nusabali

Krama Desa Adat Yeh Tengah Urunan Beli Truk Sampah BUPDA

  • www.nusabali.com-krama-desa-adat-yeh-tengah-urunan-beli-truk-sampah-bupda

GIANYAR, NusaBali
Desa Adat Yeh Tengah, Desa Kelusa, Kecamatan Payangan, Gianyar, kini memiliki truk sampah.

Truk ini akan dipakai Baga Utsaha Padruwen Desa Adat (BUPDA) setempat untuk mengelola sampah krama. Truk ini dibeli oleh BUPDA dengan uang urunan (iuran) krama adat. Penggunaan truk oleh BUPDA ini menyusul Desa Adat Guwang, Kecamatan Sukawati, meresmikan Tenten Mart untuk peningkatan pendapatan desa adat. Bedanya jika Desa Adat Guwang investasi dari kas, truk sampah BUPDA Yeh Tengah ini dibeli secara swadaya melalui urunan krama.

Bendesa Adat Yehtengah I Made Sukadana mengatakan, sebanyak 309 KK krama urunan sebesar Rp 20.000 tiap bulan. Urunan ini dipungut secara berkala. "Hasilnya untuk pembelian truk sampah dan biaya operasional sehari-hari," jelas Made Sukadana, Jumat (25/6).

Jelas dia, truk ini akan digunakan untuk mengangkut sampah residu ke TPA Temesi. Sedangkan sampah organik dan plastik akan diupayakan pengolahannya di desa adat, melalui TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle). "Rencananya kami juga akan melakukan kerja sama dengan adat tetangga untuk pelayanan mengangkut sampah," jelasnya.

Dia mengharapkan, dengan adanya pengangkutan sampah ini krama desa memiliki kesadaran terhadap sampah. Sampah dipilah, yang masih bisa digunakan digunakan lagi, yang bisa diolah dilakukan pengolahan. “Saya harapkan, yang diangkut ke TPA hanya residu sampah saja,” harapnya.

Truk sampah swadaya ini diresmikan oleh Bupati Gianyar Made Mahayastra, Kamis (24/6). Peresmian ditandai dengan pemotongan pita yang dibentangkan di depan truk. Pada kesempatan itu, hadir pula anggota DPRD Gianyar, Kadis Perizinan Gianyar Dewa Gde Alit Mudiarta, Kepala BPKAD Ngakan Jati Ambarsika, Plt Camat Payangan I Made Mudarta, Pj Perbekel Kelusa I Kadek Arnata.

Bupati Mahayastra mengatakan, selama ini pihaknya biasa meresmikan bantuan truk kepada desa, banjar dan desa adat sebanyak 33 truk. Hanya saja belum ada truk yang dibeli secara swadaya. “Truk BUPDA Desa Adat Yehtengah ini truk pertama yang dilaunching dibeli secara swadaya,” jelas Mahayastra.

Lebih lanjut dikatakan, kalau dulu ada teba (areal di luar pekarangan) untuk tempat membuang sampah. Bahkan di teba siapa pun bebas membuang sampah. Tapi kini, tidak bisa seperti itu, karena jika ada yang keberatan, akan jadi permasalahan. Karena itu, kini sudah saatnya mulai peduli terhadap mengelola sampah sendiri, hal ini sesuai selogan Pemprov Bali 'Desa Bersih Tanpa Mengotori Desa Lain' yang telah dilaunching di Desa Taro beberapa waktu lalu.

Terkait pengelolaan sampah di Desa Adat Yehtengah, Bupati Mahayastra berjanji akan membantu TPS3R tahun 2022, dan jika truk yang dibeli sekarang sudah rusak, pihaknya siap membantu. “Namanya truk bekas, suatu saat akan terjadi kerusakan. Nanti kalau truk rusak akan saya bantu,” ujarnya.

Dia juga akan siap mendukung rencana program Desa Adat Yehtengah untuk pengembangan ekonomi masyarakat. Seperti mengelola sumber air bersih, membangun tenten mart. Hanya saja masyarakat harus bersatu. Apa yang diarahkan oleh prajuru desa untuk meningkatkan kesejahteraan harus didukung. "Kalau sudah bersatu pemerintah pun lebih mudah membantu,” ujarnya. Truk BUPDA diharapkan menjadi cikal bakal perkembangan BUPDA di Desa Adat Yehtengah, untuk selanjutnya berkembang usaha desa adat lainnya. *nvi

Komentar