nusabali

Sulit Dibendung, Digitalisasi Rambah Dunia Film

Siberkreasi Local Fair 2021 Digelar di Kuta

  • www.nusabali.com-sulit-dibendung-digitalisasi-rambah-dunia-film

MANGUPURA, NusaBali.com - Kemajuan teknologi tidak dapat dibendung untuk merambah segala aspek kehidupan kita. Mulai dari cara kita berbelanja, bagaimana kita belajar, bagaimana kita bertransaksi, sampai bagaimana kita menikmati film.

Khusus dalam menikmati film, kini tidak harus dilakukan di bioskop-bioskop, kita dapat melakukannya dengan mudah melalui gawai di genggaman kita. Namun demikian, selain sebagai suatu tontonan menarik, film ternyata juga mampu berperan dalam membangun literasi digital dalam masyarakat.  

Fenomena tersebut merupakan sebagian yang dibahas dalam Workshop Film yang mengambil tema ‘Film dan Melek Digital.’ Acara tersebut merupakan bagian dari kegiatan Siberkreasi Local Fair 2021 yang digagas oleh Kemkominfo-Siberkreasi bersama Parfi ’56 dan Indiskop. 

Workshop diadakan pada Jumat (11/6/2021) bertempat di Ballroom The Anvaya Beach Resort Bali, Tuban, Kuta, Bali. 

Pembicara pertama Hikmat Darmawan yang merupakan kritikus film dalam paparannya menyampaikan bagaimana pentingnya literasi digital dimiliki oleh masyarakat di era teknologi yang perkembangannya sangat cepat seperti saat ini. 

Menurutnya masyarakat harus memiliki kesadaran untuk tidak mudah terbawa dengan perkembangan teknologi yang tidak memiliki kontribusi terhadap peningkatan kualitas kehidupan.

“Perkembangan teknologi digital jangan dikejar-kejar dengan panik, yang perlu kita lakukan adalah memahami dasar-dasarnya bukan pada inovasi-inovasi kecilnya. Kenapa di satu negara maju kehidupannya menjadi maju? Karena mereka memahami filosofinya, bagaimana teknologi berkembang justru untuk kemerdekaan manusia, humanisme, kehendak untuk memperbaiki hidup, apa masalah dasar manusia dikenali, teknologi adalah pemecahannya,” terang Hikmat. 

Terkait digitalisasi pada dunia film Hikmat berkeyakinan bahwa yang terpenting dalam film adalah gagasan bukan hal-hal teknis. Ia melihat orang-orang sering ke bioskop bukan nonton film, tetapi menonton bioskopnya. Alhasil ketika menonton, mereka tidak bisa menjelaskan film yang baru saja dilihatnya. 

Meski digitalisasi tidak dapat dihindari dalam dunia film, Hikmat memaparkan tidak semua insan film mengikutinya. Beberapa sutradara misalnya seperti melawan arus dalam proses produksi filmnya. Mereka memilih menggunakan teknologi analog dibanding digital, karena mereka melihat teknologi analog masih memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh teknologi digital. Hasilnya bahkan tidak jarang lebih memukau dibanding dengan film yang dibuat dengan teknologi digital. 


Sementara pembicara lainnya, Marcella Zalianty seorang aktris dan produser film, menyatakan film juga dapat dilihat sebagai media literasi digital. Menurutnya selain media sosial, film juga memiliki potensi dalam mensosialisaikan literasi digital kepada masyarakat. “Film merupakan salah satu media komunikasi yang powerfull untuk kita memberikan inspirasi dan edukasi,” ujar peraih Piala Citra sebagai aktris terbaik.

Sebagai publik figur ia mendorong para aktor maupun aktris untuk memberikan teladan kepada masyarakat bagaimana bersikap bijaksana dalam memilah apa yang baik dan tidak baik dalam dunia digital. “Mereka dapat memberi contoh bagaimana membuat konten-konten yang berkualitas yang memberikan manfaat pada masyarakat,” terang founder Indiskop tersebut.  

Sementara selaku founder Indiskop, yang ia perkenalkan sebagai jaringan bioskop rakyat,  Marcella ingin mendorong para insan perfilman di daerah-daerah untuk lebih mampu dalam mencipta karya-karya film yang berkualitas. Karena itu, Indiskop akan memberikan semacam pelatihan pada bakat-bakat baru di daerah, sehingga film di Indonesai tidak Jakarta sentris. 

“Kami akan berbagi ilmu mulai dari acting, producing, editing, writing, lalu kita akan buat festival, sebagai wadah apresiasi karya-karya film oleh sineas-sineas di daerah,” ungkapnya.

Siberkreasi Local Fair 2021 akan berlangsung selama dua hari 11-12 Juni 2021. Untuk hari pertama, selain workshop film, juga menghadirkan workshop lainnya seperti workshop podcast, workshop public speaking, dan workshop UMKM. Sementara hari kedua akan ada beberapa virtual talks seperti, Bali Bangkit, Digital Culture, Digital Ethics, Digital Safety, dan Digital Skills. *adi

Komentar