nusabali

Air Terjun Sumampan, Pesona Keindahan dan Pengalaman Berkesan

  • www.nusabali.com-air-terjun-sumampan-pesona-keindahan-dan-pengalaman-berkesan

GIANYAR, NusaBali.com - Daya Tarik Wisata (DTW) Air Terjun Sumampan di Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar ini berbeda dengan kebanyakan air terjun yang dikelola oleh Desa Adat di Bali.

Pasalnya Air Terjun Sumampan ini dikelola secara pribadi oleh I Nyoman Retana, dan I Made Redana.   “Berhubung lahan milik pribadi, jadi kami kelola secara pribadi juga, segala fasilitas di sini kami bangun sendiri, seperti balai-balai, ruang ganti, akses masuk jalan, tangga menuju air terjun, hingga pahatan-pahatan di dinding menuju air terjun,” ujar I Nyoman Retana, Jumat (11/6/2021).

Air Terjun Sumampan tidak hanya menyuguhkan pemandangan air terjun yang indah, namun pada objek wisata ini para pengunjung mendapat pengalaman lain daripada yang lain jika mengambil paket wisata yang dibanderol Rp 150.000.

Dengan mengambil paket ini, wisatawan bisa trekking menuju sawah selama 1,5 jam, lalu ada kelas memahat patung hingga kelas musik gamelan. “Kelas ini diajarkan langsung oleh pengelola (I Nyoman Retana, Red) yang memang berprofesi sebagai seniman patung, para pengunjung sudah disediakan batu paras dan alat-alat memahat, dan hasil pahatan dapat dibawa pulang hari itu juga,” ujar Putu Merta, staf objek wisata Air Terjun Sumampan.

Akses menjangkau DTW yang dibuka sejak tiga tahun silam ini  pun bagus, mudah dijangkau dengan sepeda motor. “Dulunya di sini tidak ada akses jalan, tapi kami sebagai pengelola menurunkan alat berat, dan membuat akses jalan agar para pengunjung merasa nyaman,” ujar Retana.

Namun sampai saat ini, belum ada sistem tiketing di wisata Air Terjun Sumampan ini. “Kami masih menerapkan sistem donasi, namun kami tetapkan di nominal Rp 10.000 untuk tamu asing maupun domestik,” kata Retana.

“Donasi tersebut bertujuan tidak lain untuk dana pemeliharaan tempat, dan dana rekonstruksi bangunan-bangunan agar ke depannya bisa tertata dengan lebih baik lagi,” lanjut Retana.

Dirinya pun tidak terlalu memaksakan donasi tersebut. “Saya tidak pernah memaksa agar para pengunjung harus berdonasi, saya hanya menuntut kesadarannya saja untuk mendukung tempat wisata ini agar bertahan atau bahkan dapat berkembang menjadi lebih baik lagi,” ujar Retana yang seorang seniman patung ini.

I Nyoman Retana pun juga menjual karya pahatannya jika ada wisatawan yang berminat menjadikannya sebagai cenderamata untuk dibawa pulang. “Karya patung yang saya buat, saya jual dari harga Rp 50.000 saja, sangat murah sekali,” kata Retana yang sedang memahat tebing tangga untuk menambah daya tarik dari wisata ini.


Air terjun Sumampan setiap hari Senin-Jum’at dikunjungi rata-rata dari 5 hingga 15 orang pengunjung. Namun jika pada hari Sabtu-Minggu pengunjung dapat berjumlah hingga sampai 50 orang. “Kadang ada komunitas sukarela yang datang untuk membersihkan area sekitar objek wisata, dan ada juga yang piknik, atau membuat acara kecil-kecilan kami sangat terbuka untuk hal itu, dan tentunya mematuhi prokes karena masih dalam situasi pandemi,” ujar Retana.

Retana pun berharap agar pandemi dapat segera berakhir agar dirinya dapat secara maksimal memanfaatkan kapasitas pengunjung di wisata air terjun tersebut tanpa khawatir terkena virus atau penyakit tertentu, ia pun berharap juga agar masyarakat luas dapat mendukung keberadaan objek wisata air terjun ini, dan sama-sama menjaga kelestarian dan keberadaannya. *rma

Komentar