nusabali

Mudik Dilarang, Jumlah Kapal di Gilimanuk dan Padangbai Pun Dikurangi

Sehari, Cuma 2.199 Orang Menyeberang di Jalur Pelabuhan Gilimanuk-Ketapang

  • www.nusabali.com-mudik-dilarang-jumlah-kapal-di-gilimanuk-dan-padangbai-pun-dikurangi

NEGARA, NusaBali
Sejak diberlakukannya larangan mudik per Kamis (6/5), pihak ASDP Pelabuhan Gilimanuk (Jembrana)-Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi) kurangi jumlah kapal yang beroperasi di jalur penyeberangan Selat Bali.

Hal serupa juga terjadi di jalur Selat Lombok, yakni penyeberangan Pelabuhan Padangbai (Karangasem)-Pelabuhan Lembar (Lombok Barat).

Selain mengurangi jumlah kapal yang beroperasi, satu dermaga di Pelabuhan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana yakni Dermaga Ponton bahkan ditutup sementara. Pengurangan jumlah kapal dan dermaga yang beroperasi di Pelabuhan Gilimanuk-Pelabuhan Ketapang ini mempertimbangkan sepinya penumpang yang menyeberang, menyusul adanya larangan mudik Lebaran, 6-15 Mei 2021.

Saat ini, jumlah kapal yang beroperasi di jalur Pelabuhan Gilimanuk-Ketapang sebanyak 30 unit. Sebelum adanya larangan mudik, jumlah kapan yang dioperasikan di Selat Bali mencapai 32 kapal. Koordinator Satuan Pelayanan (Korsatpel) Pelabuhan Gilimanuk pada Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Bali-NTB, I Nyoman Sastrawan, mengatakan sejak diberlakukan larangan mudik per Kamis dinihari pukul 00.00 Wita, penumpang yang menyeberang sangat sepi.

Penumpang yang menyeberang dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang yang sempat dipadati pemudik beberapa hari sebelumnya, juga menurun drastis. “Yang menyeberang hanya kendaraan logistik. Kalau sepeda motor dan mobil-mobil pribadi sudah sepi,” ungkap Nyoman Sastrawan saat dikonfirmasi NusaBali di Gilimanuk, Jumat (8/5).

Sastrawan mengatakan, karena sepinya penumpang itu, jumlah kapal yang beroperasi di jalur Pelabuhan Gilimanuk-Ketapang pun dikurangi. Begitu juga Dermaga Ponton, buat sementara tidak dioperasikan. Saat ini, hanya 6 dermaga yang masih beroperasi di Pelabuhan Gilimanuk, yakni 3 unit Dermaga Movable Bridge (MB) dan 3 unit Dermaga Landing Craft Machine (LCM).

“Kapal-kapal yang biasanya menggunakan Dermaga Ponton dialihkan ke Dermaga MB. Dermaga Ponton sementara tidak dioperasikan, karena batas muatnya hanya 10 ton. Selama ini, Dermaga Ponton cuma digunakan untuk mengangkut kendaraan kecil. Kalau bawa truk-truk, juga kurang maksimal,” terang Sastrawan.

Menurut Sastrawan, warga yang mudik ke Jawa melalui Pelabuhan Gilimanuk diperkirakan sudah banyak menyeberang sejak Sabtu (1/5) atau H-5 sebelum pemberlakuan larangan mudik. Kalaupun ada yang ada berniat mudik setelah pemberlakukan larangan per 6 Mei 2021, jumlahnya tidak banyak. Bahkan, mereka sudah diputar balik atau dikembalikan sebelum sampai di Pelabuhan Gilimanuk. “Puncak arus mudik di Pelabuhan Gilimanuk-Ketapang terjadi 4 Mei 2021 lalu atau H-2 permberlakuan larangan,” katanya.

Berdasarkan data yang dihimpun NusaBali, jumlah penumpang yang menyeberang dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang peride Kamis (6/5) pagi hingga Jumat pagi, mencapai titik terendah hanya 2.199 orang. Mereka menyeberang menggunakan 34 unit sepeda motor dan 1.904 kendaraan roda empat.

Sedangkan sehari sebelumnya, periode Rabu (5/5) pagi-Kamis (6/5) pagi, jumlah penumpang yang menyeberang dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang mencapai 8.538 orang. Mereka menyeberang menggunakan 974 unit sepeda motor dan 2.538 kendaraan roda empat.

Puncak arus mudik tertinggi terjadi periode , periode Selasa (4/5) pagi-Rabu (5/5) pagi, di mana jumlah penumpang yang menyeberang dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang mencapai 24.479 orang. Mereka menyeberang menggunakan 4.273 unit kendaraan roda dua dan 3.858 unit kendaraan roda empat.

Sementara itu, jumlah kapal yang dioperasikan di Selat Lombok yakni jalur Pelabuhan Padangbai (Kecamatan Manggis, Karangasem)-Pelabuhan Lembar (Lombok Barat, NTB) juga berkurang drastis sampai 18 unit. Semula, kapal yang beroperasi di Selat Lombok sebanyak 38 unit. Namun, saat berlaku larangan mudik sejak 6 Mei 2021, jumlah kapal yang dioperasikan hanya 20 unit.

Selain disebabkan sepinya penumpang akibat larangan mudik, sebagian kapal di Selat Lombok juga pindah lintasan dan sebagian lagi masuk dok. Kepala Satuan Pelaksana Pelabuhan Penyeberangan Padangbai BPTD XII Wilayah Bali-NTB, I Nyoman Agus Sugiarta, mengatakan dari jumlah 38 kapal, awalnya yang tersisa 26 unit. Ternyata, dari 26 kapal itu, 6 unit masuk dok, sehingga yang dioperasikan saat ini praktis hanya 20 kapal.

Menurut Agus Sudiarta, kapal tersebut melintas sebanyak 13 trip secara bergantian selama 24 jam. Rinciannya, shift I pukul 08.00 Wita-20.00 Wita sebanyak 7 kapal (7 trip) dan shift II pukul 20.00 Wita-08.00 Wita sebanyak 6 kapal (6 trip).

Ke-20 kapal yang dioperasikan di Selat Lombok tersebut, masing-masing KMP Rodhita, KMP Port Link II, KMP Prima Nusantara, KMP Gading Nusantara, KMP Citra Nusantara, KMP Marina Primera, KMP Marina Segunda, KMP Swarna Kartika, KMP Nusa Sakti, KMP Nusa Bhakti, KMP Dharma Kencana IX, KMP Dharma ferry IX, KMP Dharma Ferry III, KMP Putri Yasmin, KMP Naraya, KMP Sindu Dwitama, KMP Sindu Tritama, KMP Shita Giri Nusa, KMP Wihan bahari, KMP PBK Muryati, dan KMP Salindo Mutiara I.

Sedangkan 6 unit kapal di Selat Lombok yang masuk dok, kata Agus Sugiarta, masing-masing KMP Munic XI, KMP Gemilang VIII, KMP Gerbang Samudra 3, KMP Nusa Penida, KMP Rhama Giri Nusa, dan KMP Munic III. Sebaliknya, 8 unit kapal yang pindah lintasan adalah KMP Fort Link VII, KMP Dharma Ferry VIII, KMP Munic VII, KMP Parama Kalyani, KMP Munic I, KMP Masagena, KMP Nusa Sejahtera dan KMP Swarna Cakra. "Saat ini, praktis hanya 20 kapal yang masih beroperasi di Selat Lombok,” ujar Agus Sugiarta saat dikonfirmasi terpisah, Jumat malam. *ode,k16

Komentar