nusabali

Saat Prosesi Ngerebong Prokes Tetap Dijalankan Ketat, Arus Lalulintas Dialihkan

Hari Ini Ngerebong di Pura Agung Petilan Kesiman Digelar Kembali Setelah Dua Kali Ngubeng

  • www.nusabali.com-saat-prosesi-ngerebong-prokes-tetap-dijalankan-ketat-arus-lalulintas-dialihkan

Tradisi Pangerebongan sudah dua kali pelaksanaannya digelar secara Ngubeng, namun proses ngubeng tersebut beberapa pamangku mengalami kerauhan.

DENPASAR, NusaBali

Pada Redite Pon Medangsia, Minggu (2/5) hari ini prosesi Ngerebong di Pura Agung Petilan (Pengrebongan), Desa Adat Kesiman, Denpasar Timur akan berlangsung seperti biasa. Terkait digelarnya tradisi ini, arus lalulintas akan dialihkan sejak pukul 07.00 Wita sampai upacara selesai. Sehari sebelum pelaksanaan Ngerebong, Sabtu (1/5) juga dilakukan pemasangan penjor di depan pura seperti pelaksanaan sebelumnya.

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Denpasar, I Ketut Sriawan saat dihubungi, Sabtu (1/5) mengungkapkan arus lalulintas tetap akan dialihkan, kendati ada pembatasan dan pembagian waktu persembahyangan untuk penerapan protokol kesehatan (Prokes) di masa pandemi Covid-19. Pengalihan tersebut akan berlangsung dari pagi pukul 07.00 Wita sampai Upacara Pangerebongan berakhir.

Jalan WR Supratman di depan Banjar Kedaton, Desa Adat Kesiman akan ditutup. Dari sebelah timur akan dialihkan ke selatan menuju Jalan Waribang dan ke utara menuju Jalan Sulatri. Sedangkan dari barat akan dialihkan ke selatan di Jalan Sokasati dan ke utara di Jalan Surabi. "Iya besok (hari ini) akan ada pengalihan arus lalulintas dari pagi pukul 07.00 Wita sampai selesai acara," jelas Ketut Sriawan.

Dengan pengalihan arus tersebut Dishub menyiapkan 10 personel dibagi dua, yakni 5 personel pagi, dan 5 personel sore ditambah dengan gabungan pecalang dan rekan kepolisian yang akan terlibat mengatur lalulintas. "Semoga tidak membeludak, karena di masa pandemi ini harus tetap menerapkan protokol kesehatan (Prokes) ketat," ujarnya.

Dengan digelarnya kembali prosesi Ngerebong, Sriawan meminta permakluman kepada masyarakat yang akan melintas di kawasan tersebut. Sebab dipastikan akan sedikit mengganggu perjalanan pengendara karena arus lalulintas dialihkan. "Kami mohon permakluman pengalihan arus lalulintas karena prosesi upacara Pangerebongan," imbuhnya.

Prosesi upacara Ngerebong di Desa Adat Kesiman, Desa Kesiman Petilan, Denpasar Timur kembali digelar setelah dua kali dilaksanakan secara Ngubeng karena Pandemi Covid-19. Karena banyak pamangku yang kerauhan, pelaksanaannya kembali seperti semula dengan mengatur jam sembahyang pemedek.

Bendesa Adat Kesiman, I Ketut Wisna mengungkapkan pangerebongan di Desa Adat Kesiman kembali digelar seperti sebelum pandemi. Sebab, selama ini sejak masa pandemi Covid-19 melanda Bali, Pangerebongan sudah dua kali pelaksanaannya digelar secara Ngubeng. Dalam proses ngubeng tersebut, beberapa pamangku mengalami kerauhan, baik di rumahnya sendiri maupun saat keluar dari Pura Pangerebongan. Dengan kejadian tersebut, Prajuru Desa Adat Kesiman langsung melakukan paruman (rapat).

Dari hasil rapat tersebut memutuskan bahwa pangerebongan akan dilaksanakan seperti biasa, namun dengan memperhatikan protokol kesehatan (Prokes) ketat. Menurut Wisna, teknis nanti sebelum prosesi upacara dimulai biasanya dilakukan patirtan dengan membawa langsung pratima ke Pura Musen Kesiman, namun saat ini hanya dilakukan nuur tirta oleh pamangku tanpa membawa pratima. Setelah itu tirta akan dipercikkan ke pratima yang ditempatkan di Pura Agung Petilan.

Nuur Tirta nantinya akan dilakukan oleh pamangku dan serati banten serta bendesa. Tirta tersebut akan disiratkan oleh pamangku pada pratima di tempat yang khusus disediakan. "Kalau rangkaiannya biasanya pratima diiringi ke Pura Musen untuk melakukan pasucian. Tetapi sekarang pratima melinggih di Pura Petilan, nantinya yang nuur tirta pamangku," jelas Ketut Wisna.

Saat prosesi Pangerebongan, Wisna mengaku teknisnya akan dibagi. Untuk proses persembahyangan waktunya juga akan dibagi. Mulai dari pagi dari pukul 08.00 Wita sampai pukul 10.00 Wita yang sembahyang dari Desa Kesiman Kertalangu, Pukul 12.00 Wita sampai pukul 14.00 Wita dari Desa Kesiman Petilan, dan terakhir pukul 14.00 Wita sampai pukul 16.00 Wita Kelurahan Kesiman.

Setelah itu, baru akan dilakukan Ngerebong dengan rangkaian Ngurek dan Ngider Bhuana. "Kalau persembahyangan akan didahulukan soalnya kan yang bikin ramai dulu itu karena persembahyangan digabung dengan prosesinya. Kalau sekarang dikhususkan prosesinya setelah sembahyang agar tidak berkerumun. Jadi, yang sudah selesai sembahyang bisa berkumpul di wantilan sambil menonton ngerebongnya," ungkapnya.

Yang ikut nantinya dalam ngerebong terbatas, yang memegang hanya dua sampai tiga pamangku atau prajuru. Jadi tidak akan seramai kondisi normal. Masyarakat yang menonton di wantilan juga dibatasi 50 persen dari kapasitas tempat agar bisa menerapkan protokol kesehatan, khususnya sosial distancing (jaga jarak).

Dalam prosesi itu juga disiapkan tim medis dari Puskesmas yang bertugas. Pecalang juga bukan hanya desa adat yang terlibat melainkan semua banjar pengempon. "Yang terlibat dulu hanya pecalang desa adat kan cuman ada 60 orang. Nah sekarang kita minta bantuan ke banjar yang ikut ngempon. Jadi biar lebih banyak dan bisa mengurai warga yang berkerumun," tandasnya. *mis

Komentar