nusabali

RI Punya Industri Kaca Terbesar se-ASEAN

  • www.nusabali.com-ri-punya-industri-kaca-terbesar-se-asean

JAKARTA, NusaBali
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan industri kaca terbesar di Asia Tenggara akan diresmikan di Grand Batang City Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah, pada Mei mendatang.

"Siang hari ini saya mengecek kesiapan dari kawasan industri di Batang karena Mei akan ada ground breaking, peletakan batu pertama untuk industri kaca," katanya, seperti dilansir cnnindonesia.com, Rabu (21/4).

Jokowi menyebut dari total lahan 4.300 hektare yang disiapkan, baru sekitar 450 ha saja yang siap digarap saat ini. Tak hanya industri kaca, ia menyebut industri Batang juga bakal diisi oleh investor lainnya, khususnya yang bergerak di bidang teknologi, seperti industri katoda, prekursor, dan baterai cell.

Jokowi berharap industri Batang bakal menyerap tenaga kerja dan mendatangkan arus modal masuk ke RI dan menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional.

"Akan saya cek secara rutin kawasan industri Batang karena ini adalah kawasan yang sangat besar dan memiliki daya saing sangat baik, ini contoh untuk industri lain yang ada di luar dan di Pulau Jawa," bebernya.

Sebelumnya, Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebut ada perusahaan asal Korea Selatan yang bergerak di industri kaca akan merelokasi pabrik ke Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah.

Rencananya, pabrik yang akan direlokasi bernilai investasi sebesar US$330 juta atau setara Rp4,62 triliun (kurs Rp14 ribu per dolar AS). Proses relokasi pabrik akan dilakukan dalam dua tahap. Secara keseluruhan, terdapat potensi penyerapan tenaga kerja yang mencapai 1.100 orang.

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut ada tiga perusahaan yang menanamkan investasinya di Batang yaitu LG Energy Solution, KCC Glass, dan Wavin. Hitung-hitungannya, sejauh ini nilai investasi yang akan masuk di KIT Batang sekitar Rp145 triliun-Rp146 triliun.

Direktur Promosi Sektoral BKPM Imam Soejoedi menyebut demi merealisasikan niat investasi tersebut, Tim Satuan Tugas (Satgas) BKPM melakukan pendampingan langsung ke KIT Batang untuk memastikan kesiapan kawasan di tengah pandemi covid-19.

Ia menuturkan ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan perusahaan, antara lain kesiapan lahan, ketersediaan infrastruktur pendukung, termasuk suplai gas dan listrik.

Pada prinsipnya, pemerintah akan memenuhi kebutuhan perusahaan untuk dapat segera merealisasikan rencana relokasi investasinya ke Indonesia.

"Dalam kunjungan ini, kami melibatkan konsorsium pembangunan KIT Batang, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Batang dan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), agar semua pihak memiliki pemahaman yang sama atas pentingnya investasi ini segera direalisasikan," terang Imam seperti dikutip dari rilis resmi, Jumat (14/8).*

Komentar