nusabali

Masuk Bulan Puasa, Harga Ayam Melambung Tinggi

  • www.nusabali.com-masuk-bulan-puasa-harga-ayam-melambung-tinggi

SINGARAJA, NusaBali
Harga daging ayam mulai mengalami kenaikan memasuki bulan puasa. Kenaikannya pun cukup tinggi dari harga sebelumnya.

Kenaikan harga daging ayam yang mencapai 25 persen dari harga sebelumnya ini dipicu karena peningkatan konsumsi saat bulan puasa dan juga ketersediaan pasokan dari peternak menipis.

Pedagang daging ayam di pasar tradisional sejak sepekan terakhir dijatah hanya 200 ekor maksimal dari pengepul daging. Seperti yang diungkapkan Tomi Anantara pedagang daging ayam di Pasar Banyuasri, Minggu (18/4) kemarin.

Saat ini dia menjual daging ayam ekoran Rp 48.000 per kilogram, sedangkan untuk daging dada ayam Rp 50.000 per kilogram. Dia mengaku mendapatkan harga lebih tinggi dari pengepul daging, sehingga terpaksa menaikkan harga dari sebelumnya Rp 40.000 untuk daging dada dan Rp 38.000 untuk daging ayam ekoran per kilogramnya.

“Memang harganya naik, dari ayam hidupnya sudah mahal sekarang Rp 28.500 per kilogramnya. Naiknya sudah seminggu sebelum Galungan sudah naik, sekarang bulan puasa lagi dijatah, hanya bisa dapat 200 ekor per hari,” ucapnya.

Hal yang sama juga terjadi di Pasar Anyar Buleleng. Bahkan kenaikan harganya lebih tinggi. Pedagang ayam Luh Menik, menjual daging ayam ekoran Rp 50.000 per kilogramnya. Sedangkan untuk daging ayam bagian dada satu kilogramnya dia jual dengan harga Rp 55.000. “Memang lagi mahal ayamnya, masih muda-muda sudah keluar, biasanya stoknya sudah menipis,” kata Menik.

Kenaikan harga daging ayam disebut pedagang memang terjadi hampir setiap hari raya besar keagamaan. Terlebih menjelang Hari Raya Idul Fitri. Hanya saja kenaikan harga daging ayam tahun ini disebutnya sangat awal. “Mungkin karena berhimpitan dengan Galungan, biasanya dekat-dekat Idul Fitri baru naik,” imbuh Menik.

Sementara itu Kepala Dinas Koperasi Perdagangan Perindustrian dan Usaha Kecil Menangah (Diskopdagrin-UKM) Buleleng Dewa Made Sudiarta, tak memungkiri terjadi indikasi kenaikan harga karena dampak bulan puasa. Hanya saja dia belum dapat menyebutkan berapa besar peningkatan harga yang terjadi, karena evaluasi mingguan baru akan dilakukan hari ini Senin (19/4). “Kalau angka pastinya baru bisa kami pastikan besok, tetapi memang ada indikasi kenaikan harga dampak bulan puasa, karena kebutuhan konsumsinya meningkat,” jelas Kadis Sudiarta. Sedangkan untuk pasokan daging ayam di Buleleng selama ini masih dipasok peternak dari luar Buleleng, seperti dari Kabupaten Bangli dan Tabanan.

Sementara untuk bahan kebutuhan pokok lainnya seperti beras, minyak goreng, gula, telur ayam sejauh ini masih aman terkendali. Ketersediaan pasokan di distributor masih aman dan mencukupi, harganya pun disebut Kadis Sudiarta masih terkendali. *k23

Komentar