nusabali

Ekonom Pesimis UMKM Bangkit

  • www.nusabali.com-ekonom-pesimis-umkm-bangkit

JAKARTA, NusaBali
Ekonom Indef Eko Listiyanto menilai membangkitkan kembali bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bukan perkara mudah.

Apalagi, mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 84 persen pendapatan UMKM merosot di sepanjang tahun lalu akibat pandemi covid-19.

"Ini gambaran betapa tidak mudah untuk membangkitkan UMKM, kalau polanya business as usual saya rasa, mungkin UMKM akan pulih yang paling akhir," ujarnya dalam diskusi bertajuk Urgensi Membangun Ekosistem Ultra Mikro, Senin (10/5).

Data lainnya, lanjut dia, menyatakan bahwa 69,02 persen UMKM membutuhkan modal usaha. Angka itu menggambarkan 7 dari 10 pelaku UMKM di Indonesia membutuhkan bantuan modal usaha dari pemerintah.

Sementara itu, 41,18 persen lainnya mengaku memerlukan keringanan tagihan listrik untuk usaha. Sedangkan, 29,98 persen meminta penundaan pembayaran pinjaman dan 17,21 persen meminta kemudahan administrasi untuk pengajuan pinjaman.

"Itu gambaran bahwa saat dampak pandemi kena kepada UMKM ini modal usaha sangat diperlukan," tuturnya seperti dilansir cnnindonesia.com.

Karenanya, ia menilai akses UMKM kepada pembiayaan menjadi sangat penting untuk membantu mereka keluar dari dampak pandemi covid-19. Sayangnya, dia menilai akses tersebut masih terbatas.

Berdasarkan data Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan (OECD), porsi penyaluran kredit kepada UMKM sebesar 19 persen dari total penyaluran kredit perbankan pada 2018 lalu. Meski bertambah, namun diperkirakan realisasinya tak jauh berbeda dari angka tersebut.

"Di tingkat global banyak memang UMKM yang butuh kredit tapi belum dapat, ini mungkin sama dengan yang dirasakan UMKM di Indonesia banyak yang ingin mendapatkan kredit tapi karena berbagai macam hal, akses ke lembaga keuangan formal tidak mudah sehingga tidak terlayani, dan mereka mencari ke lembaga non formal," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ekonom Universitas Indonesia (UI) Ninasapti Triaswati mengatakan pembiayaan tidaklah cukup untuk membantu UMKM bangkit dari pandemi maupun mendorong mereka naik kelas. Lebih dari sekadar dana, ia menilai UMKM juga membutuhkan pendampingan.

"Ada aspek yang lebih luas dari sekadar memberi uang yaitu pendampingan untuk pengembangan kewirausahaan dan pengembangan produk," tandasnya. *

Komentar