nusabali

Suwat Waterfall di Desa Suwat Pun Kedatangan Puluhan Pelari Lintas Alam

  • www.nusabali.com-suwat-waterfall-di-desa-suwat-pun-kedatangan-puluhan-pelari-lintas-alam

GIANYAR, NusaBali
Suwat Waterfall di Desa Suwat, Kecamatan Gianyar dijadikan ajang lari lintas alam yang digelar Bali Hash Housemate Harries, Senin (24/5) siang.

Peserta lari lintas alam yang jumlahnya mencapai puluhan orang tersebut start lari dari titik air terjun, lalu melintasi beberapa desa di Gianyar, hingga finish kembali di Suwat Waterfall.

Menurut Hash Master, Ida Bagus Darmadi, event yang digelar mulai siang pukul 14.00 Wita ini memang khusus untuk para pelari lintas alam. Suwat Waterfall (Air Terjun Suwat) dipilih atas rekomendasi pelari-pelari asal Gianyar, seperti Ngurah Kate, Susila, Chatos, dan Dewok.  "Kita bebaskan pelari yang mencari jalan. Kebetulan, pelari asal Gianyar sering lari ke sini (Suwat Waterfall). Ya, kita ikut rekomendasi mereka saja," jelas IB Darmadi.

Pria asal Tabanan yang menetap di Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini menyebutkan, lari lintas alam ini rutin digelar dua kali dalam sepekan, yakni hari Senin dan Kamis. Namun, lokasi pelaksanaannya selalu berpindah. "Tujuan lari lintas alam ini untuk kesehat, termasuk jaga imun tubuh," katanya.

Gus Darmadi mengatakan, lari lintas alam ini diikuti pelari dari berbagai usia, mulai anak-anak hingga Lansia 78 tahun. Hanya saja, sejak pandemi Covid-19, anggota klub lintas alam kalangan Lansia (lanjut usia) pilih menunda ikut kegiatan. "Sebelum pandemi, peserta bisa lari lintas alam ini bisa mencapai 200 orang. Namun, saat pandemi seperti sekarang, pesertanya surut kisaran 30-50 orang," papar Gus Darmadi.

Menurut Gus Darmadi, event lari lintas alam ini sudah ada sejak tahun 1977, yang digelar secara reguler berkelanjutan. Trek yang disiapkan masing-masing sejauh 6 kilometer, 9 kilometer, dan 14 kilometer. "Teman-teman dipersilakan memiliki tek. Di setiap jalur kita pasang petunjuk berupa kertas rumput," katanya.

Yang menarik, pelari lintas alam biasa basah-basahan, karena medan lintasannya berupa sungai, tebing, dan bebatuan. Bagi yang suka mandi, biasanya nyebur di sungai hingga basah-basahan.

Sementara itu, pengelola Suwat Waterfall, Putu Partama, mengatakan event lari lintas alam di air terjun ini menjadi angin segar saat situasi pandemi Covid-19. Sebab, selama pandemi yang sudah berlangsung setahun lebih, tingkat kunjungan wisatawan turun drastis.

Menurut Partama, kunjungan wisatawan ke Suwat Waterfall saat ini rata-rata hanya 20 orang per hari. Padahal, sebelum pandemi Covid-19 jumlah kunungan minimal 50 orang per hari. "Kami sangat bersyukur Suwat Waterfall dipilih sebagai lokasi acara oleh Bali Hash House Harriers," tutur Putu Partama kepada NusaBali, Senin kemarin.

Disebutkan, berdasarkan koordinasi panitia dengan manajemen, kategori olahraga lari lintas alam di Suwat Waterfall terdiri dari trek pendek dan trek panjang. "Yang jalur pendek, lintasannya 5-6 kilometer. Sedangkan yang jalur panjang, sekitar 14 kilometer. Start-finishnya di Suwat Waterfall,” urai Partama.

Karena masih suasana pandemi Covid-19, kata Partama, kegiatan lari lintas alam ini berlangsung dengan protokol kesehatan. "Kami siapkan wastafel untuk cuci tangan, hand sanitizer, dan memastikan pemakaian masker," katanya.

Pengelola Suwat Waterfall sendiri, kata Partama, tengah membuat 7 Pancoran Bidadari dan 108 Pancoran Satus Kutus di sekitar air terjun, sebagai penambah daya tarik. Pancoran Satus Kutus ini berjejer di sepanjang aliran Tukad Melahangge. "Ini masih semi permanen, sedang ditata," papar Partama. *nvi

Komentar