nusabali

Begini Rumah KaKek di Denpasar yang Didesain untuk Generasi Muda Nusantara

  • www.nusabali.com-begini-rumah-kakek-di-denpasar-yang-didesain-untuk-generasi-muda-nusantara

DENPASAR, NusaBali.com - Di Kota Denpasar saat ini sedang dibangun suatu lembaga yang ingin mewadahi generasi muda Nusantara untuk mengembangkan nilai-nilai toleransi di tengah pluralisme yang ada di bumi Indonesia.

Lembaga tersebut bernama Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan Pasraman Satyam Eva Jayate atau biasa disingkat Rumah KaKek. Rumah KaKek berlokasi di Jalan Trengguli Gang IV D3, Penatih, Denpasar.  Pada awalnya pembangunan Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan ini di gagas oleh KMHDI (Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia) dan FA (Forum Alumni) KMHDI, namun dalam perjalanannya mendapatkan dukungan dari segenep eleman yang ada dalam masyarakat Indonesia.


“Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan dibangun oleh segenap elemen bangsa yang berbeda-beda. Tidak hanya dari unsur agama Hindu (KMHDI), melainkan juga dari unsur agama lain di Indonesia seperti HMI (Islam), GMKI (Kristen), dan agama lainnya yang tergabung dalam komunitas Cipayung Plus,” ujar I Ketut Udi Prayudi, Ketua Umum Yayasan Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan Minggu (13/6/2021).

Menurut Udi secara simbolis keragaman yang terdapat dalam Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan terlihat dari bagian-bagian gedung yang dibangun.

“ Gedung utama kami dibangun di atas delapan pilar, di mana pada dasar pondasi masing-masing pilar tersebut kami tanamkan batu mulia yang kami ambil dari seluruh wilayah Nusantara dari Sabang sampai Merauke. Selain pada pondasi bangunan Padma Candi yang ada di bagian timur juga ditanam batu-batu yang diambil dari gunung berapi yang ada di seluruh Nusantara,” ungkap pria yang juga menjabat Presidium Forum Alumni KMHDI tersebut.  

Dirinya menambahkan gagasan untuk membangun Rumah KaKek diawali karena beranekaragamnya budaya masyarakat Indonesia sehingga tidak jarang terdengar adanya konflik yang disebabkan oleh perbedaan tersebut. Untuk itu pada bulan Juni 2019 dimulailah proses pembangunan Rumah KaKek yang berlangsung hingga saat ini.

Pembangunan menurutnya saat ini baru selesai sekitar 45 persen dengan baru terselesaikannya  gedung utama dengan tiga lantai yang akan difungsikan sebagai ruang pertemuan atau ruang aktivitas utama Rumah KaKek.

Bangunan lainnya yang sudah selesai adalah pembangunan Padma Candi yang akan difungsikan sebagai tempat persembahyangan bagi setiap umat agama apapun yang ada di Indonesia.

“Yang belum selesai adalah pembangunan gedung asrama putra dan putri dan juga rumah kreatif, tempat anak muda untuk berlatih berkreasi hingga dapat menghasilkan pendapatan untuk hidup mandiri,” terangnya.

Selain akan dimanfaatkan untuk berkumpul dan berinteraksinya generasi muda lintas agama dalam diskusi dan berkegiatan kebangsaan dalam mewujudkan harmonisasi masyarakat Indonesia dalam keragaman dan kebhinnekaan, Rumah KaKek menurut Udi juga memiliki tujuan untuk pembinaan dan pendidikan mental dan karakter generasi muda termasuk antara lain untuk peningkatan pemahaman beragama, latihan kewirausahaan, latihan kepemimpinan, kegiatan olahraga, dan kesenian.

Meskipun Rumah KaKek belum resmi dibuka, namun setelah gedung utama dapat digunakan, sudah beberapa kali diadakan kegiatan oleh beragam anak muda di Bali.

“Bulan lalu sempat diadakan pertemuan oleh komunitas anak muda Sumba di sini. Sebelumnya juga ada komunitas Cipayung plus (mewadahi KMHDI, HMI,GMKI, dan komunitas mahasiswa agama lainnya) yang menggunakan tempat ini,” ungkapnya.

Sementara itu, selain membangun toleransi Rumah KaKek ternyata juga berkomitmen untuk membangun lingkungan hidup yang berkelanjutan. Untuk itu, pembangunan Rumah KaKek menggunakan konsep green building atau bangunan ramah lingkungan berupa pemanfaatan air hujan atau air daur ulang, pengelolaan sampah, biopori atau sumur resapan dan pemanfaatan energi terbarukan sebagai salah satu upaya dan contoh dalam menjaga kelestarian lingkungan. *adi

Komentar