nusabali

JCI Artpreneur 2021, Bangkitkan dan Semangati Seniman di Masa Pandemi

  • www.nusabali.com-jci-artpreneur-2021-bangkitkan-dan-semangati-seniman-di-masa-pandemi

DENPASAR, NusaBali.com  - Sebagai apresiasi terhadap seniman dan mendorong seniman tetap produktif [ada masa pandemi Covid-19, Junior Chamber International (JCI) Bali menggelar event  JCI Artpreneur 2021 ‘Hidup Dari Seni’.

Event yang berlangsung di Dharma Negara Alaya (DNA)  Denpasar pada Kamis (3/6/2021) ini dibuka oleh Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa. "Pemerintah Kota berterimakasih diadakannya kegiatan semacam ini. Diharapkan setelah kegiatan ini akan memunculkan ide kreatif dan mampu menggerakan ekonomi," kata Agus Arya Wibawa.

Acara yang diprakarsai oleh para pengusaha muda Kota Denpasar ini menampilkan talkshow dengan dua pembicara yaitu Monez Gusmang, seorang illustrator, dan Made Bayak  yang dikenal sebagai pelukis sekaligus plastikologi. 

Talkshow yang berjalan selama dua jam mengupas awal mula dua narasumber mengenal seni, bagaimana menciptakan karakter pada karya seni yang dibuat. Tak kalah penting adalah menguak tetap berkarya di masa pandemi.  Dikupas pula soal perkembangan industri seni, hingga bagaimana seorang seniman dapat hidup dari karya seni yang mereka ciptakan.

"Karya seni itu dipengaruhi oleh pribadi sang seniman sendiri, mulai dari lingkungan di mana ia dilahirkan, bagaimana ia bergaul, apa yang dilihat dan dirasakan, dan semua perjalanan hidupnya akan membentuk seorang seniman dan karya yang dihasilkan," kata Monez Gusmang.


Sedangkan Made Bayak menyebut bahwa dunia seni itu memberikan materi. Di sisi lain diingatkan bahwa seniman harus siap untuk menghidupkan seninya terlebih dahulu. “Kalau seninya sudah berhasil dihidupkan, pasti setelahnya akan ada timbal balik yang diterima," kata Made Bayak.

Setelah talkshow dilanjutkan pemutaran film dokumenter ‘Di Balik Lukisan Sidik Jari’. Film karya sutradara Oka Sudarsana  ini menceritakan sosok I Gusti Ngurah Gede Pemecutan, seorang maestro seni lukis asal Denpasar yang memiliki ciri khas menggunakan sidik jari pada lukisan yang dibuatnya. 

Sementara itu film kedua yaitu Made in Paradise adalah film dokumenter karya  Yangyang yang menyajikan paradoks keindahan pariwisata Bali, namun memiliki banyak masalah lingkungan, seperti sampah plastik. "Dengan adanya kegiatan ini kami harapkan akan memberikan ruang untuk para seniman agar semakin dikenal oleh masyarakat," ujar Agus Putra Oka Widnyana, Executive Vice President JCI Bali 2021.

Karena kegiatan dilaksanakan pada masa pandemi Covid-19, JCI Bali tetap mengikuti protokol kesehatan, termasuk membatasi kehadiran peserta sebanyak 30 orang saja.  “Meski di masa pandemi Covid-19, diharapkan ekonomi, seni, dan kegiatan lainnya masih tetap berjalan,” pungkas Agus Putra. *wyn

Komentar