nusabali

Air Danau Batur Mulai Diolah Jadi Air Kemasan

Prakarsa Badan Pengelola Pariwisata BUGG

  • www.nusabali.com-air-danau-batur-mulai-diolah-jadi-air-kemasan

BANGLI, NusaBali
Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark (BUGG) di Kintamani, Bangli melakukan pilot project pengolahan air Danau Batur untuk dijadikan air kemasan buat konsumsi.

Kualitas air Danau Batur yang berada di bawah mutu air bersih, diolah menggunakan sistem reverse osmosis.  Air hasil olahan reverse osmosis ini ke depan ditargetkan bisa diproduksi dalam skala besar. Buat sementara, alat produksi bertempat di Desa Buahan, Kecamatan Kintamani, Bangli yang lokasinya di tepi Danau Batur.

Direktur Badan Pengelola Pariwisata BUGG, Gede Wiwin Suyasa, menjelaskan ada beberapa hal yang mendasari upaya pengembangan pengelolaan air Danau Batur untuk menjadi air yang layak konsumsi ini. Salah satunya, untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat di sekitar Danau Batur.

Wiwin Suyasa menyebutkan, kualitas air Danau Batur memang di bawah mutu air bersih. Untuk bisa mengubah kualitas air danau, digunakan sistem reverse osmosis, yang merupakan metode penyaringan yang dapat menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan. Untuk mengoperasikan sistem reverse osmosis ini, dapat memanfaatkan sinar matahari melalui panel surya agar lebih murah.

"Teknologi ini disebut Photovolltaic Reverse Osmosis. Teknologi penyaringan air dengan membran mikro, memanfaatkan energi matahari sebagai penggerak pompa,  filter, dan jaringannya," jelas Wiwin Suyasa saat dihubungi dari Desa Buahan, Kintamani, Selasa (20/4).

Menurut Wiwin, pihaknya telah melakukan persiapan sejak September 2020 lalu. Proses diawali dengan mengidentifikasi irradiasi (paparan matahari) dan kondisi air danau melalui uji laboratorium di Laboratorium Provinsi Bali. "Untuk kegiatan ini, kami bekerja sama dengan SUN Energy Jakarta. Kemudian, lokasi produksi di wilayah Desa Buahan. Air yang sudah melalui proses reverse osmosis layak konsumsi, ini telah melewati uji coba," katanya.

Lebih lanjut,  air dana yg sudah melalui proses RO ini akan dikemas sebagai AMDK Galon,  untuk mendukung kegiatan di pura dan Puskesmas di wilayah kerja Batur UNESCO Global Geoprak yang membutuhkannya. Tahap awal, produksi air tersebut belum terlalu banyak. Namun, ke depannya ditarget air akan diproduksi dalam jumlah banyak dan dapat dikomersialkan.

Wiwin mengakui pihaknya tidak memiliki anggaran. Investasi alat ini akan dikompensasikan dengan hasil subsidi silang produksi air minum. Peruntukannya, sebagian untuk masyarakat tidak mampu dan kegiatan upacara, sebagian lagi dijual dalam bentuk air minum dalam kemasan (AMDK). "Jika diakumulasi, anggaran untuk penyediaan alat hingga proses produksi mencapai sekitar Rp 900 juta," tandas Wiwin.

Ke depaknya, seluruh masyarakat, warung, resto, dan hotel diharapkan mendukung skema subsidi silang AMDK ini. Terkait hal ini, menurut Wiwin, pihaknya akan melakukan sosialisasi dengan mengundang para Perbekel di sekitar kawasan Danau Batur. Badan Pengelola Pariwisata BUGG juga akan melaksanakan Forum Group Discussion (FGD) tentang upaya pelestarian Danau Batur, di Restoran Baruna, Desa Kedisan, Kintamani, Rabu (21/4) ini. FGD ini digelar dalam rangka menyambut Hari Bumi Sedunia yang jatuh 22 April 2021.

Ditanya terkait kendala pengembangan air danau menjadi air kemasan untuk konsumsi, menurut Wiwin, antara lain pengadaan proses pembotolan, karena diperlukan anggaran lebih. Pihaknya berharap pemerintah dapat membantu dari sisi anggaran. "Sangat perlu dukungan, semoga setelah pilot project ini terbukti berhasil, dapat dibantu anggarannya," papar Wiwin seraya menargetkan produksi air kemasan dari Danau Batur bisa dilakukan dalam skala besar, Mei 2021 mendatang.

Sementara itu, engineer Pilot Project Photovoltaic Reverse Osmosis, Laras, menjelaskan untuk pengelolaan air Danau Batur hingga siap konsumsi, melalui proses penyaringan. Proses awal, air Danau Batur dimasukan dalam tandon. Kemudian, air masuk dalam pipa untuk melalui proses penyaringan. Proses penyaringan tersebut menggunakan Pompa Membran RO. "Dalam prosesnya, alat mampu menyaring ion logam yang terkandung dalam air danau," terang Laras di Desa Buahan, Selasa kemarin.

Kemudian, air yang sudah melalui proses penyaringan kembali dipilah secara otomatis. Air yang tidak layak konsumsi akan masuk dalam pipa pembuangan, sementara air yang layak konsumsi masuk ke dalam penampungan berbahan stainless. "Air yang tidak layak akan masuk pipa yang tersambung hingga ke tanah,” jelas Laras.

Kapasitas air kemasan yang diproduksi saat ini masih terbilang kecil. Dari 1.100 liter air Danau Batur yang diproses RO dalam kurun waktu 2 jam, dihasilkan 300 liter air layak konsumsi. *esa

Komentar