan APBD Semesta Berencana Tahun 2020, yang digelar offline dan online di ruang sidang utama Kantor DPRD Bali, Niti Mandala Denpasar, Senin (28/6) siang. Dalam sidang yang dipimpin Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama itu, Gubernur Koster mengatakan saat ini seolah-olah Gubernur Koster yang melarang orang ke Bali.

"Di luar seolah-olah Gubernur Bali yang melarang datang ke Bali. Saya tegaskan kita tidak berwenang melarang atau membuka pariwisata Bali. Yang punya kewenangan itu pemerintah pusat," ujar Gubernur Koster. Gubernur Koster mengatakan dalam waktu pekan ini akan kembali menggelar rapat dengan pemerintah pusat untuk memastikan nasib pariwisata Bali. "Pekan ini saya akan kembali rapat dengan pemerintah pusat, untuk memastikan kapan pariwisata Bali bisa dibuka untuk turis asing," tegas politisi senior PDIP asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng ini.

Gubernur Koster menegaskan pihaknya sedang gencar dengan vaksinasi di Bali.  Gubernur Koster mengatakan situasi lapangan menjadi kendala dalam percepatan vaksinasi di Bali. Namun demikian Gubernur Koster optimis vaksinasi akan tercapai sesuai target waktu, walaupun meleset beberapa hari dari waktu yang direncanakan.

Gubernur Koster, mengatakan vaksinasi di Bali saat ini sudah mencapai telah berjalan dengan baik sesuai target. Dari 4,5 juta penduduk Bali, 70 persen (3 juta orang) rencananya akan divaksin. Untuk itu diperlukan vaksin sebanyak 6 juta dosis. Karena per orang harus disuntik sebanyak 2 kali. Dari 6 juta keperluan vaksin, sudah sebanyak 4 juta vaksin (65 persen) diterima Bali. "Pak Presiden Jokowi memastikan kebutuhan vaksin akan dipenuhi untuk Bali," ujar Ketua DPD PDIP Bali ini.

Ditegaskan Koster, sampai saat ini, vaksin suntik tahap I sudah mencapai 2,1 juta orang. Untuk suntikan tahap kedua sudah mencapai 700.000 orang. "Suntikan kedua ini tidak bisa dipercepat. Karena harus ada jeda waktu dari suntikan pertama ke suntikan kedua. Itu rentang waktunya untuk sinovac minimal 4 minggu untuk suntikan kedua. Kalau Astrazeneca minimal 8 minggu sampai 12 minggu untuk suntikan kedua. Karena diminta arahan lebih cepat kita ambil 8 minggu minimal, sudah bisa suntikan yang kedua. Ini jadi kendala sedikit di lapangan , jadi nggak bisa cepat selesai Juli. Sekarang sudah akhir Juni," ujar Koster seraya menyebutkan sekarang vaksin sedang berjalan berbasia banjar dan komunitas.

"Bapak Presiden Jokowi minta dipercepat karena agar Bali cepat menuju zona hijau. Bali tertinggi jatah vaksinnya, paling tinggi tingkat capaian vaksinasinya. Bagus ini, karena manfaatnya sangat tinggi untuk masyarakat. Kita akan berupaya percepat vaksinasi tuntas di Bali," ujar Koster.

Kata Koster, saat ini perkembangan angka positif Covid-19 di Bali tidak seperti daerah lain di Indonesia. Walaupun kasusnya meningkat sampai 3 digit. "Angka sembuh misalnya sampai 94 persen di Bali. Jadi ini dampak dari vaksinasi. Yang meninggal rendah di bawah 5 orang. Vaksinasi untungnya lebih tahan daya tubuhnya. Lebih cepat sembuh. Risiko kematian lebih kecil. Maka perlu kesadaran vaksin bagi masyarakat," ujar suami seniman Ni Putu Putri Suastini ini.

Sementara Ketua DPRD Bali, Nyoman Adi Wiryatama secara terpisah, meminta komponen pariwisata di Bali supaya bersabar dengan rencana pembukaan pariwisata Bali. Sebab kesehatan dan keselamatan masyarakat lebih diutamakan. "Pak Gubernur sudah berusaha, kewenangan ada di tangan pemerintah pusat. Jadi sekarang ayo sama-sama vaksinasi dulu, agar Bali cepat pulih dari Pandemi Covid-19. Kalau sudah situasi pulih, pariwisata bisa cepat dibuka," tandas Ketua Deperda DPD PDIP Bali ini. *nat

Komentar