nusabali

Cekcok dengan Istri, Suami Gantung Diri

  • www.nusabali.com-cekcok-dengan-istri-suami-gantung-diri

Korban meninggalkan 5 lembar surat yang ditulis sebelum gantung diri.

TABANAN, NusaBali
Selang sehari, kasus bunuh diri dengan cara gantung diri kembali terjadi di Kecamatan Marga. Kali ini kasusnya ada di Banjar Payangan Tengah, Desa Payangan, Kecamatan Marga. Korbannya adalah I Made Budi Suwantara, 40, yang ditemukan membusuk di kamarnya dalam posisi tergantung pada Senin (19/4) pukul 18.05 Wita.

Korban ditemukan meninggal dalam kondisi menggantung di kusen kamarnya menggunakan selendang warna kuning. Dia nekat melakukan aksi tersebut diduga karena memiliki masalah keluarga. Sebab, korban I Made Budi Suwantara sempat cekcok berkepanjangan dengan sang istri. Selain itu korban juga kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19. Sebelumnya korban bekerja dibidang jasa pariwisata di kawasan Lembongan, Nusa Penida Kabupaten Klungkung.

Korban juga meninggalkan 5 lembar surat yang sempat ditulis sebelum gantung diri. Isinya menyatakan ungkapan rasa kecewa atas prilaku istri dan keluarganya. Didalam surat itu pun korban meminta agar anak-anak korban dijaga dan harus tinggal di Tabanan bukan di Lembongan Nusa Penida.

Kasubag Humas Polres Tabanan Iptu I Nyoman Subagia menerangkan, sebelum ditemukan membusuk di dalam kamar, sejak bulan Januari 2021 korban cek-cok dengan istrinya Ni Made Ayu Widyantari. Hingga istrinya pergi meninggalkan korban beserta 3 anaknya ke kampungnya di Nusa Lembongan dan tidak pernah kembali ke Desa Payangan, Kecamatan Marga meskipun sudah pernah dibujuk.

Kondisi tersebut yang membuat korban beban atas masalah yang dihadapi. Hingga akhirnya keluarga korban I Putu Swecantra (saksi I) dan Ni Made Kartini (saksi II) pada Sabtu (17/4) mengajak ngobrol dan sharing terkait masalah korban.

Sembari menangis korban Made Budi Suwantra pun menceritakan masalah yang dihadapi mulai cekcok dengan istri hingga tak memiliki pekerjaan. “Keluarganya yang tinggal satu pekarangan ini menenangkan korban dengan tujuan agar korban tenang dan bijak menghadapi masalah tersebut,” beber Iptu Subagia, Selasa (20/4).

Nah, sekitar 10 menit bercerita, keluarganya Putu Swecantara dan Ni Made Kartini meninggalkan korban dengan tujuan nangkil ke pura. Tidak lama dari pura mereka pulang dan saksi II, Ni made Kartini melihat korban masuk kamar dan mengunci pintu dari dalam. “Sabtu malam itu, keluarga melihat korban ini masuk kamar dan mengunci pintu dari dalam,” imbuh Iptu Subagia.

Hanya saja, kata Iptu Subagia hingga Senin (19/4) sore korban tak dilihat keluar kamar sejak dua hari. Kecurigaan ini dirasakan oleh I Komang Oka Saputra (saksi III). “Sejak dua hari saksi tak melihat korban keluar kamar. Komang Oka Saputra pun berinisiatif mengintip dari ventilasi kamar korban hanya saja dia tak dapat melihat keberadaan korban justru mencium bau busuk,” tegasnya.

Komang Oka Saputra pun segera memberitahu keluarganya prihal adanya bau busuk dari dalam kamar korban. Karena korban tak menyahut dari dalam kamar, Putu Swecantara dan Komang Saputra mendobrak pintu kamar korban.

Betapa terkejutnya mereka melihat korban Made Budi Suwantara gantung diri di kusen kamarnya. Selain itu keluarga korban juga menemukan 5 lembar surat sebagai ungkapan rasa kecewa atas prilaku istri dan keluarganya. “Didalam surat itu pun korban meminta agar anak-anak korban dijaga dan harus tinggal di Tabanan bukan di Lembongan Nusa Penida,” bebernya.  

Menurutnya keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi dan menerima kejadian tersebut sebagai musibah. Sebab sesuai dengan hasil pemeriksaan luar, tidak ditemukan tanda kekerasan ditubuh korban dan memang murni korban bunuh diri dengan cara gantung diri. “Untuk upacara masih dilakukan rembuk oleh keluarga,” imbuh Iptu Subagia. *des

Komentar