nusabali

Ekspor Bali Dihadang 3 Persoalan

  • www.nusabali.com-ekspor-bali-dihadang-3-persoalan

DENPASAR, NusaBali
Dibanding pariwisata, ekspor barang Bali masih jalan. Artinya giat ekspor masih ada.


Hanya  frekuensi dan volumenya mengalami penurunan akibat pandemi. Selain itu keterbatasan kontainer, kenaikan ocean trip dan nilai tukar atau exchange dirasa sebagai 'pengganggu' lain ekspor Bali.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia/DPW ALFI Bali Anak Agung Bagus Bayu Joni Saputra mengatakan tiga faktor itulah yang ikut menyumbang dampak terhadap ekspor Bali.

"ALFI meminta agar itu menjadi perhatian pemerintah sebagai pemegang kebijakan, " ujar pengusaha asal Desa Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Senin(12/4).

Untuk ocean trip, kenaikan hingga dua kali hingga mendekati tiga kali. Contohnya pengiriman barang dengan tujuan Amerika Serikat awalnya 3000 dollar per kontainer, naik menjadi 8000 - 9000 dollar per kontainer.

Kemudian perbedaan exchange rate. Katakanlah saat ini nilai tukar rupiah terhadap dollar Rp 14.100. Namun shipping line bisa  mengenakan rate Rp 14.900 sampai Rp 15.000 per dollar.

"Kau hanya selisihnya Rp 200 bisa kita pahami. Namun selisihnya lebih dari Rp 500 itu tinggi," ujar pria yang akrab disapa Gung Bayu Joni.

Dan keterbatasan space atau kontainer, masih terjadi sampai saat ini sehingga berpengaruh terhadap frekuensi dan volume ekspor. Keadaan itulah yang diharapkan ALFI Bali, agar benar-benar menjadi atensi pemerintah.

Ketika pariwisata kolaps, sektor perdagangan khususnya ekspor bisa membantu menyangga sedikit devisa. Apalagi kata Gung Bayu Joni, pasar handicraft Bali di luar negeri tetap terbuka.

"Maksudnya masih ada pembeli, " jelas Gung Bayu Joni yang juga Ketua Satgas Covid-19 Desa Adat Kerobokan.

Produk atau komoditas yang masih punya pasar diantaranya handicraft, baik produk kayu, anyaman, funiture dan lainnya. Sedang pasar potensial, masih Amerika Serikat, Eropa, Amerika Latin dan juga Asia.

Dibanding dengan pariwisata yang benar-benar kolaps, ekspor masih jalan. Kata Gung Bayu Joni, hal itulah yang mesti jadi perhatian. Karena bagaimanapun sektor ekspor juga menyerap tenaga kerja, mendatangkan devisa. "Intinya ekspor kita masih jalan, " ujar Gung Bayu Joni. *K17

Komentar