nusabali

Badan Pengelola Kawasan Pura Besakih Dikukuhkan Wagub

  • www.nusabali.com-badan-pengelola-kawasan-pura-besakih-dikukuhkan-wagub

Wakil Gubernur Ketut Sudikerta ingatkan pentingnya bikin master plan dalam menata Pura Besakih ke depan, di mana penataan pedagang, pemukiman, dan tempat melakukan sembahyang menjadi jelas dan tertata

Diawali Ritual Mejaya-jaya di Pura Besakih, yang Dihadiri Dua Bupati Srikandi

AMLAPURA, NusaBali
Badan Pengelola Kawasan Pura Agung Besakih, Desa Pakraman Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem dikukuhkan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta pada Soma Kliwon Wayang, Senin (26/12) pagi, yang diawali dengan upacara ritual Mejaya-jaya. Pengukuhan Badan Pengelola Pengelola Kawasan Pura ini sekaligus disertai penandatanganan MoU antara Pemkab Karangasem dan Desa Pakraman Besakih.

Pengukuhan Badan Pengelola Kawasan Pura Agung Besakih dan penandatanganan MoU antara Pemkab Karangasem dan Desa Pakraman Besakih, Senin kemarin, dilakukan di Wantilan Mandapa Kesari Warmadewa Pura Agung Besakih. Ada dua Bupati Srikandi yang hadir dalam acara tersebut, yakni Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri dan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti.

Sekda Provinsi Bali, Tjokorda Ngurah Pemayun, juga hadir bersama Ketua PHDI Bali Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana, Ketua Majelis Utama Desa Pakraman (Bendesa Agung) Provinsi Bali Jro Gede Wayan Suwena Putus Upadesa dan Ketua Majelis Madya Desa Pakraman (Bendesa Madya) Kabupaten Karangasem Wayan Artha Dipa---yang notabene Wakil Bupati Karangase,.

Badan Pengelola Kawasan Pura Agung Besakih, sesuai SK Gubernur Bali Nomor 1868/01-E/HK/2016 tertanggal 30 September 2016, diketuai langsung Wakil Gubernur Ketut Sudikerta. Dalam sambutannya, Wagub Sudikerta menyebutkan dengan dibentuknya Badan Pengelola Kawasan Pura Agung Besakih yang dikukuhkan kemarin, diharapkan ke depan mampu mengubah dan memperbaiki tata kelola yang berkaitan dengan kawasan Pura Agung Besakih.

“Sehingga, fungsi Pura Besakih sebagai tempat peribadatan umat Hindu dapat memberikan nuansa yang nyaman, aman, damai, dan lestari bagi umat sedharma yang pedek tangkil,” ujar Sudikerta.

Sudikerta menyebutkan, dalam Badan Pengelola Kawasan Pura Besakih ada badan pengawas. “Tugas badan pengawas ya mengawasi manajemen, tata kelolanya secara administrasi, agar semuanya berjalan baik,” tandas Wagub yang juga Ketua DPD I Golkar Bali. Sudikerta juga mengingatkan pentingnya membuat master plan, agar penataan Pura Agung Besakih ke depan bisa lebih baik. Artinya, penataan pedagang, pemukiman, dan tempat melakukan persembahyangan menjadi jelas dan tertata.

Sedangkan Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri mengatakan Pura Agung Besakih merupakan kawasan suci dan mercusuar-nya Pulau Bali yang memiliki kekhasan adat dan budaya dengan dilandasi filosofi Tri Hita Karana. Pura Agung Besakih menjadi daya tarik tujuan wisata di Kabupaten Karangasem.

Nah, dengan dikukuhkannya Badan Pengelola kawasan Pura Agung Besakih, Bupati Mas Sumatri berharap pengelolaan dan penataan kawasan Pura Besakih dapat lebih baik lagi ke depan. Karena itu, Mas Sumatri mengingatkan agar manajemen badan pengelola bekerja profesional. “Tugasnya menjaga kasucian pura, menjaga martabat pura, merawat bangunan fisik, dan juga kesinambungan ritual,” jelas Bupati Wanita Kedua di Bali, setelah Putu Eka Wiryastuti ini.

Sementara itu, sebelum pengukuhan Badan Pengelola Kawasan Pura Agung Besakih kemarin pagi, lebih dulu digelar upacara Mejaya-jaya di Pura Penataran Agung Besakih. Upacara ritual Mejaya-jaya berlangsung di bawah guyuran hujan, sejak pagi pukul 08.30 Wita. Upacara ini dipuput Ida Pedanda Gede Oka Pinatih, sulinggih dari Griya Taman Ulon, Desa Pakraman Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem.

Prosesi upacara Mejaya-jaya diawali dengan ritual ngayab banten prayascita, selanjutnya muspa lima kali, berlanjut seluruh peserta naik ke undak Bale Gajah Pura Penataran Agung Besakih untuk dilukat dengan tirtha. Ida Pedanda Pinatih menyarankan agar seluruh personel Badan Pengelola Kawasan Pura Besakih mengenakan karawista (daun alang-alang diikatkan di kepala) dan bunga kalpika.

Usai upacara Mejaya-jaya, barulah acara dialihkan ke Wantilan Mandapa Kesari Warmadewa Pura Besakih, untuk pengukuhan Badan Pengelola Kawasan Pura Besakih dan penandatanganan MoU antara Pemkab Karangasem-Desa Pakraman Besakih. Upacara Mejaya-jaya itu sendiri bermakna membersihkan diri secara niskala bagi mereka yang akan bertugas selaku personal Badan Pengelola Kawasan Pura Besakih. * k16

Komentar